Berhati-Hatilah Dengan Golongan Salafiyyah (Palsu) Wahhabiyyah Al mujassimah
CIRI-CIRI GOLONGAN SALAFIYYAH WAHHABIYYAH
ULAMA' WAHHABI :
Diantara tokoh yang menjadi rujukan mereka Adalah :
1) Ibnu taimiyyah (Namun Ibnu Taimiyyah sendiri tidak se ektrim Wahhabi)
2) Ibnu Qoyyim al jauzi (Ibnu Qoyyim Juga Tidak Se ektrim Wahhabi)
3) Muhammad Bin Abdul Wahhab
4) Muhammad Nasiruddin al-Albaani
5) Ibnu baz
6) Ibnu Utsaimin
7) Shalih Al-Fauzan
BIDANG AQIDAH
1.Membahagikan Tauhid kepada 3 Kategori :
(i)Tauhid Rububiyyah : Dengan Tauhid ini, mereka mengatakan bahwa kaum musyrik Mekah dan orang-orang kafir juga mempunyai Tauhid.
(ii)Tauhid Uluhiyyah : Dengan Tauhid ini, mereka menafikan Tauhid umat Islam yang bertawassul, beristighosah dan bertabarruk sedangkan ketiga-tiga perkara tersebut diterima oleh mayoritas ulama’ Islam khusunya ulama’ empat mazhab.
(iii)Tauhid Asma’ dan Sifat : Tauhid versi mereka ini boleh menjerumuskan seseorang ke lembah tashbih (penyerupaan) dan tajsim (penjisiman)
i. Menterjemahkan istawa sebagai bersemayam/bersila
ii. Merterjemahkan yad sebagai tangan
iii. Menterjemahkan wajh sebagai muka
iv. Menisbahkan jihah (arah) kepada Allah (seperti arah atas – jihah ‘ulya)
v. Menterjemah janb sebagai lambung/rusuk
vi. Menterjemah nuzul sebagai turun dengan zat
vii. Menterjemah saq sebagai betis
viii. Menterjemah asabi’ sebagai jari-jari, dll
ix. Menyatakan bahwa Allah SWT mempunyai "surah" atau rupa [Belakangan Ini]
x. Menambah bi dzatihi haqiqatan [dengan zat secara hakikat] di akhir setiap ayat-ayat mutashabihat, sedangkan penambahan itu tidak ada di dalam al-Qur'an dan al-Sunnah. Imam al-Zahabi sendiri mengkritik gurunya, Ibnu Taymiyyah berkenaan masalah ini di dalam Siyar A'lam al-Nubala' [Rujuk kitab yang ditahqiq oleh bukan Wahhabi Karena Wahhabi membuang kritikan ini dalam terbitan mereka] [Belakangan Ini]
xi. Sebagian golongan Mujassimah menyatakan bahwa Allah (Rujuk Kitab Ibthal al-Ta'wilat oleh Abu Ya'la al-Farra' yang telah diterbitkan semula oleh "tangan-tangan Tajsim dan Tashbih" - Penulis mempunyai buku seorang alim Al-Azhari yang mengarang kitab menolak kitab tersebut): [Belakangan Ini]
• mempunyai gusi (اللثة) dan gigi gerham (الأضراس) [Belakangan Ini]
• akan "duduk" bersama Nabi Muhammad SAW di atas arash [Belakangan Ini]
• mempunyai mulut (الفم) [Belakangan Ini]
2.Tafwidh yang digembar-gemburkan oleh mereka adalah bersalahan dengan tafwidh yang dipegang oleh ulama’ Ashy'ariyah.
3.Memahami ayat-ayat mutashabihat secara dhahir tanpa uraian dan penjelasan terperinci dari ulama’ mu’tabar (aimmatul madzahib)
4.Menolak Ashya’irah dan Maturidiyyah yang merupakan panutan mayoritas ulama’ Islam dalam perkara Aqidah
5.Sering mengkrititik Ashy'ariyah bahkan sehingga mengkafirkan Ashya’irah
6.Menyamakan Ashyai’rah dengan Mu’tazilah dan Jahmiyyah atau Mua’ththilah dalam perkara mutashabihat
7.Menolak dan menganggap pengajian sifat 20 sebagai satu konsep yang bersumberkan falsafah Yunani dan Greek
8.Bersembunyi di sebalik mazhab Salaf
9.Golongan mereka ini dikenali sebagai al-Hashwiyyah, al-Karramiyyah, al-Mushabbihah, al-Mujassimah atau al-Jahwiyyah dikalangan ulama’ Ahli Sunnah wal Jama’ah
10.Sering membuat tipu daya bahwa kononnya Abu Hasan Al-Ash’ari telah kembali ke mazhab Salaf setelah bertaubat dari mazhab Ashy'ariyah
11.Mendakwa kononnya ulama’ Ashy'ariyah tidak betul-betul memahami faham Abu Hasan al-Asha’ri, bahkan sering mendakwa konon mereka adalah pengikut Imam Abu al-Hasan al-'Ash'ari yang benar. Sungguh lucu klaim dan dakwaan semacam ini [Belakangan Ini]
12.Menolak ta’wil dalam bab Mutashabihat
13.Sering mendakwa bahwa kebanyakan umat Islam telah jatuh ke kancah syirik (dimana dosanya tidak di ampuni oleh Allah)
14.Mendakwa bahwa amalan memuliakan Rasulullah SAW (seperti membaca sholawat ad diba'i,simtud duror DLL) dapat membawa kepada kemusyrikan
15.Tidak boleh mengambil ibroh/hikmah sejarah makam para anbiya’, ulama’ dan solihin dengan dakwaan menghindari syirik
16.Kefahaman yang salah berkenaan syirik sehingga sangat mudah menghukum dan memvonis orang sebagai membuat amalan syirik
17.Menolak tawassul, tabarruk dan istighathah
18.Mengganggap tawassul, tabarruk dan istighathah sebagai sebagai cabang-cabang syirik
19.Memandang remeh dan merendahkan kelebihan-kelebihan (karamah) para awliya’
20. Menyatakan bahwa ibu bapa dan datuk Rasulullah SAW tidak terselamat dari azab api neraka.
21. Mengharamkan mengucap "radiallahu anha" bagi ibu Rasulullah SAW, Sayyidatuna Aminah [Belakangan Ini]
22. Menamakan Malaikat Maut sebagai 'Izrail adalah bid'ah [Belakangan Ini] - Fatwa Soleh Uthaymin
SIKAP DAN PRILAKU
1.Sering membid’ahkan amalan umat Islam bahkan sampai ke tahap mengkafirkan mereka (TAKFIR)
2.Mengganggap diri mereka sebagai mujtahid atau berlagak seperti para mujtahid walaupun tingkat ilmu mereka belum memadai (walaupun tidak layak)
3.Sering mengambil hukum secara langsung dari al-Quran dan hadis (tanpa mempertimbangkan qoul para imam empat madzhab, hal ini karena mereka sudah merasa sebagai mujtahid )
4.Sering memperolok dan menjelekkan ulama’ pesantren dari golongan Syafi'iyyah dan juga golongan agama yang lain (Wahhabi di indonesia).
5.Ayat-ayat al-Quran dan Hadis yang ditujukan kepada orang kafir sering ditafsiri dan di voniskan ke orang Islam (sungguh tidak layak).
6.Memaksa orang lain berpegang dengan pendapat mereka walaupun pendapat mereka itu shazz (janggal).
7. Bersikap "taqiyyah" apabila dirasakan perlu. Fatwa mereka berbeda apabila berbicara di hadapan masyarakat umum dengan pengajian khusus bersama mereka [Belakangan Ini].
8. Apabila mereka sedikit dan tidak berkuasa, mereka melontarkan slogan "Berlapang dada", namun apabila jumlah mereka banyak dan berkuasa mereka melontarkan slogan "Meghilangkan Bid'ah" [Sikap ini diambil berdasarkan kata-kata para ulama' Mekah yang memerhatikan sikap Wahhabi di Mekah sewaktu permulaan perkembangan mereka sampai kini.][Belakangan Ini].
9. Apabila mereka menerima tentangan daripada mayoritas ulama', mereka menyatakan itu adalah asam garam dalam perjuangan. Sedangkan para ulama' menyatakan bahwa apabila sesuatu itu ditolak oleh mayoritas para ulama', maka itu adalah tanda-tanda kesesatan, kepelikan dan kejanggalan (shadzz) atau ketergelinciran (zallah) Karena para ulama' umat Nabi Muhammad SAW tidak akan bersepakat di dalam kesesatan seperti hal nya yang disebut di dalam hadis Rasulullah SAW [Belakangan Ini]
ULUM HADITS
1.Menolak beramal dengan hadis dhaif
2.Penilaian hadis yang tidak sama dengan ulama’ hadis yang lain
3.Mengagungkan Nasiruddin al-Albani di dalam bidang ini [walaupun beliau tidak mempunyai sanad bagi menyatakan siapakah guru-guru beliau dalam bidang hadis. Bahkan sudah menjadi rahasia umum mengetahui bahwa beliau tidak mempunyai guru dalam bidang hadis dan diketahui bahwa beliau belajar hadis secara sendiri (otodidak) dan ilmu jarh dan ta’dil beliau adalah mengikut Imam al-Dhahabi].
4.Sering menganggap hadis dhaif sebagai hadis mawdhu’ [mereka mengumpulkan hadis dhaif dan palsu di dalam satu kitab atau bab seolah-olah kedua kategori hadis tersebut adalah sama]
5.Pembahasan hanya kepada sanad dan matan hadis, dan bukan pada makna hadis. Oleh Karena itu, perbincangan syawahid tidak di-jadikan pertimbangan
6.Perbincangan hanya terhadap kepada riwayah dan bukan dirayah.
ULUM QURAN
1.Menganggap tajwid sebagai menyusahkan dan tidak perlu (Sebagian Wahhabi di Malaysia ) [dan sebenarnya terdapat beberapa "ulama' Saudi" yang menyatakan tajwid itu bukanlah sunnah, tetapi bid'ah. Namun mayoritas "ulama' Saudi" tidak bersetuju dengan kata-kata mereka].[Belakangan Ini]
2. Mendakwa ayat-ayat mutashabihat sebagai ayat muhkamat. [Belakangan Ini]
FIQH
1.Menolak faham bermazhab kepada imam-imam yang empat; pada hakikatnya mereka bermazhab “TANPA MAZHAB”
2.Mencampurbaurkan amalan empat mazhab dan pendapat-pendapat lain sehingga membawa kepada talfiq yang haram
3.Memandang amalan bertaqlid sebagai bid’ah; kononnya mereka berittiba’ (padahal cara belajar mereka melalui buku-buku terjemahan)
4.Sering mengungkit soal-soal khilafiyyah
5.Sering menggunakan dakwaan ijma’ ulama dalam masalah khilafiyyah
6.Sering mendakwa bahwa amalan mereka merupakan hasil ijma’ ulama’
7.Menganggap apa yang mereka amalkan adalah sunnah dan pendapat pihak lain adalah bid’ah
8.Sering mendakwa orang yang bermazhab sebagai taksub mazhab (fanatisme madzhab), sedangkan mereka taksub kepada Ibnu Taymiyyah, Ibnu al-Qayyim al-Jawziyyah dan Muhammad Ibn Abdul Wahhab [Belakangan Ini].
9.Salah faham terhadap makna bid’ah yang menyebabkan mereka mudah membid’ahkan orang lain
10.Sering berhujah dengan al-tark, sedangkan al-tark bukanlah satu sumber hukum
11.Mempromosikan mazhab fiqh baru yang dinamakan sebagai Fiqh al-Taysir, Fiqh al-Dalil, Fiqh Musoffa, dll [yang jelas terkeluar daripada fiqh empat mazhab]
12.Sering menawarkan agar hukum ahkam fiqh dipermudahkan dengan menggunakan hadis “Yassiru wa la tunaffiru” sehingga pemahaman ini akan menjerumuskan pada tatabbu’ al-rukhas (mengikuti yang ringan-ringan) bahkan lebih parah dari itu.
13.Sering mengatakan bahwa fiqh empat mazhab telah ketinggalan zaman
NAJIS
1. Sebagian daripada mereka sering mempertikaikan dalil bagi kedudukan babi sebagai najis mughallazah
2. Menyatakan bahwa bulu babi itu tidak najis Karena tidak ada darah yang mengalir [Belakangan Ini]
WUDLU DAN TAYAMUM
1. Tidak menerima konsep air musta’mal
2. Bersentuhan lelaki dan perempuan tidak membatalkan wudhu’
3. Membasuh kedua belah telinga dengan air basuhan rambut dan tidak dengan air yang baru.
4. Kaifiyyat Tayammum yang mereka pilih adalah : Tepuk sekali dan sapu muka serta kedua pergelangan tangan saja (tanpa perlu sampai ke siku). [Belakangan Ini]
Adzan
1. Adzan juma’at sekali; azan kedua ditolak
Sholat
1. Mempromosi “Sifat Solat Nabi صلى الله عليه و سلم’, dengan alasan kononnya solat berdasarkan fiqh mazhab adalah bukan sifat solat Nabi SAW yang benar.
2. Menganggap lafaz usolli (melafalkan niat/talafudzun niat) sebagai bid’ah yang keji (padahal 26 ulama dari berbagai ulama madzhab menyatakan sunnah)
3. Berdiri secara terkangkang ataupun seperti huruf Y terbalik yang menyalahi konsep berdiri secara iktidal (lurus dan sederhana) [Belakangan Ini]
4. Tidak membaca ‘Basmalah’ secara jahar (keras)
5. Menggangkat tangan sewaktu takbir pada paras bahu
6. Meletakkan tangan di atas dada sewaktu qiyam (berdiri)
7. Menganggap perbedaan antara lelaki dan perempuan dalam solat sebagai perkara bid’ah (Sebagian Wahhabiyyah Malaysia )
8. Menganggap qunut Subuh sebagai bid’ah
9. Menggangap penambahan “wa bihamdihi” pada tasbih ruku’ dan sujud adalah bid’ah
10. Menganggap menyapu muka selepas solat sebagai bid’ah - Fatwa Soleh Usthaymin
11. Solat tarawih hanya 8 rakaat; yang lebih parah lagi, mengatakan solat tarawih itu sebenarnya adalah solat malam (solatul-lail) seperti yang dibuat pada malam-malam biasa.
12. Zikir jahar di antara rakaat-rakaat solat tarawih dianggap bid’ah
13. Tidak ada qadha’ bagi solat yang sengaja ditinggalkan
14. Menganggap amalan bersalaman selepas solat adalah bid’ah - Fatwa Soleh Usthaymin
15. Menggangap lafaz sayyiduna (taswid) dalam solat sebagai bid’ah
16. Mereka Menggerak-gerakkan jari sewaktu tahiyyat awal dan akhir
17. Boleh jama’ dan qasar walaupun kurang dari dua marhalah
18. Memakai jubah dengan singkat yang melampau
19. Menolak sembahyang sunat qabliyyah sebelum Jumaat
20. Menolak konsep sembahyang menghormati waktu [li hurmah al-waqt] [Belakangan Ini]
21. Menolak konsep fidyah sembahyang walaupun umum mengetahui ia adalah pendapat mazhab Hanafi dan pendapat dhaif di dalam mazhab Shafie. [Belakangan Ini]
DOA,DZIKIR DAN BACAAN AL QURAN
1. Menggangap doa secara berjama'ah selepas solat sebagai bid’ah
2. Menganggap zikir dan wirid berjama'ah selepas sembahyang atau pada bila-bila masa sebagai bid’ah
3. Mengatakan bahwa membaca “Sodaqallahul-‘azim” selepas bacaan al-Quran adalah bid’ah - Fatwa Ibn Baz
4. Menyatakan bahwa doa, zikir dan sholawat yang tidak ada dalam al-Quran dan Hadis sebagai bid’ah. Sebagai contoh mereka menolak Dala’il al-Khayrat, Solawat al-Syifa’, al-Munjiyah, al-Fatih, Nur al-Anwar, al-Taj, dll, bahkan dikatakan semua itu bertentengan dengan Aqidah Islam [Belakangan Ini]
5. Menganggap amalan bacaan Yasin pada malam Jumaat sebagai bid’ah yang haram - dengan alasan "Jangan diiktikadkan wajib" [Belakangan Ini]
6. Mengatakan bahwa sedekah atau pahala tidak sampai kepada orang yang telah wafat
7. Mengganggap penggunaan tasbih (Alat Untuk menghitung jumlah dzikir) adalah bid’ah
8. Mengganggap zikir dengan bilangan tertentu seperti 1000 (seribu), 10,000 (sepuluh ribu), dll sebagai bid’ah, tetapi kalau tidak berzikir atau lalai (al-ghaflah) tak mengapa ??!!!, bahkan lebih baik seperti itu (tidak berdzikir) [Belakangan Ini]
9. Menolak amalan ruqiyyah shar’iyyah dalam perobatan Islam seperti wafa’, azimat, dll
10. Menolak zikir isim mufrad (dalam thoriqoh qodiriyah dan naqsabandiyah di kenal dengan istilah ismu dzat) yakni lafad : Allah.... Allah....
11. Melihat bacaan Yasin pada malam nisfu Sya’ban sebagai bid’ah yang haram
12. Sering menafikan dan mempertikaikan keistimewaan bulan Rajab dan Sya’ban
13. Sering mengkritik kelebihan malam Nisfu Sya’ban
14. Mengangkat tangan sewaktu berdoa’ adalah bid’ah
15. Mempertikaikan kedudukan solat sunat tasbih
16. Berusaha mengharamkan wirid-wirid yang terkandung di dalam kitab "Majmu' Sharif " bahkan al adzkar karya imam nawawi (ulama syafi'i) [Belakangan Ini]
17. Menyatakan bahwa mencium al-Quran adalah bid'ah terkeji [Belakangan Ini] - Fatwa Soleh Usthaymin
PENGURUSAN JENASAH DAN QUBUR
1. Menganggap amalan menziarahi maqam Rasulullah SAW, para anbiya’, awliya’, ulama’ dan solihin sebagai bid’ah dan solat tidak boleh dijama’ atau qasar dalam ziarah seperti ini (karena perjalanan-nya di anggap sebagai perjalanan maksiat)
2. Mengharamkan wanita menziarahi kubur
3. Menganggap talqin sebagai bid’ah
4. Mengganggap amalan tahlil dan bacaan Yasin bagi kenduri arwah sebagai bid’ah yang haram
5. Tidak membaca doa’ selepas solat jenazah
6. Sebagian ulama’ mereka menyeru agar Maqam Rasulullah SAW dikeluarkan dari masjid nabawi atas alasan menjauhkan umat Islam dari syirik
7. Menganggap kubur yang bersebelahan dengan masjid adalah bid’ah yang haram
8. Doa dan bacaan al-Quran di perkuburan dianggap sebagai bid’ah
MUNAKAHAT (PERNIKAHAN)
1. Talak tiga (3) dalam satu majlis adalah talak satu (1)
MAJLIS PERAYAAN SECARA BERJAMA'AH
1. Menolak sambutan Mawlid Nabi, bahkan yang lebih teruk lagi menyamakan sambutan Mawlid Nabi dengan perayaan Kristian bagi nabi Isa a.s.
2. Menolak amalan marhaban
3. Menolak amalan barzanji.
4. Berdiri ketika bacaan mawlid adalah bid’ah
5. Menolak sambutan Ma’al Hijrah, Isra’ Mi’raj, dll.
HAJI DAN UMROH
1. Mencoba mengalihkan "Maqam Ibrahim عليه السلام" namun usaha tersebut telah dipatahkan oleh al-Marhum Sheikh Mutawalli Sha'rawi ketika itu [Belakangan Ini].
2. Menghilangkan tanda telaga zam-zam untuk Mengelak oleh orang yang bertawaf ketika sedang bertawaf [sekarang tanda tersebut hendak dibuat semula] [Belakangan Ini].
3. Mengubah tempat sa'ie di antara Sofa dan Marwah (Namun Hal ini yang mendapat tentangan ulama' Islam dari seluruh dunia) [Belakangan Ini - dan Khilafiyyah di antara para ulama' kontemper].
4. Nama "Hajar Ismail" bagi bagian sisi Ka'bah adalah bid'ah dan tidak harus (wajib) [Belakangan Ini] - Fatwa Soleh Usthaymin
PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN
1. Ramai para professional menjadi ‘ustadz-ustadz’ mereka (di Malaysia)
2. Ulama’ yang sering menjadi rujukan mereka adalah:
a. Ibnu Taymiyyah
b. Ibnu al-Qayyim
c. Muhammad Abdul Wahhab [Perbezaan yang ketara di antara pendekatan Ibnu Taymiyyah dan Muhammad Ibn Abdul Wahhab ialah: (i) Ibnu Taymiyyah tidak memaksa orang lain mengikut pendapatnya dengan pedang dan kuasa, ini adalah berbeda dengan pendekatan Muhammad Ibn Abdul Wahhab; (ii) Ibnu Taymiyyah juga tidak bersepakat dengan bukan Muslim untuk menjatuhkan saudara Islamnya][Belakangan Ini]
d. "Sheikh" Abdul Aziz Ibn Bazz
e. Nasiruddin al-Albani
f. "Sheikh" Soleh Ibn Uthaimin
g. "Sheikh" Soleh Fawzan al-Fawzan [Secara peribadi, penulis mendengar dengan telinga dan melihat dengan mata sendiri di Madinah, Dr. Soleh Fawzan al-Fawzan, Rektor, Universiti Islam Madinah pada waktu tersebut menyatakan bahwa ulama' Al-Asha'irah dan al-Maturidiyyah bukanlah daripada "golongan yang terselamat dari api neraka" (al-firqah al-najiyah)."] [Belakangan Ini]
3. Sering menawarkan untuk kembali kepada al-Quran dan Hadis (tanpa menyebut para ulama’, sedangkan al-Quran dan Hadis sampai kepada umat Islam melalui para ulama’ dan para ulama’ juga yang memelihara al-Quran dan Hadis untuk umat ini)
4. Sering mengkritik Imam al-Ghazali dan kitab “Ihya’ Ulumiddin”
5. Masih menggunakan kitab al-Tauhid oleh Imam Ibnu Khuzaimah walaupun Imam al-Bayhaqi telah menyatakan bahwa Imam Ibnu Khuzaimah telah menarik kitab tersebut dan bertaubat dari penulisannya itu. Ini dinyatakan oleh Imam al-Bayhaqi di dalam Kitab al-Asma' dan al-Sifat. [Belakangan Ini]
PENGKHIANATAN MEREKA KEPADA UMAT ISLAM
1. Bersepakat dengan Inggris dalam menjatuhkan kerajaan Islam Turki Usmaniyyah
2. Melakukan perubahan kepada kitab-kitab turath (peninggalan bersejarah) yang tidak sehaluan dengan mereka
3. Banyak ulama’ dan umat Islam dibunuh sewaktu awal kebangkitan mereka.
4. Memusnahkan Sebagian besar kesan-kesan sejarah Islam seperti tempat lahir Rasulullah saw, jannat al-Baqi’ dan al-Ma’la [makam para isteri Rasulullah SAW di Baqi’, Madinah dan Ma’la, Mekah], tempat lahir Sayyiduna Abu Bakr dll, dengan hujah perkara tersebut boleh membawa kepada syirik.
5. Di Malaysia, Sebagian mereka dahulu dikenali sebagai Kaum Muda atau Mudah [Karena hukum fiqh mereka yang mudah, ia merupakan bentuk ketaatan bercampur dengan kehendak hawa nafsu].
6. Antara nama/seruan yang pernah digunakan/dilontarkan oleh mereka di Malaysia dahulu ini ialah Ittiba’ Sunnah. Pihak Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan Kali Ke-14 yang bersidang pada 22-23 Oktober 1985 telah pun mengeluarkan fatwa menyatakan kesesatan ajaran " Ittiba’ al-Sunnah" ini.
TASAWWUF DAN TAREQAT
1. Sering mengkritik aliran Sufi dan kitab-kitab sufi yang mu’tabar
2. Sufiyyah dianggap sebagai terkesan dengan ajaran Budha dan Nasrani
3. Tidak dapat membedakan antara amalan sufi yang benar dan amalan bathiniyyah yang sesat
4. Ilmu tasawuf di anggap sebagai ilmu bid'ah dan sesat (dukungan imam syafi'ie dalam kitab diwan-nya untuk mempelajari ilmu tasawuf telah di hapus oleh mereka)
PERHATIAN :
Sebagian dari ciri-ciri di atas adalah perkara khilafiyyah. Namun Sebagiannya adalah beralasan dengan ijma’ dan pendapat mu’tamad empat mazhab. Sebagian yang lain adalah perkara yang sangat kritikal dalam masalah usul (pokok) dan patut dipandang dengan serius.Ini adalah Sebagian daripada ciri-ciri umum golongan Wahhabiyyah yang secara TIDAK SADAR diamalkan dalam masyarakat kita. Sebagian daripada ciri-ciri ini adalah disepakati di antara mereka dan Sebagiannya tidak disepakati oleh mereka. Ini adalah Karena di dalam golongan Wahhabiyyah ada berbagai-bagai pendapat dan mazhab dalam berbagai peringkat. apabila kita cermati setiap tokoh Wahhabiyyah mencoba berijtihad dan mengenengahkan pendapat masing-masing sehingga sangat terlihat bahwa mereka terlalu jauh dari aliran Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah. Kami terpaksa mengugurkan banyak lagi ciri-ciri lain yang berkaitan bagi meringkaskan tulisan saya ini. Wallahu A’lam.
CIRI-CIRI GOLONGAN SALAFIYYAH WAHHABIYYAH
ULAMA' WAHHABI :
Diantara tokoh yang menjadi rujukan mereka Adalah :
1) Ibnu taimiyyah (Namun Ibnu Taimiyyah sendiri tidak se ektrim Wahhabi)
2) Ibnu Qoyyim al jauzi (Ibnu Qoyyim Juga Tidak Se ektrim Wahhabi)
3) Muhammad Bin Abdul Wahhab
4) Muhammad Nasiruddin al-Albaani
5) Ibnu baz
6) Ibnu Utsaimin
7) Shalih Al-Fauzan
BIDANG AQIDAH
1.Membahagikan Tauhid kepada 3 Kategori :
(i)Tauhid Rububiyyah : Dengan Tauhid ini, mereka mengatakan bahwa kaum musyrik Mekah dan orang-orang kafir juga mempunyai Tauhid.
(ii)Tauhid Uluhiyyah : Dengan Tauhid ini, mereka menafikan Tauhid umat Islam yang bertawassul, beristighosah dan bertabarruk sedangkan ketiga-tiga perkara tersebut diterima oleh mayoritas ulama’ Islam khusunya ulama’ empat mazhab.
(iii)Tauhid Asma’ dan Sifat : Tauhid versi mereka ini boleh menjerumuskan seseorang ke lembah tashbih (penyerupaan) dan tajsim (penjisiman)
i. Menterjemahkan istawa sebagai bersemayam/bersila
ii. Merterjemahkan yad sebagai tangan
iii. Menterjemahkan wajh sebagai muka
iv. Menisbahkan jihah (arah) kepada Allah (seperti arah atas – jihah ‘ulya)
v. Menterjemah janb sebagai lambung/rusuk
vi. Menterjemah nuzul sebagai turun dengan zat
vii. Menterjemah saq sebagai betis
viii. Menterjemah asabi’ sebagai jari-jari, dll
ix. Menyatakan bahwa Allah SWT mempunyai "surah" atau rupa [Belakangan Ini]
x. Menambah bi dzatihi haqiqatan [dengan zat secara hakikat] di akhir setiap ayat-ayat mutashabihat, sedangkan penambahan itu tidak ada di dalam al-Qur'an dan al-Sunnah. Imam al-Zahabi sendiri mengkritik gurunya, Ibnu Taymiyyah berkenaan masalah ini di dalam Siyar A'lam al-Nubala' [Rujuk kitab yang ditahqiq oleh bukan Wahhabi Karena Wahhabi membuang kritikan ini dalam terbitan mereka] [Belakangan Ini]
xi. Sebagian golongan Mujassimah menyatakan bahwa Allah (Rujuk Kitab Ibthal al-Ta'wilat oleh Abu Ya'la al-Farra' yang telah diterbitkan semula oleh "tangan-tangan Tajsim dan Tashbih" - Penulis mempunyai buku seorang alim Al-Azhari yang mengarang kitab menolak kitab tersebut): [Belakangan Ini]
• mempunyai gusi (اللثة) dan gigi gerham (الأضراس) [Belakangan Ini]
• akan "duduk" bersama Nabi Muhammad SAW di atas arash [Belakangan Ini]
• mempunyai mulut (الفم) [Belakangan Ini]
2.Tafwidh yang digembar-gemburkan oleh mereka adalah bersalahan dengan tafwidh yang dipegang oleh ulama’ Ashy'ariyah.
3.Memahami ayat-ayat mutashabihat secara dhahir tanpa uraian dan penjelasan terperinci dari ulama’ mu’tabar (aimmatul madzahib)
4.Menolak Ashya’irah dan Maturidiyyah yang merupakan panutan mayoritas ulama’ Islam dalam perkara Aqidah
5.Sering mengkrititik Ashy'ariyah bahkan sehingga mengkafirkan Ashya’irah
6.Menyamakan Ashyai’rah dengan Mu’tazilah dan Jahmiyyah atau Mua’ththilah dalam perkara mutashabihat
7.Menolak dan menganggap pengajian sifat 20 sebagai satu konsep yang bersumberkan falsafah Yunani dan Greek
8.Bersembunyi di sebalik mazhab Salaf
9.Golongan mereka ini dikenali sebagai al-Hashwiyyah, al-Karramiyyah, al-Mushabbihah, al-Mujassimah atau al-Jahwiyyah dikalangan ulama’ Ahli Sunnah wal Jama’ah
10.Sering membuat tipu daya bahwa kononnya Abu Hasan Al-Ash’ari telah kembali ke mazhab Salaf setelah bertaubat dari mazhab Ashy'ariyah
11.Mendakwa kononnya ulama’ Ashy'ariyah tidak betul-betul memahami faham Abu Hasan al-Asha’ri, bahkan sering mendakwa konon mereka adalah pengikut Imam Abu al-Hasan al-'Ash'ari yang benar. Sungguh lucu klaim dan dakwaan semacam ini [Belakangan Ini]
12.Menolak ta’wil dalam bab Mutashabihat
13.Sering mendakwa bahwa kebanyakan umat Islam telah jatuh ke kancah syirik (dimana dosanya tidak di ampuni oleh Allah)
14.Mendakwa bahwa amalan memuliakan Rasulullah SAW (seperti membaca sholawat ad diba'i,simtud duror DLL) dapat membawa kepada kemusyrikan
15.Tidak boleh mengambil ibroh/hikmah sejarah makam para anbiya’, ulama’ dan solihin dengan dakwaan menghindari syirik
16.Kefahaman yang salah berkenaan syirik sehingga sangat mudah menghukum dan memvonis orang sebagai membuat amalan syirik
17.Menolak tawassul, tabarruk dan istighathah
18.Mengganggap tawassul, tabarruk dan istighathah sebagai sebagai cabang-cabang syirik
19.Memandang remeh dan merendahkan kelebihan-kelebihan (karamah) para awliya’
20. Menyatakan bahwa ibu bapa dan datuk Rasulullah SAW tidak terselamat dari azab api neraka.
21. Mengharamkan mengucap "radiallahu anha" bagi ibu Rasulullah SAW, Sayyidatuna Aminah [Belakangan Ini]
22. Menamakan Malaikat Maut sebagai 'Izrail adalah bid'ah [Belakangan Ini] - Fatwa Soleh Uthaymin
SIKAP DAN PRILAKU
1.Sering membid’ahkan amalan umat Islam bahkan sampai ke tahap mengkafirkan mereka (TAKFIR)
2.Mengganggap diri mereka sebagai mujtahid atau berlagak seperti para mujtahid walaupun tingkat ilmu mereka belum memadai (walaupun tidak layak)
3.Sering mengambil hukum secara langsung dari al-Quran dan hadis (tanpa mempertimbangkan qoul para imam empat madzhab, hal ini karena mereka sudah merasa sebagai mujtahid )
4.Sering memperolok dan menjelekkan ulama’ pesantren dari golongan Syafi'iyyah dan juga golongan agama yang lain (Wahhabi di indonesia).
5.Ayat-ayat al-Quran dan Hadis yang ditujukan kepada orang kafir sering ditafsiri dan di voniskan ke orang Islam (sungguh tidak layak).
6.Memaksa orang lain berpegang dengan pendapat mereka walaupun pendapat mereka itu shazz (janggal).
7. Bersikap "taqiyyah" apabila dirasakan perlu. Fatwa mereka berbeda apabila berbicara di hadapan masyarakat umum dengan pengajian khusus bersama mereka [Belakangan Ini].
8. Apabila mereka sedikit dan tidak berkuasa, mereka melontarkan slogan "Berlapang dada", namun apabila jumlah mereka banyak dan berkuasa mereka melontarkan slogan "Meghilangkan Bid'ah" [Sikap ini diambil berdasarkan kata-kata para ulama' Mekah yang memerhatikan sikap Wahhabi di Mekah sewaktu permulaan perkembangan mereka sampai kini.][Belakangan Ini].
9. Apabila mereka menerima tentangan daripada mayoritas ulama', mereka menyatakan itu adalah asam garam dalam perjuangan. Sedangkan para ulama' menyatakan bahwa apabila sesuatu itu ditolak oleh mayoritas para ulama', maka itu adalah tanda-tanda kesesatan, kepelikan dan kejanggalan (shadzz) atau ketergelinciran (zallah) Karena para ulama' umat Nabi Muhammad SAW tidak akan bersepakat di dalam kesesatan seperti hal nya yang disebut di dalam hadis Rasulullah SAW [Belakangan Ini]
ULUM HADITS
1.Menolak beramal dengan hadis dhaif
2.Penilaian hadis yang tidak sama dengan ulama’ hadis yang lain
3.Mengagungkan Nasiruddin al-Albani di dalam bidang ini [walaupun beliau tidak mempunyai sanad bagi menyatakan siapakah guru-guru beliau dalam bidang hadis. Bahkan sudah menjadi rahasia umum mengetahui bahwa beliau tidak mempunyai guru dalam bidang hadis dan diketahui bahwa beliau belajar hadis secara sendiri (otodidak) dan ilmu jarh dan ta’dil beliau adalah mengikut Imam al-Dhahabi].
4.Sering menganggap hadis dhaif sebagai hadis mawdhu’ [mereka mengumpulkan hadis dhaif dan palsu di dalam satu kitab atau bab seolah-olah kedua kategori hadis tersebut adalah sama]
5.Pembahasan hanya kepada sanad dan matan hadis, dan bukan pada makna hadis. Oleh Karena itu, perbincangan syawahid tidak di-jadikan pertimbangan
6.Perbincangan hanya terhadap kepada riwayah dan bukan dirayah.
ULUM QURAN
1.Menganggap tajwid sebagai menyusahkan dan tidak perlu (Sebagian Wahhabi di Malaysia ) [dan sebenarnya terdapat beberapa "ulama' Saudi" yang menyatakan tajwid itu bukanlah sunnah, tetapi bid'ah. Namun mayoritas "ulama' Saudi" tidak bersetuju dengan kata-kata mereka].[Belakangan Ini]
2. Mendakwa ayat-ayat mutashabihat sebagai ayat muhkamat. [Belakangan Ini]
FIQH
1.Menolak faham bermazhab kepada imam-imam yang empat; pada hakikatnya mereka bermazhab “TANPA MAZHAB”
2.Mencampurbaurkan amalan empat mazhab dan pendapat-pendapat lain sehingga membawa kepada talfiq yang haram
3.Memandang amalan bertaqlid sebagai bid’ah; kononnya mereka berittiba’ (padahal cara belajar mereka melalui buku-buku terjemahan)
4.Sering mengungkit soal-soal khilafiyyah
5.Sering menggunakan dakwaan ijma’ ulama dalam masalah khilafiyyah
6.Sering mendakwa bahwa amalan mereka merupakan hasil ijma’ ulama’
7.Menganggap apa yang mereka amalkan adalah sunnah dan pendapat pihak lain adalah bid’ah
8.Sering mendakwa orang yang bermazhab sebagai taksub mazhab (fanatisme madzhab), sedangkan mereka taksub kepada Ibnu Taymiyyah, Ibnu al-Qayyim al-Jawziyyah dan Muhammad Ibn Abdul Wahhab [Belakangan Ini].
9.Salah faham terhadap makna bid’ah yang menyebabkan mereka mudah membid’ahkan orang lain
10.Sering berhujah dengan al-tark, sedangkan al-tark bukanlah satu sumber hukum
11.Mempromosikan mazhab fiqh baru yang dinamakan sebagai Fiqh al-Taysir, Fiqh al-Dalil, Fiqh Musoffa, dll [yang jelas terkeluar daripada fiqh empat mazhab]
12.Sering menawarkan agar hukum ahkam fiqh dipermudahkan dengan menggunakan hadis “Yassiru wa la tunaffiru” sehingga pemahaman ini akan menjerumuskan pada tatabbu’ al-rukhas (mengikuti yang ringan-ringan) bahkan lebih parah dari itu.
13.Sering mengatakan bahwa fiqh empat mazhab telah ketinggalan zaman
NAJIS
1. Sebagian daripada mereka sering mempertikaikan dalil bagi kedudukan babi sebagai najis mughallazah
2. Menyatakan bahwa bulu babi itu tidak najis Karena tidak ada darah yang mengalir [Belakangan Ini]
WUDLU DAN TAYAMUM
1. Tidak menerima konsep air musta’mal
2. Bersentuhan lelaki dan perempuan tidak membatalkan wudhu’
3. Membasuh kedua belah telinga dengan air basuhan rambut dan tidak dengan air yang baru.
4. Kaifiyyat Tayammum yang mereka pilih adalah : Tepuk sekali dan sapu muka serta kedua pergelangan tangan saja (tanpa perlu sampai ke siku). [Belakangan Ini]
Adzan
1. Adzan juma’at sekali; azan kedua ditolak
Sholat
1. Mempromosi “Sifat Solat Nabi صلى الله عليه و سلم’, dengan alasan kononnya solat berdasarkan fiqh mazhab adalah bukan sifat solat Nabi SAW yang benar.
2. Menganggap lafaz usolli (melafalkan niat/talafudzun niat) sebagai bid’ah yang keji (padahal 26 ulama dari berbagai ulama madzhab menyatakan sunnah)
3. Berdiri secara terkangkang ataupun seperti huruf Y terbalik yang menyalahi konsep berdiri secara iktidal (lurus dan sederhana) [Belakangan Ini]
4. Tidak membaca ‘Basmalah’ secara jahar (keras)
5. Menggangkat tangan sewaktu takbir pada paras bahu
6. Meletakkan tangan di atas dada sewaktu qiyam (berdiri)
7. Menganggap perbedaan antara lelaki dan perempuan dalam solat sebagai perkara bid’ah (Sebagian Wahhabiyyah Malaysia )
8. Menganggap qunut Subuh sebagai bid’ah
9. Menggangap penambahan “wa bihamdihi” pada tasbih ruku’ dan sujud adalah bid’ah
10. Menganggap menyapu muka selepas solat sebagai bid’ah - Fatwa Soleh Usthaymin
11. Solat tarawih hanya 8 rakaat; yang lebih parah lagi, mengatakan solat tarawih itu sebenarnya adalah solat malam (solatul-lail) seperti yang dibuat pada malam-malam biasa.
12. Zikir jahar di antara rakaat-rakaat solat tarawih dianggap bid’ah
13. Tidak ada qadha’ bagi solat yang sengaja ditinggalkan
14. Menganggap amalan bersalaman selepas solat adalah bid’ah - Fatwa Soleh Usthaymin
15. Menggangap lafaz sayyiduna (taswid) dalam solat sebagai bid’ah
16. Mereka Menggerak-gerakkan jari sewaktu tahiyyat awal dan akhir
17. Boleh jama’ dan qasar walaupun kurang dari dua marhalah
18. Memakai jubah dengan singkat yang melampau
19. Menolak sembahyang sunat qabliyyah sebelum Jumaat
20. Menolak konsep sembahyang menghormati waktu [li hurmah al-waqt] [Belakangan Ini]
21. Menolak konsep fidyah sembahyang walaupun umum mengetahui ia adalah pendapat mazhab Hanafi dan pendapat dhaif di dalam mazhab Shafie. [Belakangan Ini]
DOA,DZIKIR DAN BACAAN AL QURAN
1. Menggangap doa secara berjama'ah selepas solat sebagai bid’ah
2. Menganggap zikir dan wirid berjama'ah selepas sembahyang atau pada bila-bila masa sebagai bid’ah
3. Mengatakan bahwa membaca “Sodaqallahul-‘azim” selepas bacaan al-Quran adalah bid’ah - Fatwa Ibn Baz
4. Menyatakan bahwa doa, zikir dan sholawat yang tidak ada dalam al-Quran dan Hadis sebagai bid’ah. Sebagai contoh mereka menolak Dala’il al-Khayrat, Solawat al-Syifa’, al-Munjiyah, al-Fatih, Nur al-Anwar, al-Taj, dll, bahkan dikatakan semua itu bertentengan dengan Aqidah Islam [Belakangan Ini]
5. Menganggap amalan bacaan Yasin pada malam Jumaat sebagai bid’ah yang haram - dengan alasan "Jangan diiktikadkan wajib" [Belakangan Ini]
6. Mengatakan bahwa sedekah atau pahala tidak sampai kepada orang yang telah wafat
7. Mengganggap penggunaan tasbih (Alat Untuk menghitung jumlah dzikir) adalah bid’ah
8. Mengganggap zikir dengan bilangan tertentu seperti 1000 (seribu), 10,000 (sepuluh ribu), dll sebagai bid’ah, tetapi kalau tidak berzikir atau lalai (al-ghaflah) tak mengapa ??!!!, bahkan lebih baik seperti itu (tidak berdzikir) [Belakangan Ini]
9. Menolak amalan ruqiyyah shar’iyyah dalam perobatan Islam seperti wafa’, azimat, dll
10. Menolak zikir isim mufrad (dalam thoriqoh qodiriyah dan naqsabandiyah di kenal dengan istilah ismu dzat) yakni lafad : Allah.... Allah....
11. Melihat bacaan Yasin pada malam nisfu Sya’ban sebagai bid’ah yang haram
12. Sering menafikan dan mempertikaikan keistimewaan bulan Rajab dan Sya’ban
13. Sering mengkritik kelebihan malam Nisfu Sya’ban
14. Mengangkat tangan sewaktu berdoa’ adalah bid’ah
15. Mempertikaikan kedudukan solat sunat tasbih
16. Berusaha mengharamkan wirid-wirid yang terkandung di dalam kitab "Majmu' Sharif " bahkan al adzkar karya imam nawawi (ulama syafi'i) [Belakangan Ini]
17. Menyatakan bahwa mencium al-Quran adalah bid'ah terkeji [Belakangan Ini] - Fatwa Soleh Usthaymin
PENGURUSAN JENASAH DAN QUBUR
1. Menganggap amalan menziarahi maqam Rasulullah SAW, para anbiya’, awliya’, ulama’ dan solihin sebagai bid’ah dan solat tidak boleh dijama’ atau qasar dalam ziarah seperti ini (karena perjalanan-nya di anggap sebagai perjalanan maksiat)
2. Mengharamkan wanita menziarahi kubur
3. Menganggap talqin sebagai bid’ah
4. Mengganggap amalan tahlil dan bacaan Yasin bagi kenduri arwah sebagai bid’ah yang haram
5. Tidak membaca doa’ selepas solat jenazah
6. Sebagian ulama’ mereka menyeru agar Maqam Rasulullah SAW dikeluarkan dari masjid nabawi atas alasan menjauhkan umat Islam dari syirik
7. Menganggap kubur yang bersebelahan dengan masjid adalah bid’ah yang haram
8. Doa dan bacaan al-Quran di perkuburan dianggap sebagai bid’ah
MUNAKAHAT (PERNIKAHAN)
1. Talak tiga (3) dalam satu majlis adalah talak satu (1)
MAJLIS PERAYAAN SECARA BERJAMA'AH
1. Menolak sambutan Mawlid Nabi, bahkan yang lebih teruk lagi menyamakan sambutan Mawlid Nabi dengan perayaan Kristian bagi nabi Isa a.s.
2. Menolak amalan marhaban
3. Menolak amalan barzanji.
4. Berdiri ketika bacaan mawlid adalah bid’ah
5. Menolak sambutan Ma’al Hijrah, Isra’ Mi’raj, dll.
HAJI DAN UMROH
1. Mencoba mengalihkan "Maqam Ibrahim عليه السلام" namun usaha tersebut telah dipatahkan oleh al-Marhum Sheikh Mutawalli Sha'rawi ketika itu [Belakangan Ini].
2. Menghilangkan tanda telaga zam-zam untuk Mengelak oleh orang yang bertawaf ketika sedang bertawaf [sekarang tanda tersebut hendak dibuat semula] [Belakangan Ini].
3. Mengubah tempat sa'ie di antara Sofa dan Marwah (Namun Hal ini yang mendapat tentangan ulama' Islam dari seluruh dunia) [Belakangan Ini - dan Khilafiyyah di antara para ulama' kontemper].
4. Nama "Hajar Ismail" bagi bagian sisi Ka'bah adalah bid'ah dan tidak harus (wajib) [Belakangan Ini] - Fatwa Soleh Usthaymin
PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN
1. Ramai para professional menjadi ‘ustadz-ustadz’ mereka (di Malaysia)
2. Ulama’ yang sering menjadi rujukan mereka adalah:
a. Ibnu Taymiyyah
b. Ibnu al-Qayyim
c. Muhammad Abdul Wahhab [Perbezaan yang ketara di antara pendekatan Ibnu Taymiyyah dan Muhammad Ibn Abdul Wahhab ialah: (i) Ibnu Taymiyyah tidak memaksa orang lain mengikut pendapatnya dengan pedang dan kuasa, ini adalah berbeda dengan pendekatan Muhammad Ibn Abdul Wahhab; (ii) Ibnu Taymiyyah juga tidak bersepakat dengan bukan Muslim untuk menjatuhkan saudara Islamnya][Belakangan Ini]
d. "Sheikh" Abdul Aziz Ibn Bazz
e. Nasiruddin al-Albani
f. "Sheikh" Soleh Ibn Uthaimin
g. "Sheikh" Soleh Fawzan al-Fawzan [Secara peribadi, penulis mendengar dengan telinga dan melihat dengan mata sendiri di Madinah, Dr. Soleh Fawzan al-Fawzan, Rektor, Universiti Islam Madinah pada waktu tersebut menyatakan bahwa ulama' Al-Asha'irah dan al-Maturidiyyah bukanlah daripada "golongan yang terselamat dari api neraka" (al-firqah al-najiyah)."] [Belakangan Ini]
3. Sering menawarkan untuk kembali kepada al-Quran dan Hadis (tanpa menyebut para ulama’, sedangkan al-Quran dan Hadis sampai kepada umat Islam melalui para ulama’ dan para ulama’ juga yang memelihara al-Quran dan Hadis untuk umat ini)
4. Sering mengkritik Imam al-Ghazali dan kitab “Ihya’ Ulumiddin”
5. Masih menggunakan kitab al-Tauhid oleh Imam Ibnu Khuzaimah walaupun Imam al-Bayhaqi telah menyatakan bahwa Imam Ibnu Khuzaimah telah menarik kitab tersebut dan bertaubat dari penulisannya itu. Ini dinyatakan oleh Imam al-Bayhaqi di dalam Kitab al-Asma' dan al-Sifat. [Belakangan Ini]
PENGKHIANATAN MEREKA KEPADA UMAT ISLAM
1. Bersepakat dengan Inggris dalam menjatuhkan kerajaan Islam Turki Usmaniyyah
2. Melakukan perubahan kepada kitab-kitab turath (peninggalan bersejarah) yang tidak sehaluan dengan mereka
3. Banyak ulama’ dan umat Islam dibunuh sewaktu awal kebangkitan mereka.
4. Memusnahkan Sebagian besar kesan-kesan sejarah Islam seperti tempat lahir Rasulullah saw, jannat al-Baqi’ dan al-Ma’la [makam para isteri Rasulullah SAW di Baqi’, Madinah dan Ma’la, Mekah], tempat lahir Sayyiduna Abu Bakr dll, dengan hujah perkara tersebut boleh membawa kepada syirik.
5. Di Malaysia, Sebagian mereka dahulu dikenali sebagai Kaum Muda atau Mudah [Karena hukum fiqh mereka yang mudah, ia merupakan bentuk ketaatan bercampur dengan kehendak hawa nafsu].
6. Antara nama/seruan yang pernah digunakan/dilontarkan oleh mereka di Malaysia dahulu ini ialah Ittiba’ Sunnah. Pihak Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan Kali Ke-14 yang bersidang pada 22-23 Oktober 1985 telah pun mengeluarkan fatwa menyatakan kesesatan ajaran " Ittiba’ al-Sunnah" ini.
TASAWWUF DAN TAREQAT
1. Sering mengkritik aliran Sufi dan kitab-kitab sufi yang mu’tabar
2. Sufiyyah dianggap sebagai terkesan dengan ajaran Budha dan Nasrani
3. Tidak dapat membedakan antara amalan sufi yang benar dan amalan bathiniyyah yang sesat
4. Ilmu tasawuf di anggap sebagai ilmu bid'ah dan sesat (dukungan imam syafi'ie dalam kitab diwan-nya untuk mempelajari ilmu tasawuf telah di hapus oleh mereka)
PERHATIAN :
Sebagian dari ciri-ciri di atas adalah perkara khilafiyyah. Namun Sebagiannya adalah beralasan dengan ijma’ dan pendapat mu’tamad empat mazhab. Sebagian yang lain adalah perkara yang sangat kritikal dalam masalah usul (pokok) dan patut dipandang dengan serius.Ini adalah Sebagian daripada ciri-ciri umum golongan Wahhabiyyah yang secara TIDAK SADAR diamalkan dalam masyarakat kita. Sebagian daripada ciri-ciri ini adalah disepakati di antara mereka dan Sebagiannya tidak disepakati oleh mereka. Ini adalah Karena di dalam golongan Wahhabiyyah ada berbagai-bagai pendapat dan mazhab dalam berbagai peringkat. apabila kita cermati setiap tokoh Wahhabiyyah mencoba berijtihad dan mengenengahkan pendapat masing-masing sehingga sangat terlihat bahwa mereka terlalu jauh dari aliran Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah. Kami terpaksa mengugurkan banyak lagi ciri-ciri lain yang berkaitan bagi meringkaskan tulisan saya ini. Wallahu A’lam.
Sabtu, Februari 04, 2012 | 4
komentar | Read More