inilah akibatnya bila larangan allah azza wajalla di Abaikan.....Naudzu Billah
Pada pembahasan postingan ini kita akan mengangkat masalah pacaran.
Pacaran yang sudah merupakan fenomena mengejala dan bahkan sudah seperti jamur
dimusim hujan menjadi sebuah ajang idola bagi remaja . Cinta memang sebuah
anugerah, cinta hadir untuk memaniskan hidup di dunia apalagi rasa cinta kepada
lawan jenis, sang pujaan hati atau sang kekekasih hati menjadikan cinta itu
begitu terasa manis bahkan kalo orang bilang bila orang udah cita maka empedu
pun terasa seperti gula. Begitulah cinta, sungguh hal yang telah banyak menjerumuskan
kaum muslimin ke dalam jurang kenistaan manakala tidak berada dalam jalur rel
yang benar. Mereka sudah tidak tahu lagi mana cinta yang dibolehkan dan mana
yang dilarang.
Kehidupan seorang muslim atau muslimah
tanpa pacaran adalah hambar, begitulah kata mereka. Kalau dikatakan nggak usah
kamu pacaran maka serentak ia akan mengatakan ” Lha kalo nggak pacaran, gimana
kita bisa ngenal calon pendamping kita ?”. kalo dikatakan pacaran itu haram
akan dikatakan, ” pacaran yang gimana dulu.”. Beginilah keadaan kaum muda
sekarang, racun syubhat, dan racun membela hawa nafsu sudah menjadi sebuah
hakim akan hukum halal-haram, boleh dan tidak. Tragis memang kondisi kita ini,
terutama yang muslimah. Mereka para muslimah kebanyakan berlomba-lomba untuk
mendapatkan sang pacar atau sang kekasih, apa sebabnya, ” Aku takut nggak dapat
jodoh “. Muslimah banyak ketakutannya tentang calon pendamping, karena mereka
tahu bahwa perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 1 : 5. Tapi apakah jalan
pacaran sebagai penyelesaian ? Jawabnya Tidak. Bagaimana bisa, kita ikuti
selengkapnya pembahasan ini sebagai berikut, ( diambil dari buku Pacaran dalam
Kacamata Islam karya Abdurrahman al-Mukaffi)
Dikatakan beliau bahwa pacaran
dikategorikan sebagai nafsu syahwat yang tidak dirahmati oleh Allah, karena
ketiga rukun yang menumbuhkan rasa cinta menyatu di luar perkawinan. Hal ini
dilakukan dengan dalih sebagai suatu penjajakan guna mencari partner yang ideal
dan serasi bagi masing-masing pihak.
Tapi dalam kenyataannya masa penjajakan ini
tidak lebih dimanfaatkan sebagai pengumbaran nafsu syahwat semata-mata, bukan
bertujuan secepatnya untuk melaksanakan perkawinan
Hal ini tercermin dari anggapan mereka
bahwa merasakan ideal dalam memilih partner jika ada sifat-sifat sebagai
berikut :
1. Mereka merasa beruntung sekali jika selalu dapat berduaan, dan
berpisah dalam waktu pendek saja tidak tahan rasanya. Dan keduanya merasa satu
sama lain saling memerlukan.
2. Mereka merasa cocok satu sama lainnya. Karena segala permasalahan
yang sedang dihadapi dan dirasakan menjadi masalah yang perlu dicari
pemecahannya bersama. Hal ini dimungkinkan karena mereka satu dengan lainnya
merasa dapat mencapai saling pengertian dalam seluruh aspek kehidupannya.
3. Mereka satu sama lain senantiasa berusaha sekuat tenaga untuk
menuruti kemauan sang kekasih. Hal ini dimungkinkan karena perasaan cinta yang
telah tumbuh secra sempurna dengan pertautan yang kuat.
Tapi tanpa disadari, pacaran itu sendiri
telah melambungkan perasaan cinta makin tinggi. Di sisi lain pacaran menjurus
pada hubungan intim yang merusak cinta, melemahkan dan meruntuhkannya. Karena
pada hakekatnya hubungan intim dalam pacaran adalah tujuan yang hendak dicapai
dalam pacaran. Oleh karena itu orang yang pacaran selalu mendambakan
kesyahduan. Dengan tercapainya tujuan tersebut kemungkinan tuntutannya pun
mereda dan gejolak cintanya melemah. Hingga kebencian menghantui si bunga yang
telah layu, karena si kumbang belang telah menghisap kehormatan secara haram.
Tak ubahnya seperti apa yang dinginkan
oleh seorang pemuda untuk memadu cinta dengan dara jelita kembang desanya.
dalam pandangannya sang dara tampak begitu sempurna. Hingga kala itu pikiran
pun hanyut, malam terkenang, siang terbayang, maka tak enak, tidur pun tak
nyenyak, selalu terbayang si dia yang tersayang. Hingga tunas kerinduan
menjamur menggapai tangan, menggelitik sambil berbisik. Bisikan nan gemulai,
tawa-tawa kecil kian membelai, canda-canda hingga terkulai, karena asyik, cinta
pun telah menggulai. Menggulai awan yang mengawang, merobek cinta yang tinggi
membintang, hingga luka mengubur cinta…..
Bagaimana pandangan Ibnu Qoyyim tentang
hal ini ? Kata Ibnu Qoyyim, ” Hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram dan
merusak cinta. Malah, cinta diantara keduanya akan berakhir dengan sikap saling
membenci dan bermusuhan. Karena bila keduanya telah merasakan kenikmatan dan
cita rasa cinta, tidak boleh tidak akan timbul keinginan lain yang tidak
diperoleh sebelumnya. “
” Bohong !!!” Itulah pandangan mereka guna
membela hawa nafsunya yang dimurkai Allah, yakni berpacaran. Karena mereka
telah tersosialisasi dengan keadaan seperti ini, seolah-olah mengharuskan
adanya pacaran dengan bercintaan secara haram. Bahkan lebih dari itu mereka
berani mengikrarkan, bahwa cinta yang dilahirkan bersama dengan sang pacar
adalah cinta suci dan bukan cinta birahi. Hal ini didengung-dengungkan,
dipublikasikan dalam segala bentuk media, entah cetak maupun elektronika. Entah
yang legal maupun ilegal. Padahal yang diistilahkan kesucian dalam islam adalah
bukanlah semata-mata kepemudaan, kegadisan dan selaput dara saja.
Lebih dari itu, kesucian mata, telinga,
hidung, tangan dan sekujur anggota tubuh, bahkan kesucian hati wajib dijaga.
Zinanya mata adalah berpandangan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya,
zinanya hati adalah membayangkan dan menghayal, zinannya tangan adalah
menyentuh tubuh wanita yang bukan muhrim. Dan pacaran adalah refleksi hubungan
intim, dan merupakan ring empuk untuk memberi kesempatan terjadinya segala
macam zina ini.
bersabda Rasulullah:
” Telah tertulis atas anak adam nasibnya
dari hal zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tak dapat tidak. Zinanya mata
adalah melihat, zina telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berkata, zina
tangan adalah menyentuh, zina kaki adalah berjalan, zina hati adalah ingin dan
berangan-angan. Dibenarkan hal ini oleh kelaminnya atau didustakannya.”
Jika kita sejenak mau introspeksi diri dan
mengkaji hadist ini dengan kepala dingin maka dapat dipastikan bahwa segala
macam bentuk zina terjadi karena motivasi yang tinggi dari rasa tak pernah puas
sebagai watak khas makhluk yang bernama manusia. Dan kapan saja, diman saja,
perasaan tak pernah puas itu selalu memegang peranan. Seperti halnya dalam
berpacaran ini. Pacaran adalah sebuah proses ketidakpuasan yang terus berlanjut
untuk sebuah pembuktian cinta. Kita lihat secara umum tahapan dalam pacaran.
1. Perjumpaan pertama, yaitu perjumpana keduanya yang belum saling
kenal. Kemudian berkenalan baik melalui perantara teman atau inisiatif sendiri.
hasrat ingin berkenalan ini begitu menggebu karena dirasakan ada sifat-sifat
yang menjadi sebab keduanya merasakan getaran yang lain dalam dada. Hubungan
pun berlanjut, penilaian terhadap sang kenalan terasa begitu manis, pertama ia
nilai dengan daya tarik fisik dan penampilannya, mata sebagai juri. Senyum pun
mengiringi, kemudian tertegun akhirnya, akhirnya jantung berdebar, dan hati
rindu menggelora. Pertanyaan yang timbul kemudaian adalah kata-kata pujian,
kemudian ia tuliskan dalam buku diary, “Akankah ia mencintaiku.” Bila bertemu
ia akan pandang berlama-lama, ia akan puaskan rasa rindu dalam dadanya.
2. Pengungkapan diri dan pertalian, disinilah tahap ucapan I Love
You, “Aku mencintaimu”. Si Juliet akan sebagai penjual akan menawarkan cintanya
dengan rasa malu, dan sang Romeo akan membelinya dengan, “I Love You”. Jika
Juliet diam dengan tersipu dan tertunduk malu, maka sang Romeo pun telah cukup
mengerti dengan sikap itu. Kesepakatan pun dibuat, ada ijin sang Romeo untuk
datang ke rumah, “Apel Mingguan atau Wakuncar “. Kapan pun sang Romeo pengin
datang maka pintu pun terbuka dan di sinilah mereka akan menumpahkan perasaan
masing-masing, persoalanmu menjadi persoalannya, sedihmu menjadi sedihnya,
sukamu menjadi riangnya, hatimu menjadi hatinya, bahkan jiwamu menjadi
hidupnya. Sepakat pengin terus bersama, berjanji sehidup semati, berjanji
sampai rumah tangga. Asyik dan syahdu.
3. Pembuktian, inilah sebuah pengungkapan
diri, rasa cinta yang menggelora pada sang kekasih seakan tak mampu untuk
menolak ajakan sang kekasih. ” buktikan cintamu sayangku”. Hal ini menjadikan
perasaan masing-masing saling ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan diantara
keduanya. Bila sudah seperti ini ajakan ciuman bahkan bersenggama pun sulit
untuk ditolak. Na’udzubillah
Begitulah akhirnya mereka berdua telah
terjerumus dalam nafsu syahwat, tali-tali iblis telah mengikat. Mereka jadi
terbiasa jalan berdua bergandengan tangan, canda gurau dengan cubit sayang,
senyum tawa sambil bergelayutan, dan cium sayang melepas abang. Kunjungan
kesatu, kedua, ketiga, keseratus, keseribu, dan yang tinggal sekarang adalah
suasana usang, bosan, dan menjenuhkan percintaan . Segalanya telah diberikan
sang Juliet, Juliet pun menuntut sang Romeo bertanggung jawab ? Ternyata sang
Romeo pergi tanpa pesan walaupun datang dengan kesan. Sungguh malang nasib
Juliet.
Wahai para Muslimah sadarlah akan lamunan
kalian, bayang-bayang cinta yang suci, bukanlah dengan pacaran, cobalah
pikirkan buat kamu muslimah yang masih bergelimang dengan pacaran atau kalian
wahai pemuda yang suka gonta-ganti pacar. Cobalah jawab dengan hati jujur
pertanyaan-pertanyaan berikut dan renungkan ! Kami tanya :
1. Apakah kamu dapat berlaku jujur tentang hal adegan yang pernah
kamu kamu lakukan waktu pacaran dengan si A,B,C s/d Z kepada calon pasangan
yang akan menjadi istri atau suami kamu yang sesungguhnya ? Kalau tidak kenapa
kamu berani mengatakan, pacaran merupakan suatu bentuk pengenalan kepribadian
antara dua insan yang saling jatuh cinta dengan dilandasi sikap saling percaya
? Sedangkan kenapa kepada calon pasangan hidup kamu yang sesungguhnya kamu
berdusta ? Bukankah sikap keterbukaan merupakan salah satu kunci terbinanya
keluarga sakinah?
2. Mengapa kamu pusing tujuh keliling untuk memutuskan seseorang
menjadi pendamping hidupmu ? Apakah kamu takut mendapat pendamping yang setelah
sekian kali pindah tangan ? ” Aku ingin calon pendamping yang baik-baik” Kamu
katakan seperti ini tapi mengapa kamu begitu gemar pacaran, hingga melahirkan
korban baru yang siap pindah tangan dengan kondisi ” Aku bukan calon pendamping
yang baik” , bekas dari tanganmu, sungguh bekas tanganmu ?
3. Jika kamu disuruh memilih diantara dua calon pasangan hidup kamu
antara yang satu pernah pacaran dan yang satu begitu teguh memegang syari’at
agama, yang mana yang akan kamu pilih ? Tentu yang teguh dalam memegangi agama,
ya Khan ? Tapi kenapa kamu berpacaran dengan yang lain sementara kamu
menginginkan pendamping yang bersih ?
4. Bagaimana perasaan kamu jika mengetahui istri/suami kamu sekarang
punya nostalgia berpacaran yang sampai terjadi tidak suci lagi ? Tentu kecewa
bukan kepalang. Tetapi mengapa sekarang kamu melakukan itu kepada orang yang
itu akan menjadi pendamping hidup orang lain ?
5. Kalaupun istri/suami kamu sekarang mau membuka mulut tentang
nostalgia berpacaran sebelum menikah dengan kamu. Apakah kamu percaya jika dia
bilang kala itu kami berdua hanya bicara biasa-biasa saja dan tidak saling
bersentuhan tangan ? Kalau tidak kenapa ketika pacaran bersentuhan tangan dan
berciuman kamu bilang sebagai bumbu penyedap ?
6. Jika kamu nantinya sudah punya anak apakah rela punya anak yang
telah ternoda ? Kalau tidak kenapa kamu tega menyeret Ortu kamu ke dalam neraka
Api Allah ? Kamu tuntut mereka di hadapan Allah karena tidak melarang kamu
berpacaran dan tidak menganjurkan kamu untuk segera menikah.
Karena itu wahai Muslim muslimah dan kalian para pemuda kembalilah ke fitrah semula.
Fitrah yang telah menjadi sunattullah, tidak satupun yang lari daripadanya
melainkan akan binasa dan hancur.
Inti dari pembahasan ini adalah “PACARAN
ITU HARAM”, Akan ane lanjutkan pembahasanya pada "PACARAN PART 2",
tunggu jam tayangnya ya...he..he..
Wallohu A'lam Wa ilahi Musta'an
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan menuliskan komentar dulur pada opsi Google/Blogger untuk dulur yang memiliki akun Google/Blogger.
Silahkan pilih account yang sesuai dengan blog/website dulur (LiveJournal, WordPress, TypePad, AIM).
Pada opsi OpenID silahkan masukkan URL blog/website dulur pada kotak yang tersedia.
Atau dulur bisa memilih opsi Nama/URL, lalu tulis nama dulur dan URL blog/website dulur pada kotak yang tersedia.
Jika dulur tidak punya blog/website, kolom URL boleh dikosongkan.
Gunakan opsi 'Anonim' jika dulur tidak ingin mempublikasikan data dulur. (sangat tidak disarankan). Jika komentar dulur berupa pertanyaan, maka jika dulur menggunakan opsi ini tidak akan ditanggapi. Afwan , salam Ukhuwah.
Sunni Muda
----------------------------------