SEBUTLAH DALAM HATIMU.....!!!

عليكم بـــــــــــــ

AHLUS SUNNAH WAL JAMA'ah

SMS GRATIS

CINTA...!!

MENGENALMU ADALAH SUATU ANUGERAH..
MENYAKITIMU ADALAH SUATU LARANGAN..

MENDAMPINGI HIDUPMU ADALAH SUATU KEBAHAGIAAN..

MENINGGALKANMU ADALAH SUATU KEBODOHAN..

SEBUAH PESAN

Seorang Guru Pernah Berkata :

indahnya kehidupan bila kita dapat membagi dengan adil antara kesibukan dan menghamba kepada alloh ,dan pasti kita kan mendapati bahwa semua waktu kita di dunia ini adalah hanya milik alloh SWT

Ingin Mencari Sesuatu, clik kata kunci disini

Popular Posts Today

Ciri Ciri Wahhaby / Salafy (palsu) Al mujassimah

Berhati-Hatilah  Dengan Golongan Salafiyyah (Palsu) Wahhabiyyah Al mujassimah

CIRI-CIRI GOLONGAN SALAFIYYAH WAHHABIYYAH

ULAMA' WAHHABI :
Diantara tokoh yang menjadi rujukan mereka Adalah :
1) Ibnu taimiyyah (Namun Ibnu Taimiyyah sendiri tidak se ektrim Wahhabi)
2) Ibnu Qoyyim al jauzi (Ibnu Qoyyim Juga Tidak Se ektrim Wahhabi)
3) Muhammad Bin Abdul Wahhab
4) Muhammad Nasiruddin al-Albaani
5) Ibnu baz
6) Ibnu Utsaimin
7) Shalih Al-Fauzan

BIDANG AQIDAH

1.Membahagikan Tauhid kepada 3 Kategori :
      (i)Tauhid Rububiyyah : Dengan Tauhid ini, mereka mengatakan bahwa kaum musyrik Mekah dan orang-orang kafir juga mempunyai Tauhid.
      (ii)Tauhid Uluhiyyah : Dengan Tauhid ini, mereka menafikan Tauhid umat Islam yang bertawassul, beristighosah dan bertabarruk sedangkan ketiga-tiga perkara tersebut diterima oleh mayoritas ulama’ Islam khusunya ulama’ empat mazhab.
     (iii)Tauhid Asma’ dan Sifat : Tauhid versi mereka ini boleh menjerumuskan seseorang ke lembah tashbih (penyerupaan) dan tajsim (penjisiman)
i. Menterjemahkan istawa sebagai bersemayam/bersila
ii. Merterjemahkan yad sebagai tangan
iii. Menterjemahkan wajh sebagai muka
iv. Menisbahkan jihah (arah) kepada Allah (seperti arah atas – jihah ‘ulya)
v. Menterjemah janb sebagai lambung/rusuk
vi. Menterjemah nuzul sebagai turun dengan zat
vii. Menterjemah saq sebagai betis
viii. Menterjemah asabi’ sebagai jari-jari, dll
ix. Menyatakan bahwa Allah SWT mempunyai "surah" atau rupa [Belakangan Ini]
x. Menambah bi dzatihi haqiqatan [dengan zat secara hakikat] di akhir setiap ayat-ayat mutashabihat, sedangkan penambahan itu tidak ada di dalam al-Qur'an dan al-Sunnah. Imam al-Zahabi sendiri mengkritik gurunya, Ibnu Taymiyyah berkenaan masalah ini di dalam Siyar A'lam al-Nubala' [Rujuk kitab yang ditahqiq oleh bukan Wahhabi Karena Wahhabi membuang kritikan ini dalam terbitan mereka] [Belakangan Ini]
xi. Sebagian golongan Mujassimah menyatakan bahwa Allah (Rujuk Kitab Ibthal al-Ta'wilat oleh Abu Ya'la al-Farra' yang telah diterbitkan semula oleh "tangan-tangan Tajsim dan Tashbih" - Penulis mempunyai buku seorang alim Al-Azhari yang mengarang kitab menolak kitab tersebut): [Belakangan Ini]
• mempunyai gusi (اللثة) dan gigi gerham (الأضراس) [Belakangan Ini]
• akan "duduk" bersama Nabi Muhammad SAW di atas arash [Belakangan Ini]
• mempunyai mulut (الفم) [Belakangan Ini]
2.Tafwidh yang digembar-gemburkan oleh mereka adalah bersalahan dengan tafwidh yang dipegang oleh ulama’ Ashy'ariyah.
3.Memahami ayat-ayat mutashabihat secara dhahir tanpa uraian dan penjelasan terperinci dari ulama’ mu’tabar (aimmatul madzahib)
4.Menolak Ashya’irah dan Maturidiyyah yang merupakan panutan mayoritas ulama’ Islam dalam perkara Aqidah
5.Sering mengkrititik Ashy'ariyah bahkan sehingga mengkafirkan Ashya’irah
6.Menyamakan Ashyai’rah dengan Mu’tazilah dan Jahmiyyah atau Mua’ththilah dalam perkara mutashabihat
7.Menolak dan menganggap pengajian sifat 20 sebagai satu konsep yang bersumberkan falsafah Yunani dan Greek
8.Bersembunyi di sebalik mazhab Salaf
9.Golongan mereka ini dikenali sebagai al-Hashwiyyah, al-Karramiyyah, al-Mushabbihah, al-Mujassimah atau al-Jahwiyyah dikalangan ulama’ Ahli Sunnah wal Jama’ah
10.Sering membuat tipu daya bahwa kononnya Abu Hasan Al-Ash’ari telah kembali ke mazhab Salaf setelah bertaubat dari mazhab Ashy'ariyah
11.Mendakwa kononnya ulama’ Ashy'ariyah tidak betul-betul memahami faham Abu Hasan al-Asha’ri, bahkan sering mendakwa konon mereka adalah pengikut Imam Abu al-Hasan al-'Ash'ari yang benar. Sungguh lucu klaim dan dakwaan semacam ini [Belakangan Ini]
12.Menolak ta’wil dalam bab Mutashabihat
13.Sering mendakwa bahwa kebanyakan umat Islam telah jatuh ke kancah syirik (dimana dosanya tidak di ampuni oleh Allah)
14.Mendakwa bahwa amalan memuliakan Rasulullah SAW (seperti membaca sholawat ad diba'i,simtud duror DLL) dapat membawa kepada kemusyrikan
15.Tidak boleh mengambil ibroh/hikmah sejarah makam para anbiya’, ulama’ dan solihin dengan dakwaan menghindari syirik
16.Kefahaman yang salah berkenaan syirik sehingga sangat mudah menghukum dan memvonis orang sebagai membuat amalan syirik
17.Menolak tawassul, tabarruk dan istighathah
18.Mengganggap tawassul, tabarruk dan istighathah sebagai sebagai cabang-cabang syirik
19.Memandang remeh dan merendahkan kelebihan-kelebihan (karamah) para awliya’
20. Menyatakan bahwa ibu bapa dan datuk Rasulullah SAW tidak terselamat dari azab api neraka.
21. Mengharamkan mengucap "radiallahu anha" bagi ibu Rasulullah SAW, Sayyidatuna Aminah [Belakangan Ini]
22. Menamakan Malaikat Maut sebagai 'Izrail adalah bid'ah [Belakangan Ini] - Fatwa Soleh Uthaymin

SIKAP DAN PRILAKU

1.Sering membid’ahkan amalan umat Islam bahkan sampai ke tahap mengkafirkan mereka (TAKFIR)
2.Mengganggap diri mereka sebagai mujtahid atau berlagak seperti para mujtahid walaupun tingkat ilmu mereka belum memadai (walaupun tidak layak)
3.Sering mengambil hukum secara langsung dari al-Quran dan hadis (tanpa mempertimbangkan qoul para imam empat madzhab, hal ini karena mereka sudah merasa sebagai mujtahid )
4.Sering memperolok dan menjelekkan ulama’ pesantren dari golongan Syafi'iyyah dan juga golongan agama yang lain (Wahhabi di indonesia).
5.Ayat-ayat al-Quran dan Hadis yang ditujukan kepada orang kafir sering ditafsiri dan di voniskan ke orang Islam (sungguh tidak layak).
6.Memaksa orang lain berpegang dengan pendapat mereka walaupun pendapat mereka itu shazz (janggal).
7. Bersikap "taqiyyah" apabila dirasakan perlu. Fatwa mereka berbeda apabila berbicara di hadapan masyarakat umum dengan pengajian khusus bersama mereka [Belakangan Ini].
8. Apabila mereka sedikit dan tidak berkuasa, mereka melontarkan slogan "Berlapang dada", namun apabila jumlah mereka banyak dan berkuasa mereka melontarkan slogan "Meghilangkan Bid'ah" [Sikap ini diambil berdasarkan kata-kata para ulama' Mekah yang memerhatikan sikap Wahhabi di Mekah sewaktu permulaan perkembangan mereka sampai kini.][Belakangan Ini].
9. Apabila mereka menerima tentangan daripada mayoritas ulama', mereka menyatakan itu adalah asam garam dalam perjuangan. Sedangkan para ulama' menyatakan bahwa apabila sesuatu itu ditolak oleh mayoritas para ulama', maka itu adalah tanda-tanda kesesatan, kepelikan dan kejanggalan (shadzz) atau ketergelinciran (zallah) Karena para ulama' umat Nabi Muhammad SAW tidak akan bersepakat di dalam kesesatan seperti hal nya yang disebut di dalam hadis Rasulullah SAW [Belakangan Ini]

ULUM HADITS

1.Menolak beramal dengan hadis dhaif
2.Penilaian hadis yang tidak sama dengan ulama’ hadis yang lain
3.Mengagungkan Nasiruddin al-Albani di dalam bidang ini [walaupun beliau tidak mempunyai sanad bagi menyatakan siapakah guru-guru beliau dalam bidang hadis. Bahkan sudah menjadi rahasia umum mengetahui bahwa beliau tidak mempunyai guru dalam bidang hadis dan diketahui bahwa beliau belajar hadis secara sendiri (otodidak) dan ilmu jarh dan ta’dil beliau adalah mengikut Imam al-Dhahabi].
4.Sering menganggap hadis dhaif sebagai hadis mawdhu’ [mereka mengumpulkan hadis dhaif dan palsu di dalam satu kitab atau bab seolah-olah kedua kategori hadis tersebut adalah sama]
5.Pembahasan hanya kepada sanad dan matan hadis, dan bukan pada makna hadis. Oleh Karena itu, perbincangan syawahid tidak di-jadikan pertimbangan
6.Perbincangan hanya terhadap kepada riwayah dan bukan dirayah.

ULUM QURAN

1.Menganggap tajwid sebagai menyusahkan dan tidak perlu (Sebagian Wahhabi di Malaysia ) [dan sebenarnya terdapat beberapa "ulama' Saudi" yang menyatakan tajwid itu bukanlah sunnah, tetapi bid'ah. Namun mayoritas "ulama' Saudi" tidak bersetuju dengan kata-kata mereka].[Belakangan Ini]
2. Mendakwa ayat-ayat mutashabihat sebagai ayat muhkamat. [Belakangan Ini]

FIQH

1.Menolak faham bermazhab kepada imam-imam yang empat; pada hakikatnya mereka bermazhab “TANPA MAZHAB”
2.Mencampurbaurkan amalan empat mazhab dan pendapat-pendapat lain sehingga membawa kepada talfiq yang haram
3.Memandang amalan bertaqlid sebagai bid’ah; kononnya mereka berittiba’ (padahal cara belajar mereka melalui buku-buku terjemahan)
4.Sering mengungkit soal-soal khilafiyyah
5.Sering menggunakan dakwaan ijma’ ulama dalam masalah khilafiyyah
6.Sering mendakwa bahwa amalan mereka merupakan hasil ijma’ ulama’
7.Menganggap apa yang mereka amalkan adalah sunnah dan pendapat pihak lain adalah bid’ah
8.Sering mendakwa orang yang bermazhab sebagai taksub mazhab (fanatisme madzhab), sedangkan mereka taksub kepada Ibnu Taymiyyah, Ibnu al-Qayyim al-Jawziyyah dan Muhammad Ibn Abdul Wahhab [Belakangan Ini].
9.Salah faham terhadap makna bid’ah yang menyebabkan mereka mudah membid’ahkan orang lain
10.Sering berhujah dengan al-tark, sedangkan al-tark bukanlah satu sumber hukum
11.Mempromosikan mazhab fiqh baru yang dinamakan sebagai Fiqh al-Taysir, Fiqh al-Dalil, Fiqh Musoffa, dll [yang jelas terkeluar daripada fiqh empat mazhab]
12.Sering menawarkan agar hukum ahkam fiqh dipermudahkan dengan menggunakan hadis “Yassiru wa la tunaffiru” sehingga pemahaman ini akan menjerumuskan pada tatabbu’ al-rukhas (mengikuti yang ringan-ringan) bahkan lebih parah dari itu.
13.Sering mengatakan bahwa fiqh empat mazhab telah ketinggalan zaman

NAJIS

1. Sebagian daripada mereka sering mempertikaikan dalil bagi kedudukan babi sebagai najis mughallazah
2. Menyatakan bahwa bulu babi itu tidak najis Karena tidak ada darah yang mengalir [Belakangan Ini]

WUDLU DAN TAYAMUM

1. Tidak menerima konsep air musta’mal
2. Bersentuhan lelaki dan perempuan tidak membatalkan wudhu’
3. Membasuh kedua belah telinga dengan air basuhan rambut dan tidak dengan air yang baru.
4. Kaifiyyat Tayammum yang mereka pilih adalah : Tepuk sekali dan sapu muka serta kedua pergelangan tangan saja (tanpa perlu sampai ke siku). [Belakangan Ini]

Adzan

1. Adzan juma’at sekali; azan kedua ditolak

Sholat

1. Mempromosi “Sifat Solat Nabi صلى الله عليه و سلم’, dengan alasan kononnya solat berdasarkan fiqh mazhab adalah bukan sifat solat Nabi SAW yang benar.
2. Menganggap lafaz usolli (melafalkan niat/talafudzun niat) sebagai bid’ah yang keji (padahal 26 ulama dari berbagai ulama madzhab menyatakan sunnah)
3. Berdiri secara terkangkang  ataupun seperti huruf Y terbalik yang menyalahi konsep berdiri secara iktidal (lurus dan sederhana) [Belakangan Ini]
4. Tidak membaca ‘Basmalah’ secara jahar (keras)
5. Menggangkat tangan sewaktu takbir pada paras bahu
6. Meletakkan tangan di atas dada sewaktu qiyam (berdiri)
7. Menganggap perbedaan antara lelaki dan perempuan dalam solat sebagai perkara bid’ah (Sebagian Wahhabiyyah Malaysia )
8. Menganggap qunut Subuh sebagai bid’ah
9. Menggangap penambahan “wa bihamdihi” pada tasbih ruku’ dan sujud adalah bid’ah
10. Menganggap menyapu muka selepas solat sebagai bid’ah - Fatwa Soleh Usthaymin
11. Solat tarawih hanya 8 rakaat; yang lebih parah lagi, mengatakan solat tarawih itu sebenarnya adalah solat malam (solatul-lail) seperti yang dibuat pada malam-malam biasa.
12. Zikir jahar di antara rakaat-rakaat solat tarawih dianggap bid’ah
13. Tidak ada qadha’ bagi solat yang sengaja ditinggalkan
14. Menganggap amalan bersalaman selepas solat adalah bid’ah - Fatwa Soleh Usthaymin
15. Menggangap lafaz sayyiduna (taswid) dalam solat sebagai bid’ah
16. Mereka Menggerak-gerakkan jari sewaktu tahiyyat awal dan akhir
17. Boleh jama’ dan qasar walaupun kurang dari dua marhalah
18. Memakai jubah dengan singkat yang melampau
19. Menolak sembahyang sunat qabliyyah sebelum Jumaat
20. Menolak konsep sembahyang menghormati waktu [li hurmah al-waqt] [Belakangan Ini]
21. Menolak konsep fidyah sembahyang walaupun umum mengetahui ia adalah pendapat mazhab Hanafi dan pendapat dhaif di dalam mazhab Shafie. [Belakangan Ini]

DOA,DZIKIR DAN BACAAN AL QURAN

1. Menggangap doa secara berjama'ah selepas solat sebagai bid’ah
2. Menganggap zikir dan wirid berjama'ah selepas sembahyang atau pada bila-bila masa sebagai bid’ah
3. Mengatakan bahwa membaca “Sodaqallahul-‘azim” selepas bacaan al-Quran adalah bid’ah - Fatwa Ibn Baz
4. Menyatakan bahwa doa, zikir dan sholawat yang tidak ada dalam al-Quran dan Hadis sebagai bid’ah. Sebagai contoh mereka menolak Dala’il al-Khayrat, Solawat al-Syifa’, al-Munjiyah, al-Fatih, Nur al-Anwar, al-Taj, dll, bahkan dikatakan semua itu bertentengan dengan Aqidah Islam [Belakangan Ini]
5. Menganggap amalan bacaan Yasin pada malam Jumaat sebagai bid’ah yang haram - dengan alasan "Jangan diiktikadkan wajib" [Belakangan Ini]
6. Mengatakan bahwa sedekah atau pahala tidak sampai kepada orang yang telah wafat
7. Mengganggap penggunaan tasbih (Alat Untuk menghitung jumlah dzikir) adalah bid’ah
8. Mengganggap zikir dengan bilangan tertentu seperti 1000 (seribu), 10,000 (sepuluh ribu), dll sebagai bid’ah, tetapi kalau tidak berzikir atau lalai (al-ghaflah) tak mengapa ??!!!, bahkan lebih baik seperti itu (tidak berdzikir) [Belakangan Ini]
9. Menolak amalan ruqiyyah shar’iyyah dalam perobatan Islam seperti wafa’, azimat, dll
10. Menolak zikir isim mufrad (dalam thoriqoh qodiriyah dan naqsabandiyah di kenal dengan istilah ismu dzat) yakni lafad : Allah.... Allah....
11. Melihat bacaan Yasin pada malam nisfu Sya’ban sebagai bid’ah yang haram
12. Sering menafikan dan mempertikaikan keistimewaan bulan Rajab dan Sya’ban
13. Sering mengkritik kelebihan malam Nisfu Sya’ban
14. Mengangkat tangan sewaktu berdoa’ adalah bid’ah
15. Mempertikaikan kedudukan solat sunat tasbih
16. Berusaha mengharamkan wirid-wirid yang terkandung di dalam kitab "Majmu' Sharif " bahkan al adzkar karya imam nawawi (ulama syafi'i) [Belakangan Ini]
17. Menyatakan bahwa mencium al-Quran adalah bid'ah terkeji [Belakangan Ini] - Fatwa Soleh Usthaymin

PENGURUSAN JENASAH DAN QUBUR

1. Menganggap amalan menziarahi maqam Rasulullah SAW, para anbiya’, awliya’, ulama’ dan solihin sebagai bid’ah dan solat tidak boleh dijama’ atau qasar dalam ziarah seperti ini (karena perjalanan-nya di anggap sebagai perjalanan maksiat)
2. Mengharamkan wanita menziarahi kubur
3. Menganggap talqin sebagai bid’ah
4. Mengganggap amalan tahlil dan bacaan Yasin bagi kenduri arwah sebagai bid’ah yang haram
5. Tidak membaca doa’ selepas solat jenazah
6. Sebagian ulama’ mereka menyeru agar Maqam Rasulullah SAW dikeluarkan dari masjid nabawi atas alasan menjauhkan umat Islam dari syirik
7. Menganggap kubur yang bersebelahan dengan masjid adalah bid’ah yang haram
8. Doa dan bacaan al-Quran di perkuburan dianggap sebagai bid’ah

MUNAKAHAT (PERNIKAHAN)

1. Talak tiga (3) dalam satu majlis adalah talak satu (1)

MAJLIS PERAYAAN SECARA BERJAMA'AH

1. Menolak sambutan Mawlid Nabi, bahkan yang lebih teruk lagi menyamakan sambutan Mawlid Nabi dengan perayaan Kristian bagi nabi Isa a.s.
2. Menolak amalan marhaban
3. Menolak amalan barzanji.
4. Berdiri ketika bacaan mawlid adalah bid’ah
5. Menolak sambutan Ma’al Hijrah, Isra’ Mi’raj, dll.

HAJI DAN UMROH

1. Mencoba mengalihkan "Maqam Ibrahim عليه السلام" namun usaha tersebut telah dipatahkan oleh al-Marhum Sheikh Mutawalli Sha'rawi ketika itu [Belakangan Ini].
2. Menghilangkan tanda telaga zam-zam untuk Mengelak oleh orang yang bertawaf ketika sedang bertawaf [sekarang tanda tersebut hendak dibuat semula] [Belakangan Ini].
3. Mengubah tempat sa'ie di antara Sofa dan Marwah (Namun Hal ini yang mendapat tentangan ulama' Islam dari seluruh dunia) [Belakangan Ini - dan Khilafiyyah di antara para ulama' kontemper].
4. Nama "Hajar Ismail" bagi bagian sisi Ka'bah adalah bid'ah dan tidak harus (wajib) [Belakangan Ini] - Fatwa Soleh Usthaymin


PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN

1. Ramai para professional menjadi ‘ustadz-ustadz’ mereka (di Malaysia)
2. Ulama’ yang sering menjadi rujukan mereka adalah:
a. Ibnu Taymiyyah
b. Ibnu al-Qayyim
c. Muhammad Abdul Wahhab [Perbezaan yang ketara di antara pendekatan Ibnu Taymiyyah dan Muhammad Ibn Abdul Wahhab ialah: (i) Ibnu Taymiyyah tidak memaksa orang lain mengikut pendapatnya dengan pedang dan kuasa, ini adalah berbeda dengan pendekatan Muhammad Ibn Abdul Wahhab; (ii) Ibnu Taymiyyah juga tidak bersepakat dengan bukan Muslim untuk menjatuhkan saudara Islamnya][Belakangan Ini]
d. "Sheikh" Abdul Aziz Ibn Bazz
e. Nasiruddin al-Albani
f. "Sheikh" Soleh Ibn Uthaimin
g. "Sheikh" Soleh Fawzan al-Fawzan [Secara peribadi, penulis mendengar dengan telinga dan melihat dengan mata sendiri di Madinah, Dr. Soleh Fawzan al-Fawzan, Rektor, Universiti Islam Madinah pada waktu tersebut menyatakan bahwa ulama' Al-Asha'irah dan al-Maturidiyyah bukanlah daripada "golongan yang terselamat dari api neraka" (al-firqah al-najiyah)."] [Belakangan Ini]
3. Sering menawarkan untuk kembali kepada al-Quran dan Hadis (tanpa menyebut para ulama’, sedangkan al-Quran dan Hadis sampai kepada umat Islam melalui para ulama’ dan para ulama’ juga yang memelihara al-Quran dan Hadis untuk umat ini)
4. Sering mengkritik Imam al-Ghazali dan kitab “Ihya’ Ulumiddin”
5. Masih  menggunakan kitab al-Tauhid oleh Imam Ibnu Khuzaimah walaupun Imam al-Bayhaqi telah menyatakan bahwa Imam Ibnu Khuzaimah telah menarik kitab tersebut dan bertaubat dari penulisannya itu. Ini dinyatakan oleh Imam al-Bayhaqi di dalam Kitab al-Asma' dan al-Sifat. [Belakangan Ini]

PENGKHIANATAN MEREKA KEPADA UMAT ISLAM

1. Bersepakat dengan Inggris dalam menjatuhkan kerajaan Islam Turki Usmaniyyah
2. Melakukan perubahan kepada kitab-kitab turath (peninggalan bersejarah) yang tidak sehaluan dengan mereka
3. Banyak ulama’ dan umat Islam dibunuh sewaktu awal kebangkitan mereka.
4. Memusnahkan Sebagian besar kesan-kesan sejarah Islam seperti tempat lahir Rasulullah saw, jannat al-Baqi’ dan al-Ma’la [makam para isteri Rasulullah SAW di Baqi’, Madinah dan Ma’la, Mekah], tempat lahir Sayyiduna Abu Bakr dll, dengan hujah perkara tersebut boleh membawa kepada syirik.
5. Di Malaysia, Sebagian mereka dahulu dikenali sebagai Kaum Muda atau Mudah [Karena hukum fiqh mereka yang mudah, ia merupakan bentuk ketaatan bercampur dengan kehendak hawa nafsu].
6. Antara nama/seruan yang pernah digunakan/dilontarkan oleh mereka di Malaysia dahulu ini ialah Ittiba’ Sunnah. Pihak Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan Kali Ke-14 yang bersidang pada 22-23 Oktober 1985 telah pun mengeluarkan fatwa menyatakan kesesatan ajaran " Ittiba’ al-Sunnah" ini.

TASAWWUF DAN TAREQAT

1. Sering mengkritik aliran Sufi dan kitab-kitab sufi yang mu’tabar
2. Sufiyyah dianggap sebagai terkesan dengan ajaran Budha dan Nasrani
3. Tidak dapat membedakan antara amalan sufi yang benar dan amalan bathiniyyah yang sesat
4. Ilmu tasawuf di anggap sebagai ilmu bid'ah dan sesat (dukungan imam syafi'ie dalam kitab diwan-nya untuk mempelajari ilmu tasawuf telah di hapus oleh mereka)

PERHATIAN :

Sebagian dari ciri-ciri di atas adalah perkara khilafiyyah. Namun Sebagiannya adalah beralasan dengan ijma’ dan pendapat mu’tamad empat mazhab. Sebagian yang lain adalah perkara yang sangat kritikal dalam masalah usul (pokok) dan patut dipandang dengan serius.Ini adalah Sebagian daripada ciri-ciri umum golongan Wahhabiyyah yang secara TIDAK SADAR diamalkan dalam masyarakat kita. Sebagian daripada ciri-ciri ini adalah disepakati di antara mereka dan Sebagiannya tidak disepakati oleh mereka. Ini adalah Karena di dalam golongan Wahhabiyyah ada berbagai-bagai pendapat dan mazhab dalam berbagai peringkat. apabila kita cermati setiap tokoh Wahhabiyyah mencoba berijtihad dan mengenengahkan pendapat masing-masing sehingga sangat terlihat bahwa mereka terlalu jauh dari aliran Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah. Kami terpaksa mengugurkan banyak lagi ciri-ciri lain yang berkaitan bagi meringkaskan tulisan saya ini. Wallahu A’lam.



Sabtu, Februari 04, 2012 | 4 komentar | Read More

Memahami Fatwa-Fatwa Salafy Wahhabi Al Mujassimah

Islam Di Indonesia dikenal Toleran, Moderat Dan Merohmati (Marhamah)

Namun Bila kita ngaji di dunia maya ala kyai google maka akan anda jumpai beberapa artikel/bacaan telah di kuasai oleh kaum salafy/wahhaby ,berikut ini saya sharekan beberapa fatwa-fatwa mereka dari
situs resmi mereka (silahkan baca namun anda harus selektif, seandainya anda merasa belum berkompeten saya sarankan menunda membacanya), jika anda setuju mengikuti paham mereka, Monggooo.......!!!
saya sih masih komitmen dengan madzhab syafi'i yang merupakan paham wali songo (penyebar islam nusantara) namun jika anda mengikuti paham mereka anda pun di tuntut untuk konsis terhadap ijtihad hukum dan fatwa mereka, untuk pertimbangan maka tela'ah dan baca dengan seksama fatwa-fatwa mereka ,di bawah ini :

Fatwa fatwa salafy (palsu)-wahhaby

sumber : http://salafidb.googlepages.com

( Diantara tokoh yang menjadi rujukan mereka Adalah Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab,Syaikh Muhammad Nasiruddin al-Albaani,Syaikh ibnu baz,Syaikh Ibnu Utsaimin, Syaikh Shalih Al-Fauzan) namun sering mereka menggunakan pendapat2 ulama' yang bermadhab padahal mereka tidak bermadhzab seperti Imam Ibnu Taimiyyah dan Ibnu Qoyyim rahimahulloh...

di antara fatwa-fatwanya adalah :

1.    ziarah kuburnya kaum wanita hukumnya HARAM mutlak (bukan sekedar makruh)
2.    membacakan surat Al-Fatihah saat ziarah kubur hukumnya bid'ah
3.    membacakan Al-Qur'an untuk mayat, mendoakan si mayat dan menghadiahkan pahala bacaannya kepada si mayat,bacaan doa tidak sampai kepada si mayit.
4.    mengupah pembaca Al-Quran untuk membacakan Al-Quranul Karim 
       bagi ruh orang yang meninggal termasuk bid'ah dan mungkar 
5.    Tidak boleh membuat tulisan pada kuburan seseorang.
6.    wanita wajib memakai cadar
7.    Usaha mempercantik diri dengan maksud untuk menambah kecantikannya hukumnya HARAM
8.    Berjabatan tangan setiap selesai shalat secara rutin, tidak asalnya bahkan itu bid'ah.
9.    Semua perayaan yang bertentangan dengan hari raya yang disyari'atkan adalah bid'ah
10.  menghidupkan peninggalan-peninggalan Islam bersejarah untuk mengambil pelajaran,seperti; Gua Tsur, Gua Hira, perbukitan Ummu Ma'bad, dan membuat jalan untuk mencapai tempat-tempat tersebut adalah HARAM.
11.  Ucapan "shadaqallahul 'azhim" setelah selesai membaca Al-Qur'an adalah bid'ah
12.  Mencium al quran setelah selesai membacanya,tidak adanya sumber hukumnya.
13.  mengulurkan tangan dengan maksud bersalaman kepada orang kafir TIDAK DIPERBOLEHKAN ( La Asla Lah)
13.  Bertepuk tangan dalam suatu pesta merupakan perbuatan jahiliyah dan HARAM
14.  Mendengarkan nyanyian atau lagu hukumnya HARAM
15.  laki-laki memandangi wajah dan tubuh kaum wanita peragawati atau penyanyi yang tampil di layar televisi, bioskop, video atau gambar yang dicetak di atas kertas hukumnya HARAM
16.  Tidak boleh salam dengan isyarat (da...da...) karena tasyabuh dengan orang kafir
17.  Tidak boleh mempelajari sesuatupun dari kitab-kitab sebelum Al-Qur'an baik Injil, Taurat ataupun selain keduanya (Syaikh Al-Utsaimin)
18.  Tidak boleh bagi seorang Muslim berdiri untuk memberi hormat kepada bendera dan lagu kebangsaan (Lajnah Daimah)
19.  Menyimpan gambar atau foto untuk dijadikan sebagai kenangan adalah HARAM (Syaikh Ibnu Utsaimin) 

Ciri ciri mereka yang paling menonjol adalah trinity (3 T ) yaitu :

1) Takfir yakni suka mengkafirkan umat islam yang tidak sependapat dengan golongan mereka (kita sibuk berusaha mengislamkan orang yang belum islam tapi mereka sibuk dengan mengkafirkan umat islam).
2 ) Tasybih yakni menyerupakan Alloh Azza Wajalla dengan  makhluk dengan dalih tidak boleh mentakwil alquran (seperti Allah Azza wajalla mempunyai tangan,kaki, duduk dan lain-lain)
3) Tabdi' yakni suka membid'ahkan amalan-amalan kaum muslimin yang jelas-jelas ada hujjahnya..

mari kita menghormati perbedaan, karena sebanarnya kebenaran mutlak adalah milik Allah Azza Wajalla, janganlah kita bersikap sombong dengan mengatakan bahwa pendapat kita-lah yang paling benar.....
akhirnya hanya kepada allah-lah kita akan kembali...
Sabtu, Februari 04, 2012 | 0 komentar | Read More

Bila Salam Telah Di Ganti Dengan Ass Miekum DLL

Bismillah, Alhamdulillah,, wassholatu wassalamu ala rosulillah,,
 muhammadibni abdillah,, wa ala aliihi wa ashabihi wamaw walah,, Amma Ba’dah..


Salah satu bentuk ibadah yang terlalaikan, namun dianggap sebagai suatu hal biasa  di kalangan kaum muslimin sekarang ini adalah menulis salam (begitu juga sholawat) dengan disingkat.

Padahal telah diketahui bahwa dalam kaidah penggunaan bahasa Arab, kesempurnaan tulisan dan pembacaan lafadz akan mempengaruhi arti dan makna dari sebuah kata dan kalimat, bila kata atau kalimat tersebut di ucapkan.

Lalu, bagaimana jika salam (begitu juga shalawat) disingkat dalam penulisannya?
Apakah akan merubah arti dan makna kalimat tersebut?

  Adab Menulis Salam

Kata salaam memuat makna keterbebasan dari setiap malapetaka dan perlindungan dari segala bentuk aib dan kekurangan. SALAAM juga mengandung arti  aman dari segala kejahatan dan terlindung dari peperangan.
Oleh karena itu, Islam memerintahkan supaya menampakkan salam dan menyebarluaskannya

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya :

 “Dan apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan,maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (Qs. An-Nisaa’: 86)

Yang dimaksud dengan penghormatan pada ayat diatas adalah ucapan salam, yaitu:
   1. Assalaamu ‘alaykum
   2. Atau assalaamu ‘alaykum warahmatullaah
   3. Atau assalamu ‘alaykum warahmatullaah wabarakaatuh

Dalam ayat diatas juga terdapat perintah untuk membalas salam dengan yang lebih baik atau serupa dengan itu. Misalkan ada yang memberi salam dengan ucapan assalaamu ‘alaykum maka balaslah dengan yang serupa, yaitu wa’alaykumussalaam. Atau yang lebih baik dari itu, yaitu, wa’alaykumussalaam warahmatullaah, dan seterusnya.

Dari ayat yang mulia di atas dapat diketahui bahwa hukum menjawab atau membalas salam dengan lafadz yang serupa atau sama dengan apa yang diucapkan adalah fardhu atau wajib. Sedangkan membalas salam dengan lafadz yang lebih baik dari itu hukumnya adalah sunah. Dan berdosalah orang yang tidak menjawab atau membalas salam dengan lafadz yang serupa atau yang lebih baik dari itu. Karena dengan sendirinya dia telah menyalahi perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memerintahkan untuk membalas salam orang yang memberi salam kepada kita

Dari penjelasan di atas, lafadz “aslkm , mikum, ekom, askum” bahkan “ass” dan singkatan yang sejenisnya BUKAN termasuk dalam kategori SALAM. Walaupun dapat di pahami oleh orang yang membacanya, namun merubah NILAI dan MAKNA yang terkandung di dalam Salam  itu sendiri.

sehingga menjawabnya pun tidak terbilang WAJIB. Dan bagaimana lafadz-lafadz tersebut dapat disebut salam, sementara dalam lafadz tersebut tidak mengandung MAKNA SALAM yaitu PENGHORMATAN dan DO'A BAGI PENERIMA SALAM do’a. Bahkan lafadz “ass”, dalam perbendaharaan kosa kata asing memiliki pengertian yang tidak sepantasnya, bahkan mengandung unsur penghinaan. Dan ironisnya banyak dikalangan kaum muslimin dikalangan kita yang kurang memperhatikan hal tersebut dan justru lebih menyukai kata "ass" daripada "assalamu 'alaikum" (wal ‘iyyadzubillah).

Beberapa alasan orang MELEGALKAN menulis "salam" dengan kata "ass" , di antaranya:

1) Menyingkat dan mempercepat waktu (kesuwen , jawa red)
2) Aah….boleh aja… menulis kata "ass" itu sih tergantung niatnya

JAWABAN :

1)      ketahuilah sebagian para ahli hikmah mengatakan “العجلة من الشيطان” artinya : tergesa gesa itu berasal dari syetan laknatullah alaeh , begitulah trik syetan yang  ingin menjerumuskan seorang muslim ke dalam kesesatan, yang salah satunya dia menggoda seseorang supaya mempercepat (tidak khusyuk) ibadahnya , misalnya saja  ingin cepat sholatnya , baca qur’anya, dzikirnya DLL .

maka kata “ass, mikum, ekom atau askum”  DLL mungkin juga sebagian kecil godaan syetan terhadap kaum muslim agar mempercepat ibadahnya dan enggan menyempurnakan ibadahnya dengan berbagai alasan, (wal iyyadzu billah) padahal salam dalam islam itu sendiri memiliki makna yang sangat besar baik tekstual maupun kontekstuanya  bahkan merupakan do’a kita kepada saudara kita

2)      Alasan ini sungguh tidak berdasar bahkan bisa dikatakan “salah penempatan kaidah”  karena salah satu niat adalah bersamaan dengan perbuatan, kita buat contoh misalkan, orang yang mencuri tapi dia berniat “mengambil haknya”, orang mabuk berniat mensyukuri nikmat Alloh Azza Wajalla oleh sebab itu niat harus sinkron (cocok) dengan perbuatan . amal buruk namun perbuatanya jelek oleh sebab itu kaidah Ushul  “al umuru bimaqosidiha” ( tiap amal tergantung niat ), atau hadist Baginda shallahu alaihi wasallam tidak bisa diterapkan dalam masalah ini. (wallahu a’lam)


bila anda menemukan kesalahan dalam tulisan ini maka sungguh hal tersebut dari saya pribadi Namun bila anda menemukan kebenaran MAKA HAL ITU ADALAH HAQ BERASAL DARI ALLAH SUBHANAHU WATA’ALA SEMATA…
Wa ma taufiqi illa billahil aliyyil adzim, ‘alaihi tawakkaltu wa ilahi uniib…

Maroji'
   1. Al-Qur’an Digital.
   2. Al-Masaail Jilid 7, karya al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat, cetakan Darus Sunnah.
   3. Bahjatun Naadzirin Syarah Riyadhush Shalihin (Terjemah) Jilid 3 dan 4 cetakan Pustaka Imam asy-Syafi’i.
    4. Qowaidul Fiqhiyyah (id) karya Drs Bisri
Jumat, Februari 03, 2012 | 0 komentar | Read More