pertanyaan :
Indah Azza
lafadz AN ADAI FARDLIS SYAHRI ROMADONA apaAN ADAI FARDLIS SYAHRI ROMADONI?Tolong jelasain dan ibarohnya+ditarjemahkan
Amak Alaudin
Masalah ini Sebenarnya sudah maslah yang tidak asing telianga kita, memang terjadi 2 pendapat (ROMADHONA DAN ROMADHONI) namun yang intinya adalah ROMADHONI Lebih Kuat Dari pada ROMADHONA.
Pendapat ke 1 (RAMADHONI) :
1. Apakah ada masalah? Tidak ada. Yang menjadi masalah adalah Nahwu atau tatabahasa yang kita pakai. Mengapa banyak orang membaca "Ramadhana", padahal jelas-jelas RAMADHANA adalah mudhof ilaih (yang ditumpangi). Mudhof ilaih adalah kata yang ditumpangi oleh kata sebelumnya yaitu SYAHRI. Setiap mudhoif ilaih (yang ditumpangi) jelas harus jar (kasrah). Jadi di sini sangat jelas niat itu harus dirubah lafaznya menjadi: RAMADHANI. "Nawaitu Shouma Ghodin 'An Adaa'i Fardhi Syahri RAMADHAANI Hazihis Sanati Lillahi Ta'ala".Dasar :
وأكمالها أي النية : نويت عن أداء فرض رمضان ( بالجار للإضافة لما بعده) هذه السنة لله تعالى .......Mahalus syahid :“Romadhoni” dengan jer karena Idhofah pada lafadz sebelumnya
ASSANATU-ASSANATA-ASSANATI (yang artinya "tahun") adalah zharaf zaman (kata keterangan waktu), tapi dia kedudukannya sebagai mudhof ilaih dari ROMADONI.
2. bahwa ROMADONI tetap harus dibaca ROMADONI. kedudukan ROMADON hanya sekedar mudhof ilaih itu tidak apa-apa. Dia harus ROMADONA. Tapi kalau dia diidofatkan lagi dan dia berkedudukan menjadi mudhof sedangkan kata sesudahnya mudhof ilaih, dia wajib kasrah. Alias ROMADONI.
Kalau di i’robi kurang lebihnya begini :
ada'i=mudhof
syahri=mudhof ilaih
syahri=mudhof
romadona=mudhof ilaih
romadoni=mudhofhazihis
sanati=mudhof ilaih
3. kata Romadhon pada niat puasa, apakah dibaca Romadhona atau Romadhoni. Sebetulnya kedua-duanya dibaca jer/jar. Cuma, Romadhona alamat (tanda) jar-nya fathah dengan Alasan dia isim ghair munsarif/ghair muawwan. Romadhon dibaca Romadhona ini sudah berlaku umum dimasyarakat. Sampai kemudian belakang ini, para ahli tata bahasa Arab (nahwiyyin) Menemukan bahwa kurang tepat Romadhon pada niat puasa dibaca Romadhona, karena selain menjadi mudhof ilaih dia juga menjadi mudhof untuk kalimat Hadzihi (ini bukan zhorof tetapi isim isyarah) yang berkedudukan sebagai mudhof ilaih dari kata Romadhon. Maka dengan begitu, Romadhon dibaca Romadhoni, dengan tanda jar-nya kasrah bukan fathah.
4. Saya kira alasan itu (ROMADHONA) tidak kuat, karena Ramadhani tadi di-idhofatkan pula pada lafaz sesudahnya, yaitu HAZIHIS SANATI. Karena di sini sudah tidak ada faktor (illat) yang mengharuskan dibaca fathah, maka alasan itupun gugur. Artinya, lafaz itu sudah tidak lagi musti dibaca fathah ketika diidofatkan. Jadi, yang benar adalah RAMADHANI.
_______________________________
Pendapat ke 2 (RAMADHANA) :
_______________________________
1. RAMADHANI dibaca RAMADHANA karena RAMADHANI termasuk isim ghair munsharif (isim yang tidak menerima tanwin). Mengapa dia menjadi isim ghair munsharif sehingga tidak bisa menerima tanwin? Karena dia alami dan ziyadah alif-nun (kata benda dan mendapat tambahan dua huruf yaitu alif dan nun).
ROMADON adalah isim ghair munsharif, dan apabila dijarkan harus dibaca fathah Kecuali bila ditambah Alif dan Lam dan idhofat!! Jadi bukan Alif Lam saja.Dasar :
وَجُرَّ بِالْفَتْحَةِ مَا لاَ يَنْصَرِفْ * مَا لَمْ يُضَفْ أَوْ يَكُ بَعْدَ أَلْ رَدِفْ
Setiap Isim yang tidak Munshorif dijarrkan dengan Harakah Fathah, selama tidak Mudhof atau tidak jatuh sesudah AL. (bab mu’rob dan mabni bait ke )
2. kalimat (kalimat dalam bahasa arab adalah “kata” dalam bahasa Indonesia) "hazihi" adalah isim isyarah, tetapi yang kita bahas kan tarkibnya (susunannya) bukan kalimat perkalimat. Klo misalnya saya ditanya "hazihi" ini isim apa? maka akan saya jawab ini isim isyarah, tetapi klo saya ditanya apa kedudukan kalimat "hazihi" dalam jumlah ini (jumlah adalah kalimat dalam bahasa Indonesia), maka saya akan menjawab ini adalah dharaf (dharaf adalah keterangan tempat atau masa, tapi ini dalam pengertian ilmu nahwu bukan ilmu sharaf) karena kalimat "hazihi" yang kemudian diikuti dengan kalimat "al-sanati" menunjukan masa dilaksanakannya puasa yang berarti tahun ini. Jadi "hazihi" bukan mudlaf ilaih untuk kalimat sebelumnya dan juga bukan mudlaf untuk kalimat sesudahnya. Bahwa kalimat "hazihi" dan "al-sanati" bukan bentuk idhafah (gabungan kalimat) tetapi kalimat "al-sanati" adalah badal (pengganti) dari kalimat "hazihi, karena setiap isim isyarah yang kemudian diikuti dengan isim ma'rifat atau lebih tepatnya dengan isim yang disertai alif lam, maka isim tersebut adalah badal dari isim isyarahnya. Sedang, apabila setelah isim isyarah adalah isim nakirah maka isim tersebut menjadi khabar dari isim isyarah tersebut. silakan dibuka di kitab Majmu' Durus al-Arabiyah bab isim isyarah atau di Alifiyah juga ada tapi babnya saya lupa.
3. kalimat "ramadlan" tetap menggunakan tanda jar fathah. mengapademikian? karena kalimat "ramadlan" tidak dimasuki alif lam, jadi isim ghairu munsharifnya tidak gugur walaupun diidhafahkan dengan kalimat sebelumnya,kecuali klo dimasuki alif lam maka ke-gharu munsharifannya akan gugur dan menjadi isim biasa yang tanda jernya menggunakan kasrah."hazihissanati" bukan mudhof ilaih tapi dhorof jadi jadi "ramadlan" tetap dibaca jer dengan tanda fathah.
Thowiq Menuju Surga
menurut saya AN ADAI FARDLISYAHU ROMADLOONI. dibaca jer karna menjadi mudlof ilahnya lafadl SYAHRI. dan di alamti dengan kasroh karna lafadl ROMADLOON mudlof pd lafadl setelahnya yaitu lafadl HADZIHIS SANATI, ta'bir dari kitab fathul mu'in ( وأكمالها أي النية : نويت عن أداء فرض رمضان ( بالجار للإضافة لما بعده) هذه السنة لله تعالى .......ه
Krici-an Wae
Mutafaq..dgn Jwbn Dr Kyai Thofiq..jg Dgn Bab Idzofah..jg Di Trgkan Dlm Kt Bajuri
Kalo Bicra Dgn Bacaan ROMADZONA , Mari Bersama2 Buka Alfiyah Ibnu Malik, Bab Ghuiru Munshorif
Aslim Tas'ad Al Khusaini
KALO dibaca fathah ROMADONA, berarti kalimat sesudahnya bukan mudof ileh.tetapi berdiri sendiri jd dorof.jadi dibaca HADZIHIS SANATA bin nasbi
ini terjadi krna romadona bukan dimudofkan, jadinya masih utuh sifat ghoiru munsorifnya
Dheewie AL
HA AN ADAI FARDHI SYAHRI ROMADHONA bukan romadhoni krn jd mudof ileh dan itu isim ghoiru munshorif jadi alamat jer nya dengan fathah. Mohon di koreksi admin
Ajid Aziz Al-Abbasiyy
Kang Amak@Benr kuwi. Jawabannya sudah panjang, lebar dan benar. Kalau mau pake "Romadloona" boleh saja, asal jangan ditambah hadzihi sanati.
Lafal niyatnya jadi begini: NAWAITU SHOUMA GHODIN 'AN ADAAI FARDLI SYAHRI ROMADLOONA LILLAAHI TA'AALAA (tanpa haadzihis sanati).
Saya tambahkan. Niat puasa paling sedikit dan sah adalah sbb: NAWAITU SHOUMA ROMADLLOONA. (Saya niyat puasa Romadlon). Bisa dilihat di Fat'ul Muin.
Ahmad Faqih
Bungkus..Saya cuman mau nambahin dari komen't nya kang yai@ajid aziz.."FA-AQOLLUNNIYYATI AL-MUJZIATI=(NAWAITU SHOUMA ROMADLONA)"WALAO BIDUUNIL-FARDLI A'LAL-MU'TAMADI SHOHAHAHU FIL-MAJMUU'I TAB'AN LIL-AKTSARIINA."LIANNA SHOUMA ROMADLONA MINAL-BAALIGI LAA-YAQO'U ILLA FARDLON."i'anah hlmn 224 juz 2.
Hehehe...Ok kang@yai ajid aziz..Lagi saya jg..Pulang krja disediain kopi..Ma'yuuuussss-yus.Kang yai@amak alauddin dan yai@adjinside monggo2xdikopi dulu..hehehe.Panasssss......
KESIMPULAN :
ROMADHONI Lebih Kuat Dari pada ROMADHONA.
9 komentar:
pada jawaban nomor 1, terdapat keterangan: Setiap mudhoif ilaih (yang ditumpangi) jelas harus jar (kasrah).
menurut kami kurang tepat kl harus jar dengan kasroh. namun Kl mudhof ilaih harus jar bettul sekali, tapi tidak harus dengan kasroh, yakni bisa jg dengan fatthah pada isim ghoiru munshorif. sedangkan isim ghoiru munshorif tidak rusak karena jadi mudhof ilaih.
Rusaknya isim ghoiru munshorif ato menjadi munsorif salah satunya kl diMudhofkan--bukan mudhof Ilaih. jadi, romadhoni (yg jg memang mudhof ilaih dari syahri) harus jar dengan kasroh disebabkan Mudhof pada hadihissanati, yakni, bukan karna mudhof ilaih dari syahri,
simpel, pertanyaannya, kenapa selama bertemu bln romadhon, pakenya niat romadona?..... terimakasih
Lalu bagaimana hukumnya kalau di baca ROMADHONA? berdoalah??? mhn penjelasannya
Kalau di baca ROMADHONA apakah berdosa, atau haram ? Mhn penjelasanya yai.
Menurut ilmu nahwu, tidak ada peluang dibaca ramadhana, karena akan memutus idhofah. Kalo mau dipaksakan ramadhana, maka mesti dibaca hadzihis sanata sabagai dzorf. Namun dari segi makna masih kurang ta'yin. Begitu dalam ianatut thalibin.
I'rabnya
'An adaai :jar dan majurur (wahuwa mudhof).
Fardi syahri ramadhani hadzihis sanati : mudhof dan mudhof ilaih yang ulang ulang (tataabu' al idhofat).
Sanati : dibaca jar sebagai athaf bayan dari hadzihi.
I'rabnya
'An adaai :jar dan majurur (wahuwa mudhof).
Fardi syahri ramadhani hadzihis sanati : mudhof dan mudhof ilaih yang ulang ulang (tataabu' al idhofat).
Sanati : dibaca jar sebagai athaf bayan dari hadzihi.
Menurut ilmu nahwu, tidak ada peluang dibaca ramadhana, karena akan memutus idhofah. Kalo mau dipaksakan ramadhana, maka mesti dibaca hadzihis sanata sabagai dzorf. Namun dari segi makna masih kurang ta'yin. Begitu dalam ianatut thalibin.
kalo dibaca "Romadona" sebagai mudof ileh terakhir, dan "hadihis sanati" sebagai badal gimana ? , sekalian mohon ditarjimkan yang saya maksud tersebut. terima kasih
Posting Komentar
Silahkan menuliskan komentar dulur pada opsi Google/Blogger untuk dulur yang memiliki akun Google/Blogger.
Silahkan pilih account yang sesuai dengan blog/website dulur (LiveJournal, WordPress, TypePad, AIM).
Pada opsi OpenID silahkan masukkan URL blog/website dulur pada kotak yang tersedia.
Atau dulur bisa memilih opsi Nama/URL, lalu tulis nama dulur dan URL blog/website dulur pada kotak yang tersedia.
Jika dulur tidak punya blog/website, kolom URL boleh dikosongkan.
Gunakan opsi 'Anonim' jika dulur tidak ingin mempublikasikan data dulur. (sangat tidak disarankan). Jika komentar dulur berupa pertanyaan, maka jika dulur menggunakan opsi ini tidak akan ditanggapi. Afwan , salam Ukhuwah.
Sunni Muda
----------------------------------