SEBUTLAH DALAM HATIMU.....!!!

عليكم بـــــــــــــ

AHLUS SUNNAH WAL JAMA'ah

Mengenal Pribadi Rasululloh Sollallohu Alaihi Walihi Wasallam

1.         Fisik Rasululloh صلى الله عليه وآله وسلم

Dengan lebih mengenal ciri fisiknya, semoga menambah kecintaan kepada beliau

* Al-Bara’ bin ‘Azib ra menuturkan :

“Rosulullah
صلى الله عليه وآله وسلم adalah seorang yang sangat tampan wajahnya, sangat luhur pekertinya, beliau tidak terlalu jangkung dan tidak terlalu pendek.” (HR. Bukhari)

* Masih dari Al-Bara’ ra ia berkata :

“Rosulullah
صلى الله عليه وآله وسلم memiliki dada yang bidang dan lebar, memiliki rambut yang terurai sampai cuping telinga (bagian bawah telinga), saya pernah menyaksikan beliau mengenakan pakaian berwarna merah, belum pernah saya melihat sesuatu yang lebih indah dari pada itu.” (HR. Bukhari)

· Abu Ishaq As-Sabi’i berkata : Seseorang pernah bertanya kepada Al-Bara’ bin ‘Azib ra : “Apakah wajah Rosulullah
صلى الله عليه وآله وسلم lancip seperti sebilah pedadang ? “Ia menjawab : “Tidak, bahkan bulat bagaikan rembulan.” (HR. Bukhari)

· Anas bin Malik ra mengungkapkan :

“Belum pernah tanganku menyentuh kain sutera yang lebih lembut daripada telapak tangan Rosulullah
صلى الله عليه وآله وسلم. Dan belum pernah aku mencium wewangian yang lebih harum dari pada aroma Rosulullah صلى الله عليه وآله وسلم.” (Muttafaq’alaih)

· Diantara sifat beliau
صلى الله عليه وآله وسلم adalah ‘Pemalu’, sampai-sampai Abu Sa’id Al-Khudri ra mengatakan :

“Rosulullah
صلى الله عليه وآله وسلم itu lebih pemalu dari pada gadis dalam pingitan. Jika beliau tidak menyukai sesuatu, niscaya kami dapat mengetahui ketidaksukaan beliau itu dari wajahnya.” (HR. Bukhari)

Sekarang mari kita simak beberapa Hadist yang menerangkan tentang tutur kata, cara berbicara, kelemah lembutan dan kerendah hati Rosulullah
صلى الله عليه وآله وسلم.

* Dari Aisyah ra yang menuturkan :

“Rosulullah
صلى الله عليه وآله وسلم tidaklah berbicara seperti yang biasa kamu lakukan (yaitu berbicara dengan nada cepat). Namun beliau صلى الله عليه وآله وسلم berbicara dengan nada perlahan dan dengan perkataan yang jelas dan terang lagi mudah dihafal oleh orang yang mendengarnya.” (HR. Abu Daud)

* Masih diriwayatkan dari Aisya ra ia berkata :

“Tutur kata Rosulullah
صلى الله عليه وآله وسلم sangat teratur, untaian demi untaian kalimat tersusun dengan rapi, sehingga mudah dipahami oleh orang yang mendengarkannya.” (HR. Abu Daud)

* Anas bin Malik ra mengungkapkan :

“Rosulullah
صلى الله عليه وآله وسلم sering mengulangi perkataannya tiga kali agar dapat dipahami.” (HR. Bukhari)

Dari Ibnu Mas’ud ra ia berkata : “Seorang lelaki datang menemui Rosulullah
صلى الله عليه وآله وسلم. Beliau صلى الله عليه وآله وسلم mengajak laki-laki itu berbicara sehingga membuatnya menggigil ketakukan. Rosulullah صلى الله عليه وآله وسلم berkata kepadanya :

“Tenangkanlah dirimu ! Sesungguhnya aku bukanlah seorang raja. Aku hanyalah putra seorang wanita yang biasa memakan dendeng.” (HR. Ibnu Majah)

Demikianlah telah kita ketahui, sudah kita mengenal ciri fisik, wajah, tutur kata, kelemah lembutan, kerendah hati serta beberapa sifat dan budi pekerti Rosulullah
صلى الله عليه وآله وسلم. Sungguh, Allah SWT telah meyempurnakan jasmani dan budi pekerti junjungan kita, junjungan umat, Nabi termulia, Rosul paling agung, yaitu Sayyidina Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم.

2.         Kediaman Baginda صلى الله عليه وآله وسلم

1. Kamar Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم.

Kamar-kamar Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم dibangun di atas
pelepah kurma, tembok-temboknya terbuat dari batu-batu yang disusun dengan
tanah liat, atapnya terbuat dari pelepah kurma. al-Hasan al-Bashri
rahimahullah berkata, “Saya masuk rumah istri-istri Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam pada masa khilafah Utsman bin ‘Affan radhiallahu ‘anhu,
saya dapat memegang atapnya dengan kedua tanganku”. (Lihat: Shahih adab
al-mufrod: 450).

Dari Dawud bin Qois berkata, “Saya melihat kamar-kamar Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم  terbuat dari pelepah kurma yang terbalut
dengan serabut, saya perkirakan lebar rumah ini, antara pintu kamar dengan
pintu rumah kira-kira 6 atau 7 hasta, saya mengukur luas rumah dari dalam
10 hasta, dan saya kira tingginya antara 7 dan 8, saya berdiri dipintu
‘Aisyah saya dapati kamar ini menghadap Maghrib (Maroko)”. (Lihat: Shahih
adab al-mufrod: 451).


2. Tempat Tidur Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم.

Terkadang Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم  tidur di atas alas dan
terkadang di atas kulit, tikar, lantai, kasur dan terkadang diatas kain
hitam. Tempat tidur Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terbuat dari
tali yang dianyam, begitu juga bantalnya.

Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata, “Saya menemui Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam saat itu beliau sedang tidur di atas tikar
yang membekas pada pinggangnya, saya menangis”. Beliau berkata, “Apa yang
menjadikanmu menangis ?” saya berkata, “Raja Kisro dan Qoisar tidur diatas
kain sutra sedang engkau tidur diatas tikar”. Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم  bersabda, “Perumpamaanku dan dunia ini adalah tidak lain
seperti pengendara yang berlindung di bawah pohon kemudian dia
meninggalkannya”. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah dengan sanad Shahih).


Dalam riwayat al-Bukhari dan Muslim Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Janganlah kalian mengatakan demikian, karena tempat tidur Kisro
dan Qoisar akan berada di neraka, sedang tempat tidurku ini pada akhirnya
akan berada di surga”.


3. Perabot Rumah Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم

Dari Tsabit berkata, “Anas bin Malik mengeluarkan tempat minum yang terbuat
dari kayu dan sangat tebal serta dibalut dengan besi”. Anas berkata: “wahai
Tsabit ini adalah tempat minum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
beliau minum air, sari buah, madu dan susu darinya”. (HR. Tirmidzi).

Ibnu Qoyyim rahimahullah dalam kitab “Zad al-Ma’aad” berkata, “Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم mempunyai bejana dari batu yang digunakan
untuk wudhu, tempat mencuci baju dari kuningan, nampan dari kuningan,
tempat sisir, tempat celak, nampan yang terdiri dari 4 sisi dan dibawa 4
lelaki, mangkok, karpet yang ujung-ujungnya terdapat anyaman, Sa’ad bin
Zuroroh menghadiahkannya kepada beliau”.

4. Keseharian Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم  di Rumahnya.

Dari al-Aswad radhiallahu ‘anhu berkata, “saya bertanya kepada ‘Aisyah
radhiallahu ‘anha apa yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam di rumahnya ?”. ‘Aisyah menjawab, “Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم selalu membantu keluarganya, jika waktu shalat telah masuk beliau
berwudhu dan pergi untuk shalat”. (HR. Muslim).

Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, “Rasulullah menjahit bajunya,
sendalnya dan melakukan apa yang selayaknya dikerjakan para lelaki di
rumahnya” (HR. Ahmad dengan sanad Shahih).

‘Aisyah radhiallahu ‘anha ditanya, “Apa yang dilakukan Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم  di rumahnya?” Dia menjawab, “Beliau adalah
manusia selayaknya manusia biasa, beliau membersihkan kotoran yang menempel
pada bajunya, memerah susu dan mengurus dirinya”. (Lihat: Shahih al-adab
al-mufrod: 419).

3.        Menu  Makanan Baginda  صلى الله عليه وآله وسلم

An-Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhu menyebutkan kondisi Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم , “Saya melihat Nabi kalian melipat perutnya
seharian penuh, tidak mendapatkan makanan yang dapat mengisi perutnya
walaupun itu kurma yang paling jelek”. (H.R Muslim).

‘Aisyah radhiallahu ‘anhu berkata, “Kami adalah keluarga Muhammad selama
sebulan kami tidak menyalakan api kecuali hanya sekedar kurma dan air”.
(HR. al-Bukhari).

‘Aisyah radhiallahu ‘anhu berkata, “Keluarga Muhammad semenjak tinggal di
Madinah tidak pernah kenyang dari makanan yang terbuat dari gandum selama
tiga hari berturut-turut sampai beliau meninggal”. (HR. al-Bukhari).

Al-Bukhari juga meriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anhu, bahwa beliau
berkata kepada Urwah, “Wahai anak saudariku, sungguh kami menanti 3 kali
hilal dalam dua bulan dan tidak pernah api itu dinyalakan di rumah-rumah
Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم ”. Saya (Urwah) berkata, “Lantas apa
yang kalian makan ? ‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, “Kurma dan air,
tetapi Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم mempunyai tetangga dari
kalangan anshor yang banyak memberi, mereka sering memberi Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم  dari rumah mereka, sehingga mereka bisa
memberi makan Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم ”.

Imam Muslim meriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anhu, beliau berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah kenyang dari roti dan
minyak dalam satu haripun”.

Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah meninggalkan dunia ini
sedang beliau tidak pernah kenyang dari gandum dalam satu hari, baik makan
siang maupun makan malam”. (HR. Muslim).

Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuna berkata, “Rasulullah tidur pada beberapa
malam sedang keluarganya melipat perutnya, tidak mendapatkan makan malam”


“Selera makan dan minum Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم sangat halus. Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم sangat gemar makan daging tulang, daging leher, daging pinggang dan rusuk. Masakan istimewa orang Arab , sop dimakan bersama roti juga disukai. Madu, cuka, tembikai, timun, labu, mentega dan beras dimasak bersama kacang juga disukai. Nabi saw. juga menggemari memasukkan kurma bersama susu dan mentega. Baginda saw. tidak suka makanan pedas. Makanan manis adalah kegemaran Baginda saw.

Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم tidak makan makanan yang menyebabkan nafas berbau seperti bawang.Ketika minum ia tidak bersuara dan mengangkat gelas tiga kali dari bibirnya . Setiap kali gelas diangkat ia mengucapkan syukur kepada Allah. Selepas makan Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم akan membersihkan tangannya dengan membasuh. Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم menyukai orang -orang duduk bersamanya makan. Apabila dibuatkan sup Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم  menyuruh ditambahkan kuah supaya lebih ramai orang dapat merasainya.
Imam Muslim dan Tarmidzi telah meriwayatkan dari An-Nu’man bin Basyir ra. dia berkata: Bukankah kamu sekarang mewah dari makan dan minum, apa saja yang kamu mau kamu mendapatkannya? Aku pernah melihat Nabi kamu Muhammad
صلى الله عليه وآله وسلم hanya mendapat korma yang buruk saja untuk mengisi perutnya!

Dalam riwayat Muslim pula dari An-Nu’man bin Basyir ra. katanya, bahwa pada suatu ketika Umar ra. menyebut apa yang dinikmati manusia sekarang dari dunia! Maka dia berkata, aku pernah melihat Baginda
صلى الله عليه وآله وسلم seharian menanggung lapar, karena tidak ada makanan, kemudian tidak ada yang didapatinya pula selain dari korma yang buruk saja untuk mengisi perutnya.

Suatu riwayat yang diberitakan oleh Abu Nu’aim, Khatib, Ibnu Asakir dan Ibnun-Najjar dari Abu Hurairah ra. dia berkata: Aku pernah datang kepada Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم ketika dia sedang bersembahyang duduk, maka aku pun bertanya kepadanya: Ya Rasulullah! Mengapa aku melihatmu bersembahyang duduk, apakah engkau sakit? jawab beliau: Aku lapar, wahai Abu Hurairah! Mendengar jawaban beliau itu, aku terus menangis sedih melihatkan keadaan beliau itu. Beliau merasa kasihan melihat aku menangis, lalu berkata: Wahai Abu Hurairah! jangan menangis, karena beratnya penghisaban nanti di hari kiamat tidak akan menimpa orang yang hidupnya lapar di dunia jika dia menjaga dirinya di kehidupan dunia. (Kanzul Ummal 4:41)

Imam Ahmad meriwayatkan dari Aisyah ra. dia berkata: Sekali peristiwa keluarga Abu Bakar ra. (yakni ayahnya) mengirim (sop) kaki kambing kepada kami malam hari, lalu aku tidak makan, tetapi Baginda  
صلى الله عليه وآله وسلم memakannya – atau pun katanya, beliau yang tidak makan, tetapi Aisyah makan, lalu Aisyah ra. berkata kepada orang yang berbicara dengannya: Ini karena tidak punya lampu. Dalam riwayat Thabarani dengan tambahan ini: Lalu orang bertanya: Hai Ummul Mukminin! Apakah ketika itu ada lampu? Jawab Aisyah: Jika kami ada minyak ketika itu, tentu kami utamakan untuk dimakan.
(At-Targhib Wat-Tarhib 5:155; Kanzul Ummal 5:155)

Abu Ya’la memberitakan pula dari Abu Hurairah ra. katanya: Ada kalanya sampai berbulan-bulan berlalu, namun di rumah-rumah Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم tidak ada satu hari pun yang berlampu, dan dapurnya pun tidak berasap. Jika ada minyak dipakainya untuk dijadikan makanan. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:154; Majma’uz Zawatid 10:325)

Bukhari dan Muslim meriwayatkan pula dari Urwah dari Aisyah ra. dia berkata: Demi Allah, hai anak saudaraku (Urwah anak Asma, saudara perempuan Aisyah), kami senantiasa memandang kepada anak bulan, bulan demi bulan, padahal di rumah-rumah Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم tidak pernah berasap. Berkata Urwah: Wahai bibiku, jadi apalah makanan kamu? Jawab Aisyah: Korma dan air sajalah, melainkan jika ada tetangga-tetangga Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلمv dari kaum Anshar yang membawakan buat kami makanan. Dan memanglah kadang-kadang mereka membawakan kami susu, maka kami minum susu itu sebagai makanan. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:155)

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Aisyah ra. katanya: sering kali kita duduk sampai empat puluh hari, sedang di rumah kami tidak pernah punya lampu atau dapur kami berasap. Maka orang yang mendengar bertanya: Jadi apa makanan kamu untuk hidup? Jawab Aisyah: Korma dan air saja, itu pun jika dapat. (Kanzul Ummal 4:38)

Tarmidzi memberitakan dari Masruq, katanya: Aku pernah datang menziarahi Aisyah ra. lalu dia minta dibawakan untukku makanan, kemudian dia mengeluh: Aku mengenangkan masa lamaku dahulu. Aku tidak pernah kenyang dan bila aku ingin menangis, aku menangis sepuas-puasnya! Tanya Masruq: Mengapa begitu, wahai Ummul Mukminin?! Aisyah menjawab: Aku teringat keadaan di mana Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم telah meninggalkan dunia ini! Demi Allah, tidak pernah beliau kenyang dari roti, atau daging dua kali sehari. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:148)

Dalam riwayat Ibnu Jarir lagi tersebut: Tidak pernah Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم kenyang dari roti gandum tiga hari berturut-turut sejak beliau datang di Madinah sehingga beliau meninggal dunia. Di lain lain versi: Tidak pernah kenyang keluarga Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم dari roti syair dua hari berturut-turut sehingga beliau wafat. Dalam versi lain lagi: Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم telah meninggal dunia, dan beliau tidak pernah kenyang dari korma dan air.


وَمَاتَوْفِيْقِي إِلاَّبِاللهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ انِيْب


al-fagir ilaLlah al-ghani 
Pondok Pesantren "Hidayatul Mubtadi'ien"
 Kaliwungu, Jombang, Jawa Timur ,Indonesia.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Assalamu'alaikum kang..punteun. Mohon izin download. Saya gak punya akun.
Ardie yudha.matraman, Jakarta timur. Ponpes Al-istiqlaliyyah. Cilongok Banten.

Posting Komentar

Silahkan menuliskan komentar dulur pada opsi Google/Blogger untuk dulur yang memiliki akun Google/Blogger.

Silahkan pilih account yang sesuai dengan blog/website dulur (LiveJournal, WordPress, TypePad, AIM).

Pada opsi OpenID silahkan masukkan URL blog/website dulur pada kotak yang tersedia.

Atau dulur bisa memilih opsi Nama/URL, lalu tulis nama dulur dan URL blog/website dulur pada kotak yang tersedia.

Jika dulur tidak punya blog/website, kolom URL boleh dikosongkan.


Gunakan opsi 'Anonim' jika dulur tidak ingin mempublikasikan data dulur. (sangat tidak disarankan). Jika komentar dulur berupa pertanyaan, maka jika dulur menggunakan opsi ini tidak akan ditanggapi. Afwan , salam Ukhuwah.

Sunni Muda
----------------------------------