SEBUTLAH DALAM HATIMU.....!!!

عليكم بـــــــــــــ

AHLUS SUNNAH WAL JAMA'ah

SMS GRATIS

CINTA...!!

MENGENALMU ADALAH SUATU ANUGERAH..
MENYAKITIMU ADALAH SUATU LARANGAN..

MENDAMPINGI HIDUPMU ADALAH SUATU KEBAHAGIAAN..

MENINGGALKANMU ADALAH SUATU KEBODOHAN..

SEBUAH PESAN

Seorang Guru Pernah Berkata :

indahnya kehidupan bila kita dapat membagi dengan adil antara kesibukan dan menghamba kepada alloh ,dan pasti kita kan mendapati bahwa semua waktu kita di dunia ini adalah hanya milik alloh SWT

Ingin Mencari Sesuatu, clik kata kunci disini

Popular Posts Today

Lailatul Qadar: Mungkin Tahun Ini Peluang Terakhir Kita!

Oleh : Santri Salaf


2/3 Ramadhan bakal berlalu, maka tinggallah 1/3 yang terakhir, iaitu 10 hari terakhir. 1/3 inilah yang merupakan puncaknya Ramadhan Karena dicelah-celahnya terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari 1,000 bulan. Bagi mereka yang kental imannya, inilah masa mereka untuk berjuang mati-matian dalam menghamba kepada alloh SWT …. Kalau di Makkah, Madinah, Tarim dan, negara ‘Arab lainnya, 10 terakhir inilah masjid-masjid sesak dengan para jemaah beribadat, beri’tikaf Ini sangat berbeda jauh dengan tempat kita di Indonesia Ini, masjidnya penuh di awal Ramadhan saja, manakala diakhirnya yang ramai justru stasiun,terminal,jalan raya DLL karena mereka disibukkan dengan mudik lebaran. Di kota-kota mulai rame dengan bazar-bazar Ramadhan, pengunjung hiburan malam pun membludak ……. Coba kita ubah tradisi semacam ini, mulai dari diri kita sendiri.

Mungkin kita lupakan tentang hakikat hari raya dan persiapan untuknya dengan memperbanyak amal sholeh Karena menurut sebagian orang-orang sholeh, hakikat hariraya itu adalah orang yang bertambah keta’atannya dan diampuni dosa-dosanya.

لَيْسَ العِيْدُ لِمَنْ لبِسَ الجَدِيْد وإنّمَا العِيْدُ لِمَن طاعاتُهُ تَزِيْد،
وَلَيْسَ العِيْدُ لِمن تَجمَّل بِاللِّبَاس والرُّكُوْب إنَّمَا العِيْدُ لِمَن غَفَرت لهُ الذُّنُوب


Bukanlah hariraya itu bagi orang orang yang memakai baju baru, tetapi hari raya itu adalah bagi orang yang keta’atannya bertambah. Dan bukanlah haria raya itu bagi orang yang berhias dengan pakaian dan kendaraanya, tetapi hari raya itu adalah bagi orang yang telah diampuni dosa-dosanya (oleh Allah Ta’ala).

Nah, hanya tinggal 10 hari untuk merebut ganjaran Ramadhan, bahkan di 10 yang terakhir inilah yang terlebih utamanya. Coba kita penuhkan masjid-masjid kita! Coba beri'tikaf! Coba berqiyam!

Firman Allah Ta’ala:

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al-Quran) ini pada Malam Lailatul-Qadar, Dan apa jalannya engkau dapat mengetahui apa dia kebesaran Malam Lailatul-Qadar itu? Malam Lailatul-Qadar lebih baik dari seribu bulan. Pada Malam itu, turun malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka, Karena membawa segala perkara (yang ditakdirkan berlakunya pada tahun yang berikut); Sejahteralah Malam (yang berkat) itu hingga terbit fajar! (Surah al-Qadar: 1 – 5)

Malam tersebut adalah malam yang penuh dengan keberkatan, sebagaimana firmanNya:

إِنَّآ أَنزَلْنَـٰهُ فِى لَيْلَةٍ مُّبَـٰرَ‌كَةٍ

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Quran itu pada malam yang berkat. (Surah ad-Dukhan: 3)

Maka barangsiapa yang beribadat dan menghayati malam yang penuh berkat ini niscaya dia memperoleh ampunan dari Allah Ta’ala. Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ : مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: Dari Sayyidina Abu Hurairah رضي الله عنه dari Nabi صلى الله عليه وآله وسلم, Baginda صلى الله عليه وآله وسلم telah bersabda: Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan, diampunkan baginya dosa-dosanya yang telah lalu dan barangsiapa yang mendirikan akan lailatul qadar (dengan amal ibadah) dengan penuh keimanan dan keikhlasan diampunkan baginya dosa-dosanya yang telah lalu. (Hadits riwayat Ahmad, al-Bukhari dan lain-lain)

Di sepuluh malam terakhir dari Ramadhan, Junjungan kita Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم lebih bersungguh-sungguh dalam beribadat.


قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ، مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ .

Artinya: Telah berkata Sayyidatuna ‘Aisyah رضي الله عنها: Adalah Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم bersungguh-sungguh memperbanyakkan ‘amal ibadat pada 10 malam yang terakhir (dari bulan Ramadhan) berbanding dengan masa yang lain (Hadits riwayat Ahmad, Muslim, Ibnu Majah dan lain-lain)

Baginda صلى الله عليه وآله وسلم juga menyeru, menyuruh umatnya agar lebih bersungguh-sungguh di 10 terakhir Ramadhan ini sebagaimana sabda Baginda صلى الله عليه وآله وسلم:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ : تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Artinya: Dari Sayyidatina ‘Aisyah رضي الله عنها bahwalah Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم telah bersabda: Bersedialah dengan bersungguh-sungguh untuk menemui lailatul Qadar pada malam-malam yang ganjil dari 10 malam terakhir dari bulan Ramadhan. (Hadits riwayat Ahmad, al-Bukhari, Muslim,Abu Daud dan lain-lain)
عن عبادة بن الصامت: أنه سأل رسول الله صلى الله عليه وسلم عن ليلة القدر، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: في رمضان، التمسوها في العشر الأواخر؛ فإنها في وتر إحدى وعشرين، أو ثلاث وعشرين، أو خمس وعشرين أو سبع وعشرين، أو تسع وعشرين، أو في آخر ليلة

Artinya: Dari Sayyidina Ubadah bin ash-Shomit رضي الله عنه bahwasanya beliau telah bertanya kepada Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم mengenai Lailatul Qadar. Maka Baginda صلى الله عليه وآله وسلم menjawab: Ianya di dalam bulan Ramadhan, pada 10 yang terakhir, dan bahwasanya ia terjadi pada malam yang ganjil samada malam 21, 23, 25, 27 dan 29 atau pada malam terakhir Ramadhan. (Hadits riwayat Imam Ahmad. Berkata al-Hafidz Ibn Hajar, para perawi hadits ini tsiqah).

Dalam hadits lain yang dikeluarkan oleh Ibn Abi Syaibah, Ibn Jarir, Muhammad bin Nashr dan Ibnu Mardawaih, Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda:

اطلبوا ليلة القدر في العشر الأواخر.

Artinya: Carilah kalian akan Lailatul Qadar pada 10 yang akhir (dari Ramadhan). (Dur al-Mantsur)

Maka untuk itulah para ulama, berdasarkan hadits-hadits Nabi صلى الله عليه وآله وسلم dan pengalaman para salaf serta dari pengalaman mereka sendiri telah merumuskan jadwal dalam menentukan malam yang penuh barokah ini, agar mudah untuk memberi tumpuan kepadanya.

walaupun begitu jadwal ini adalah sekedar panduan. Bagi mereka yang bersungguh-sungguh beribadat pada 10 malam yang terakhir, dengan penuh keimanan dan keikhlasan maka mereka akan mendapat ganjaran besar pada malam tersebut. Dan bagi mereka yang terpilih untuk mengetahui malam tersebut dengan disingkapkan tanda-tandanya, maka itu adalah kurniaan yang sangat besar kepadanya.


Imam as-Sayuthi menyebut sebuah hadits di dalam tafsirnya berjudul Dur al-Mantsur:

وأخرج أحمد وابن جرير ومحمد بن نصر والبيهقي وابن مردويه عن عبادة بن الصامت أنه سأل رسول الله صلى الله عليه وسلم عن ليلة القدر فقال: في رمضان في العشر الأواخر فإنها في ليلة وتر في إحدى وعشرين، أو ثلاث وعشرين، أو خمس وعشرين، أو سبع وعشرين، أو تسع وعشرين، أو آخر ليلة من رمضان من قامها إيماناً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه، ومن أماراتها أنها ليلة بلجة صافية ساكنة ساجية لا حارة ولا باردة، كأن فيها قمراً ساطعاً، ولا يحل لنجم أن يرمى به تلك الليلة حتى الصباح، ومن أماراتها أن الشمس تطلع صبيحتها لا شعاع لها، مستوية، كأنها القمر ليلة البدر، وحرم الله على الشيطان أن يخرج معها يومئذ.

Artinya: Dan telah mengeluarkan Ahmad, Ibnu Jarir, Muhammad bin Nashr, al-Baihaqi dan Ibnu Mardawaih dari Sayyidina Ubadah bin ash-Shomit رضي الله عنه bahwasanya beliau telah bertanya kepada Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم mengenai Lailatul Qadar. Maka Baginda صلى الله عليه وآله وسلم menjawab: Ianya di dalam bulan Ramadhan, pada 10 yang terakhir, dan bahwasanya ia terjadi pada malam yang ganjil samada malam 21, 23, 35, 27 dan 29 atau pada malam terakhir Ramadhan. Barangsiapa yang mendirikan malam ‘Lailatu Qadar’ (untuk beribadah) dengan penuh keimanan dan keikhlasan, diampunkan baginya dosa-dosanya yang telah lalu. Di antara tanda-tandanya adalah malam itu keadaannya terang, bersih, tenang, sunyi, tidak panas, tidak dingin, seolah-olah disitu ada bulan bercahaya, tidak ada bintang (seperti panah api) yang dilemparkan pada malam itu sehingga pagi. Dari tanda-tandanya juga bahwa pada pagi hari itu, matahari terbit tanpa pancaran sinar, bagaikan bulan purnama. Pada hari itu Allah mengharamkan syaithan keluar bersamanya.

Syeikh ‘Abdullah Basmeih, menyebut di dalam kitab Mastika Hadith Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم: Selain itu para ‘alim ulama juga ada menyebut beberapa tanda atau ‘alamat berhubung dengan malam ‘Lailatul Qadar’ iaitu:

• Ada yang berkata: Orang yang menemui malam ‘Lailatul Qadar’, ia melihat nur yang terang benderang di segala tempat, hatta segala ceruk yang gelap gelita
• Ada pula yang berkata: Ia mendengar ucapan salam dan kata-kata yang lain dari malaikat
• Ada juga yang berkata: Ia melihat segala benda (termasuk pohon-pohon kayu) roboh (dalam keadaan) sujud
• Ada pula yang berkata: Doa permohonannya makbul.

Imam al-Tabari رحمه الله memilih ‘qaul’ yang menegaskan: Bahwa semuanya itu tidak lazim (tidak semestinya ia dapat melihatnya), Karena tidak disyaratkan “melihat atau mendengarnya” untuk menemui malam 'Lailatul Qadar'. (al-Fath al-Rabbani 10:296)
Yakni yang penting ialah ta’at mengerjakan ‘amal bakti Karena Allah semata-mata, Karena balasannya tetap terjamin dan akan dinikmati di dunia dan akhirat.


وماتوفيقي إلابالله عليه توكلت وإليه انيب


Sekian dari
al-fagir ilaLlah al-ghani
Allama Aluddin Shiddiq Bin Surur Asy-syafi'ie Al qodiry Wan Naqsabandy
19 Rmadhan 1432H/19 Ogos 2011M
Kaliwungu, Jombang, jawa Timur ,Indonesia.
Minggu, Agustus 28, 2011 | 0 komentar | Read More

Masalah Facebook Dan Solusinya

Oleh : Sunni Muda



Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in.

Para pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah Ta’ala. Belakangan ini di antara kita pernah mendengar fatwa haramnya Facebook, sebuah layanan pertemanan di dunia maya yang hampir serupa dengan Friendster dan layanan pertemanan lainnya. Banyak yang bingung dalam menyikapi fatwa semacam ini. Namun, bagi orang yang diberi anugerah ilmu oleh Allah tentu tidak akan bingung mengenai fatwa tersebut.
Dalam tulisan yang singkat ini, dengan izin dan pertolongan Allah kami akan membahas tema yang cukup menarik ini, yang sempat membuat sebagian orang kaget. Tetapi sebelumnya, ada beberapa preface yang akan kami kemukakan.Semoga Allah memudahkannya.



Dua Kaedah yang Mesti Diperhatikan

Saudaraku, yang semoga selalu mendapatkan taufik dan hidayah Allah Ta’ala. Dari hasil penelitian dari Al Qur’an dan As Sunnah, para ulama membuat dua kaedah ushul fiqih berikut ini:

Hukum asal untuk perkara ibadah adalah terlarang dan tidaklah disyari’atkan sampai Allah dan Rasul-Nya mensyari’atkan.

Sebaliknya, hukum asal untuk perkara ‘aadat (non ibadah) adalah dibolehkan dan tidak diharamkan sampai Allah dan Rasul-Nya melarangnya.

Apa yang dimaksud dua kaedah di atas?

Untuk kaedah pertama yaitu hukum asal setiap perkara ibadah adalah terlarang sampai ada dalil yang mensyariatkannya. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa ibadah adalah sesuatu yang diperintahkan atau dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang memerintahkan atau menganjurkan suatu amalan yang tidak ditunjukkan oleh Al Qur’an dan hadits, maka orang seperti ini berarti telah mengada-ada dalam beragama (baca: berbuat bid’ah). Amalan yang dilakukan oleh orang semacam ini pun tertolak karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718)

Namun, untuk perkara ‘aadat (non ibadah) seperti makanan, minuman, pakaian, pekerjaan, dan mu’amalat, hukum asalnya adalah diperbolehkan kecuali jika ada dalil yang mengharamkannya. Dalil untuk kaedah kedua ini adalah firman Allah Ta’ala,

هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي الأَرْضِ جَمِيعاً

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu”. (QS. Al Baqarah: 29).

Maksudnya, adalah Allah menciptakan segala yang ada di muka bumi ini untuk dimanfaatkan. Itu berarti diperbolehkan selama tidak dilarangkan oleh syari’at dan tidak mendatangkan bahaya.

Allah Ta’ala juga berfirman :

قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللّهِ الَّتِيَ أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالْطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِي لِلَّذِينَ آمَنُواْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ


“Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat .” Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS. Al A’raaf: 32).

Dalam ayat ini, Allah Ta’ala mengingkari siapa saja yang mengharamkan makanan, minuman, pakaian, dan semacamnya.

Jadi, jika ada yang menanyakan mengenai hukum makanan “tahu”? Apa hukumnya? Maka jawabannya adalah “tahu” itu halal dan diperbolehkan.

Jika ada yang menanyakan lagi mengenai hukum minuman “Coca-cola”? Apa hukumnya? Maka jawabannya juga sama yaitu halal dan diperbolehkan.

Begitu pula jika ada yang menanyakan mengenai jual beli laptop? Apa hukumnya? Jawabannya adalah halal dan diperbolehkan.

Jadi, untuk perkara non ibadah seperti tadi, hukum asalnya adalah halal dan diperbolehkan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Makan bangkai menjadi haram, karena dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Begitu pula pakaian sutra bagi laki-laki diharamkan karena ada dalil yang menunjukkan demikian. Namun asalnya untuk perkara non ibadah adalah halal dan diperbolehkan.

Oleh karena itu, jika ada yang menanyakan pada kami bagaimana hukum Facebook? Maka kami jawab bahwa hukum asal Facebook adalah sebagaimana handphone, email, blog, internet, radio, dan alat-alat teknologi lainnya yaitu sama-sama mubah dan diperbolehkan.

Hukum Sarana sama dengan Hukum Tujuan

Perkara mubah (yang dibolehkan) itu ada dua macam. Ada perkara mubah yang dibolehkan dilihat dari dzatnya dan ada pula perkara mubah yang menjadi wasilah (perantara) kepada sesuatu yang diperintahkan atau sesuatu yang dilarang.
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di –rahimahullah- mengatakan :

“Perkara mubah dibolehkan dan diizinkan oleh syari’at untuk dilakukan. Namun, perkara mubah itu dapat pula mengantarkan kepada hal-hal yang baik maka dia dikelompokkan dalam hal-hal yang diperintahkan. Perkara mubah terkadang pula mengantarkan pada hal yang jelek, maka dia dikelompokkan dalam hal-hal yang dilarang.

Inilah landasan yang harus diketahui setiap muslim bahwa hukum sarana sama dengan hukum tujuan (al wasa-il laha hukmul maqhosid).”
Maksud perkataan beliau di atas:

Apabila perkara mubah tersebut mengantarkan pada kebaikan, maka perkara mubah tersebut diperintahkan, baik dengan perintah yang wajib atau pun yang sunnah. Orang yang melakukan mubah seperti ini akan diberi ganjaran sesuai dengan niatnya.

Misalnya : Tidur adalah suatu hal yang mubah. Namun, jika tidur itu bisa membantu dalam melakukan ketaatan pada Allah atau bisa membantu dalam mencari rizki, maka tidur tersebut menjadi mustahab (dianjurkan/disunnahkan) dan akan diberi ganjaran jika diniatkan untuk mendapatkan ganjaran di sisi Allah.
Begitu pula jika perkara mubah dapat mengantarkan pada sesuatu yang dilarang, maka hukumnya pun menjadi terlarang, baik dengan larangan haram maupun makruh.

Misalnya : Terlarang menjual barang yang sebenarnya mubah namun nantinya akan digunakan untuk maksiat. Seperti menjual anggur untuk dijadikan khomr.

Contoh lainnya adalah makan dan minum dari yang thoyib dan mubah, namun secara berlebihan sampai merusak sistem pencernaan, maka ini sebaiknya ditinggalkan (makruh).

Bersenda gurau atau guyon juga asalnya adalah mubah. Sebagian ulama mengatakan, “Canda itu bagaikan garam untuk makanan. Jika terlalu banyak tidak enak, terlalu sedikit juga tidak enak.” Jadi, jika guyon tersebut sampai melalaikan dari perkara yang wajib seperti shalat atau mengganggu orang lain, maka guyon seperti ini menjadi terlarang.

Oleh karena itu, jika sudah ditetapkan hukum pada tujuan, maka sarana (perantara) menuju tujuan tadi akan memiliki hukum yang sama. Perantara pada sesuatu yang diperintahkan, maka perantara tersebut diperintahkan. Begitu pula perantara pada sesuatu yang dilarang, maka perantara tersebut dilarang pula. Misalnya tujuan tersebut wajib, maka sarana yang mengantarkan kepada yang wajib ini ikut menjadi wajib.

Contohnya : Menunaikan shalat lima waktu adalah sebagai tujuan. Dan berjalan ke tempat shalat (masjid) adalah wasilah (perantara). Maka karena tujuan tadi wajib, maka wasilah di sini juga ikut menjadi wajib. Ini berlaku untuk perkara sunnah dan seterusnya.

Intinya, Hukum Facebook adalah Tergantung Pemanfaatannya

Jadi intinya, hukum facebook adalah tergantung pemanfaatannya. Kalau pemanfaatannya adalah untuk perkara yang sia-sia dan tidak bermanfaat, maka facebook pun bernilai sia-sia dan hanya membuang-buang waktu. Begitu pula jika facebook digunakan untuk perkara yang haram, maka hukumnya pun menjadi haram. Hal ini semua termasuk dalam kaedah “al wasa-il laha hukmul maqhosid (hukum sarana sama dengan hukum tujuan).” Di bawah kaedah ini terdapat kaedah derivat atau turunan yaitu:

1. Maa laa yatimmul wajibu illah bihi fa huwa wajib (Suatu yang wajib yang tidak sempurna kecuali dengan sarana ini, maka sarana ini menjadi wajib)

2. Maa laa yatimmul masnun illah bihi fa huwa masnun (Suatu yang sunnah yang tidak sempurna kecuali dengan sarana ini, maka sarana ini menjadi wajib)

3. Maa yatawaqqoful haromu ‘alaihi fa huwa haromun (Suatu yang bisa menyebabkan terjerumus pada yang haram, maka sarana menuju yang haram tersebut menjadi haram)

4. Wasail makruh makruhatun (Perantara kepada perkara yang makruh juga dinilah makruh)
Maka lihatlah kaedah derivat yang ketiga di atas. Intinya, jika facebook digunakan untuk yang haram dan sia-sia, maka facebook menjadi haram dan terlarang.

Kita dapat melihat bahwa tidak sedikit di antara pengguna facebook yang melakukan hubungan gelap di luar nikah di dunia maya. Padahal lawan jenis yang diajak berhubungan bukanlah mahram dan bukan istri. Sungguh, banyak terjadi perselingkuhan karena kasus semacam ini. Jika memang facebook banyak digunakan untuk tujuan-tujuan seperti ini, maka sungguh kami katakan, “Hukum facebook sebagaimana hukum pemanfaatannya. Kalau dimanfaatkan untuk yang haram, maka facebook pun menjadi haram.”

Waktu yang Sia-sia Di Depan Facebook

Saudaraku, inilah yang kami ingatkan untuk para pengguna facebook. Ingatlah waktumu! Kebanyakan orang betah berjam-jam di depan facebook, bisa sampai 5 jam bahkan seharian, namun mereka begitu tidak betah di depan Al Qur’an dan majelis ilmu. Sungguh, ini yang kami sayangkan bagi saudara-saudaraku yang begitu gandrung dengan facebook. Oleh karena itu, sadarlah!!

Semoga beberapa nasehat ulama kembali menyadarkanmu tentang waktu dan hidupmu.
Imam Asy Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan :

“Aku pernah bersama dengan seorang sufi. Aku tidaklah mendapatkan pelajaran darinya selain dua hal. Pertama, dia mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu.”

Lanjutan dari perkataan Imam Asy Syafi’i di atas,
“Kemudian orang sufi tersebut menyebutkan perkataan lain: Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil).” (Al Jawabul Kafi, 109, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah)

Ibnul Qayyim rahimahullah pernah mengatakan,
“Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi dan penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung). Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak.”

Ingatlah … kematian lebih layak bagi orang yang menyia-nyiakan waktu.
Ibnul Qayyim mengatakan perkataan selanjutnya yang sangat menyentuh qolbu,
“Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan, maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya.” (Al Jawabul Kafi, 109)

MARILAH MEMANFAATKAN FACEBOOK UNTUK DAKWAH

Inilah pemanfaatan yang paling baik yaitu facebook dimanfaatkan untuk dakwah. Betapa banyak orang yang senang dikirimi pesan nasehat agama yang dibaca di inbox, note atau melalui link mereka. Banyak yang sadar dan kembali kepada jalan kebenaran karena membaca nasehat-nasehat tersebut.

Jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain apalagi dalam masalah agama yang dapat mendatangkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dari Jabir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

خيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling memberikan manfaat bagi orang lain.” (Al Jaami’ Ash Shogir, no. 11608)

Dari Abu Mas’ud Al Anshori, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barangsiapa memberi petunjuk pada orang lain, maka dia mendapat ganjaran sebagaimana ganjaran orang yang melakukannya.” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

لأَنْ يَهْدِىَ اللَّهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ

“Jika Allah memberikan hidayah kepada seseorang melalui perantaraanmu maka itu lebih baik bagimu daripada mendapatkan unta merah (harta yang paling berharga orang Arab saat itu).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Lihatlah saudaraku, bagaimana jika tulisan kita dalam note, status, atau link di facebook dibaca oleh 5, 1o bahkan ratusan orang, lalu mereka amalkan, betapa banyak pahala yang kita peroleh. Jadi, facebook jika dimanfaatkan untuk dakwah semacam ini, sungguh sangat bermanfaat.

Nasehat bagi Para Pengguna Facebook

Faedah dari perkataan Imam Asy Syafi’i:
“Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil)”.(Al Jawabul Kafi, 109)

Kami hanya bisa berdoa kepada Allah, semoga Allah memberikan taufik dan hidayah bagi orang yang membaca tulisan ini. Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk memanfaatkan waktu dengan baik, dalam hal-hal yang bermanfaat
.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Rujukan:
• Al Jawabul Kafi, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah
• Al Qowa’id wal Ushul Al Jaami’ah, Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, Darul Wathon Lin Nasyr
• Jam’ul Mahshul fi Syarhi Risalah Ibni Sya’di fil Ushul, Abdullah bin Sholeh Al Fauzan, Dar Al Muslim
• Risalah Lathifah, Abdurrahman bin Nashir As Sa’di
Sabtu, Agustus 27, 2011 | 2 komentar | Read More

19 Kelebihan Wanita Wanita Dibanding Laki-Laki ( Itisari Hadist-Hadist Rasulullah Tentang Wanita)

Oleh : Santri Salaf

1. Doa perempuan lebih makbul daripada lelaki kerana sifat penyayangnya yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah akan hal tersebut, jawab baginda, "Ibu lebih penyayang daripada bapa dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia".

2. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya.Allah mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebajikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.

3. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah.

4. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

5. Apabila telah lahir anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.

6. Apabila semalaman ibu tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah memberinya pahala seperti memerdekakan 70 hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah.

7. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang sentiasa menangis kerana takutkan Allah dan orang yang takutkan Allah, akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.

8. Barangsiapa membawa hadiah, (barang makanan dari pasar) ke rumah lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail.

9. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).

10. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dikehendaki.

11. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 1,000 lelaki yang soleh.

12. Aisyah berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab Rasulullah, "Suaminya". "Siapa pula berhak terhadap lelaki?" Jawab Rasulullah, "Ibunya".

13. Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.

14. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut,burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan semua beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya serta menjaga sembahyang dan puasanya.

15. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

16. Syurga itu di bawah tapak kaki ibu.

17. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akantinggal bersama aku (Nabi s.a.w) di dalam syurga.

18. Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya syurga

19. Daripada Aisyah r.a. Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuan lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.

Sumber : http://forum.tentangcinta.com/showthread.php?t=3118

WALLAHUA'LAM...
Sabtu, Agustus 27, 2011 | 0 komentar | Read More

HAL HAL YANG MENYEBABKAN PEMBOROSAN


1. TIDAK ADA PERENCANAAN

Salah satu ciri zaman modern adalah segala sesuatu dibuat menjadi sangat mudah. Lihat saja televisi, kalau dulu selain ukurannya besar, memindahkan channel-nya pun butuh tenaga. Bandingkan dengan TV zaman sekarang yang sudah menggunakan remote control, yang hanya dengan sekali sentuh, channel sudah berpindah. Termasuk untuk menggerakkan TV-nya sekalipun. Juga AC, lampu, bahkan ada yang dengan suara pun sudah bisa menjadi sensor penggerak peralatan rumah tangga kita, luar biasa. Sungguh kemampuan akal manusia telah menjadikan kebutuhan hidup kita lebih mudah untuk dilakukan.

Tapi, kemudahan ini pun ada dampak negatifnya. Tiada lain karena segala kemudahan yang didukung dengan pengetahuan yang memadai serta sikap mental yang bermutu, ternyata dapat menjadi biang munculnya pemborosan. Ada seorang suami yang tercengang melihat rekening tagihan bulanannya yang membengkak luar biasa sesudah ia dan istrinya masing-masing memiliki kartu kredit dan menggunakan handphone. Tiada lain, karena sedemikian mudahnya menggunakan dua alat yang memang diperuntukkan sebagai pemberi kemudahan ini. Biasa tinggal menggesek dan memijit saja sampai-sampai waktu untuk mengadakan perhitungan biaya yang dikeluarkan pun terlewati.

Sangat berlainan halnya dengan orang yang menyimpan uangnya di tabungan, yang harus berproses dulu. Untuk mengambilnya, proses ini akan cukup menghambat keinginannya untuk mudah mengeluarkan uang. Harap dimaklumi, sesungguhnya tidak berarti kartu kredit dan handphone itu buruk, melainkan para pemiliknya harus memiliki mental dan keilmuan yang lebih tangguh agar apa yang dimilikinya tidak jadi bumerang, yang akan menjebak dan menyengsarakannya.

Salah satu yang dapat kita lakukan untuk menghindari perilaku boros ini adalah dengan membuat perencanaan keuangan. Subhanallaah, sebuah rumah tangga yang terbiasa mengadakan perencanaan, selain lebih hemat juga dapat mengadakan antisipasi terhadap kekurangan cash flow keuangan keluarga. Bahkan anak-anak pun sudah dapat dilatih sedari kecil dengan cara uang jajannya diberikan mingguan atau bahkan bulanan, sehingga sang anak sudah biasa membuat perencanaan pengeluarannya, dalam hal ini akan sangat membantu dalam program penghematan.
Ada sebuah contoh menarik. Ibu Fulanah, sebut saja begitu, hampir setiap minggu selalu bertengkar dengan suaminya. Sebabnya adalah anggaran belanja yang tidak pernah cukup. Padahal menurut perhitungan kasar sang suaminya, dianggap sudah memadai. Sesudah diselidiki dengan seksama, ternyata ibu Fulanah ini memang tidak punya perencanaan anggaran belanja berimbang, sehingga tidak ada prioritas dalam pengeluaran uang dan tentu saja akibatnya banyak hal penting tak terbiayai sedangkan hal sekunder yang tak begitu penting malah dibeli.

Berlainan dengan ibu Siti, bukan nama sebenarnya, yang memiliki pengetahuan untuk mengadakan perencanaan pengeluaran dan pemasukan yang berimbang. Walaupun gaji suaminya pas-pasan dan bahkan cenderung kurang, tapi dengan perencanaan yang cermat dan terbuka kepada seluruh anggota keluarga sehingga setiap anggota keluarga memahami keadaan perekonomian keluarga yang sebenarnya. Akibatnya, selain dananya tepat guna, seluruh keluarga pun terbiasa juga berhemat. Selain itu, kekurangan dana juga bisa dideteksi lebih awal dan segera dicarikan solusinya bersama. Tentu saja hasil kerja sama setiap anggota keluarga ini membantu menyelesaikan masalah yang ada. Sungguh sangat belainan dengan ibu Fulanah dan suaminya tadi yang sibuk saling menyalahkan, padahal tentu saja tidak menyelesaikan masalah, justru malah menambah masalah. Kalau tak percaya, untuk hal yang sederhana saja yaitu jikalau kita pergi berbelanja ke pasar atau toko serba ada namun tidak punya perencanaan yang jelas, maka akibatnya bisa secara sembrono membeli hal yang tidak prioritas. Disamping itu kurangnya perencanaan menyebabkan pula peluang kegagalan semakin terbuka lebar, berarti pemborosan dalam segala bidang.

Maka jikalau ingin menjadi orang yang hemat, selalu adakan perencanaan yang matang dalam segala hal. Semakin mendetail/rinci maka semakin besar pula peluang untuk sukses dalam penghematan ini. Termasuk untuk hal-hal yang sederhana atau yang biasa dianggap sepele. Biasakanlah sebelum belanja tulis dengan baik dan jelas barang yang harus dibeli dan anggaran yang harus disediakan, begitu pula dalam belanja bulanan, rumah tangga yang terbiasa mengadakan perencanaan, selain lebih hemat juga bisa mengadakan antisipasi terhadap kekurangan biaya belanja, bahkan anak-anak pun sudah bisa dilatih mulai dari kecil dengan cara uang jajannya bisa diberikan mingguan atau bahkan bulanan, sehingga sang anak sudah biasa membuat perencanaan pengeluarannya, dan hal ini akan sangat membantu dalam hal efisiensi. Hanya saja harus juga dianggarkan dengan jelas biaya sedekah sebagai investasi penting untuk penolak bala dan bencana, pengundang rezeki yang lebih berkah. Jangan sampai keinginan hemat menjadi kekikiran dalam kebaikan. Rasulullah dalam hal ini bersabda, "Orang yang kikir akan jauh dari Allah dan jauh dari manusia" (HR Thabrani).

Allah SWT pun menjelaskan dalam firman-Nya, "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan, jika kamu tidak menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui" (QS. Ali Imran [3] : 92). Dalam ayat lain, "Dan barangsiapa yang terpelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung" (QS. Ath Taghabun [54] : 16).

Nampaklah bahwa perencanan finansial yang berdampak pada perilaku hemat, ternyata bukan berarti harus kikir.

2. KURANG PERAWATAN

Aini sekali lagi harus pergi ke dokter gigi untuk memeriksakan giginya yang sering sakit. Padahal dokter gigi yang praktek di kampungnya cuma satu-satunya dan berjarak cukup jauh hingga untuk mendapatkan perawatan dokter tersebut ia harus meluangkan waktu lebih awal dan tetap antri berlama-lama bersama-sama dengan pasien lain. Aini sebetulnya tidak perlu repot-repot pergi ke dokter gigi seandainya ia rajin merawat kesehatan giginya. Perawatan yang ringan dengan kebiasaan menjaga kebersihan tentu lebih menguntungkannya. Ia tidak perlu membuat jadwal khusus untuk pergi ke dokter gigi yang selain menyita waktu dan tenaga, juga menguras keuangannya untuk sekedar ongkos naik angkot dan membeli obat.

Silahkan bayangkan sendiri apa yang terjadi andaikata kita tidak merawat gigi kita selama sebulan saja, jangan digosok, biarkan saja! Resiko apa kira-kira yang akan kita pikul (keuntungan yang diperoleh adalah hemat odol, hemat waktu, dan hemat tenaga).

Maaf) Gigi menjadi kuning menebal membuat mual siapapun yang melihatnya, aromanya benar-benar memusingkan siapapun yang menghirupnya tentu saja termasuk yang bersangkutan, penyakit mulut serba kumat bisa jadi sariawan, infeksi mulut, termasuk sakit gigi (seperti yang kita maklumi sakit gigi adalah sakit yang paling dramatis, selain sakitnya hampir tak tertahankan, jarang ada yang menengok apalagi mengirim makanan bahkan terkadang jadi bahan tertawaan), hubungan dengan sesama akan kacau berantakan, begitupun hubungan bisnis/kerja, sekali lagi silahkan kalkulasikan sendiri kerugian dari segala sisi terhadap akibat dari kurangnya perawatan.

Hal ini berlaku terhadap apapun yang harus dirawat, barang-barang rumah tangga, elektronik, kendaraan, apapun termasuk tubuh kita sendiri, kita akan menanggung resiko pengeluaran yang jauh lebih besar dibanding biaya perawatan berkala yang dilakukan. Pernah kami melihat sebuah mobil Mercy tahun 48, yang masih sangat mulus, karena pemiliknya begitu disiplin merawatnya dengan seksama, baik kondisi bodinya maupun mesinnya, bahkan sampai komponen detail interiornya sekalipun, karena dengan teratur dibersihkan secara apik dan benar, begitu pun penggantian komponen atau pelumas sesuai dengan aturan ausnya, dianggarkan secara khusus, dan hasilnya selain mobil itu awet dan masih sangat nyaman dipakai juga punya nilai jual yang jauh lebih tinggi.

Mahasuci Allah SWT yang menjanjikan "La insyakartum la adzii dannakum wa la in kafartum inna adzaabi la syadiid" (QS. Ibraahim [14] : 7) yang artinya "Barangsiapa yang bersyukur atas nikmat yang ada niscaya Kutambah nikmat-Ku padamu, dan barangsiapa yang tiada tahu bersyukur niscaya adzab Allah sangat pedih."
Memelihara nikmat yang Allah titipkan/karuniakan kepada kita sesungguhnya termasuk amal shaleh yang utama dan dikategorikan ahli syukur yang pasti mendapat balasan nikmat lain yang lebih baik, dan sebaliknya orang yang tak mau merawat nikmat ini termasuk orang yang kufur nikmat yang akan memikul derita kerugian lahir batin, naudzubillaah.

Sebetulnya anggaran untuk merawat, tidak boleh disebut biaya perawatan, melainkan investasi/modal, seperti halnya membeli sikat gigi dan pastanya bukan biaya melainkan modal untuk menikmati gigi yang sehat, bisa makan dengan nikmat dan lain sebagainya.Oleh karena itu, marilah kita songsong nikmat yang melimpah yang Allah janjikan dengan mensyukuri nikmat yang ada yaitu diantaranya dengan merawat, memelihara dengan baik, teratur dan benar.


3. DIPERBUDAK NAFSU

Sesungguhnya pemboros sejati adalah orang-orang yang memang pecinta duniawi ini, yang mengutamakan topeng ingin dipuji dan dihormati orang lain, yang bersikukuh menjaga gengsi, yang ingin serba enak dengan kemewahan, yang larut sebagai korban mode atau korban jaman, yang pada ujungnya penyebabnya adalah kurang iman akibat kurang pengetahuan tentang hakekat hidup mulia yang sebenarnya.
Memang menyedihkan kehidupan yang selalu diukur dengan ukuran materi dengan badai informasi lewat media cetak maupun elektronik lewat film, sinetron, lagu, iklan, dan lain-lain, mempertontonkan kehidupan mewah, glamour, membuat banyak orang yang hidup tidak realistis seakan jauh lebih besar pasak daripada tiang, dan semua ini juga menjadi biang keresahan dan kesengsaraan batin juga menjadi biang terjadinya tindakan ketidakjujuran/kejahatan, karena untuk mendapatkan obsesinya tersebut akan menghalalkan segala cara.

Tukang jaga gengsi, kasihan benar orang yang sangat menjaga gengsi takut tertinggal oleh orang lain, dia akan pontang-panting untuk memiliki sesuatu agar gengsinya dianggap tetap terjaga, walaupun harus pinjam sana-pinjam sini tentu saja barang yang dimilikinya tak akan membahagiakannya karena taruhan untuk memilikinya sesungguhnya diluar kemampuannya.

Korban mode ini pun selain pemboros juga menderita, karena selalu ingin tampil up to date bermode sesuai dengan jaman, tentu akan repot karena mode terus menerus berubah pasti akan sangat menguras tenaga, waktu, dan biaya, dan yang paling meyedihkan paling sering seseorang merasa keren sesuai dengan mode padahal yang melihatnya menjadi sangat geli bahkan mengasihani, karena selain seringkali mode itu tak sesuai/tak pantas, orang lain juga sudah tahu modal yang sebenarnya.

Si Sombong, kalau si Sombong tak pernah tahan melihat orang lain melebihi keadaannya, sehingga yang terus ada dalam benak pikirannya adalah bagaimana selalu kelihatan lebih dari orang lain dalam hal apapun, makanya dia begitu menderita melihat kesuksesan, kekayaan, dan kemajuan orang lain, maka akan berjuang mati-matian dengan cara apapun agar selalu tampak lebih bagus, lebih moderen, lebih kaya, lebih elit, dia sudah tak perhitungkan lagi biaya yang keluar dan dari mana asalnya yang penting lebih dari orang lain.

Si Riya, alias tukang pamer, kalau si Riya ini persis mirip etalase sibuk ingin memiliki sesuatu yang diharapkan membuat dirinya diketahui kekayaanya, statusnya, dan lain sebagainya, tentu saja ia akan berusaha pamer pakai barang luar negeri, ekslusif, lain dari yang lain, yaa sebetulnya mirip satu sama lain, fokus dari pikirannya adalah bagaimana supaya dinilai hebat oleh orang lain setidaknya tidak diremehkan.Dalam beberapa hal menjaga kemuliaan diri ini adalah kebaikan, tapi kalau sampai menyiksa diri, melampaui batas kemmpuan apalagi sampai melanggar hak-hak orang lain termasuk yang diharapkan, maka jelaslah kerugian dunia akhiratnya.


4. CEROBOH ATAU KURANG PERHITUNGAN (LALAI)

Kawan karibnya tergesa-gesa adalah ceroboh, tidak hati-hati, atau tidak berperhitungan cermat. Boleh jadi dia sudah punya perencanaan matang lalu menahan diri dari tergesa-gesa tapi belum juga luput dari kerugian kalau dia masih bertindak ceroboh. Skala kerugian akibat ceroboh ini sangat macam-macam mulai dari yang sederhana sampai bencana masal lahir batin melibatkan orang banyak.

Kisah kawan yang baru pulang dari Timur Tengah, dengan penuh keceriaan dan bangga memperlihatkan oleh-oleh yang katanya barang elektronik langka dan tidak ada di Indonesia. Sudah sangat terbayang dibenaknya selama perjalanan untuk mempergunakan alat canggih dan mahal ini, maka sesampainya di rumah sebelum melakukan apapun segera saja dibuka bungkusnya untuk dioperasikan secepatnya. Dengan diiringi uraian panjang lebar tentang keutamaan alat ini maka segeralah kabel listriknya dipasang. Tunggu punya tunggu kenapa tidak jalan seperti semestinya, bahkan beberapa saat kemudian tercium bau khusus, ya bau khusus kabel terbakar dan benar saja asap pun segera menghiasi alat baru tersebut. Walhasil selain kaget, sedih, kecewa. Tentu saja sangat rugi uang, waktu, dan tenaga mengangkut dari jauh ribuan kilo meter, hanya dalam bilangan detik saja menjadi sampah tak berguna karena kecerobohan lupa merubah voltase listriknya.

Ada kisah yang lebih dramatis lagi, semoga tidak ada orang yang mengulangi kecerobohan ini, yaitu ketika seorang ayah yang tentu sangat sayang kepada keluarganya, harus mengantar istri dan anaknya berobat ke dokter, mampir di sebuah apotik untuk membeli obat. Ketika keluar dari mobil, segera saja lari masuk ke dalam apotik, tiba-tiba terdengar jeritan dan suara benturan yang keras lalu suara benda besar terjun ke sungai, apakah yang terjadi? Ternyata sang suami ini begitu ceroboh memarkir mobilnya di pinggir jalan yang menurun dan tidak memasang rem tangan ataupun memasukkan gigi persenelingnya, sehingga sepeninggalnya mobil ini meluncur dengan sendirinya tak terkendali lalu membentur dinding jembatan dan akhirnya jatuh ke sungai, sungguh tragis. Ternyata hidup dengan mengandalkan kasih sayang saja tidak cukup, melainkan juga harus dengan kehati-hatian. Jauh dari kecerobohan.Belum lagi kisah seorang ibu yang mengantuk ketika memberi obat kepada anaknya, yang ternyata harus rela kehilangan buah hatinya, karena ceroboh salah memberikan obat.

Begitu banyak kisah kecerobohan dari sisi kehidupan manapun yang ujungnya adalah bencana yang sangat merugikan dan memilukan. Oleh karena itu, sebagai langkah awal kita harus selalu berupaya memahami segala sesuatu dengan baik. Luangkanlah waktu untuk mempelajari prosedur dan aturan-aturan penggunaan, cara pakai yang benar, dosis atau takaran yang pasti, bacalah buku/lembaran panduannya terlebih dahulu, dan pahami dengan seksama berikut segala larangan dan resikonya.

Lalu tahap selanjutnya berusahalah untuk disiplin dan tertib melaksanakan sesuai aturan. Ikutilah tahapan-tahapan dan batasan-batasan yang dianjurkan/diharuskan dengan seksama, dan bersabarlah untuk mengikutinya, jangan sok tahu dan menganggap enteng.Selalu melakukan sesuatu dengan kesungguhan, kehati-hatian dan konsentrasi yang baik agar tak terjadi kecerobohan yang merugikan.

5. MALAS

Berbicara tentang kemalasan, maka bukan berbicara tentang kurang pengetahuan. Dia tahu tapi tetap tidak melakukan hal yang semestinya dilakukan, ya karena enggan atau malas itulah, dan kerugian yang timbul pun bukan main-main bisa jadi sampai hilang nyawa. Para pengangguran yang malas mencari nafkah, atau malas bekerja keras, benar-benar makhluk beban biang pemborosan karena walaupun menganggur dia tetap harus menguras dana untuk makan, minum, tempat berteduh, mandi, listrik, air ledeng, dan lain sebagainya..
Padahal kalau dia mau saja keluar dari rumahnya dengan niat dan tekad untuk bekerja keras mencari nafkah niscaya akan seperti burung yang keluar dari sangkarnya dan kembali membawa cacing untuk makan keluarganya, jadi bukan karena tidak ada jatah rizkinya melainkan malas menjemput jatahnya.

Ada seorang pemuda, malah mahasiswa, mempunyai motor yang bagus tapi dia malas sekali untuk memarkir kendaraannya di tempat semestinya, merasa lebih mudah menyimpan di depan pintu kostnya dan dia pun malas untuk repot-repot menggunakan rantai pengaman. Di ujung kisah ini sudah bisa ditebak, kemalasan seperti ini adalah memberi kemudahan bagi para maling untuk melakukan aksinya. Malas mengeluarkan waktu dan tenaga yang tak seberapa dan hasilnya lenyaplah berjuta-juta hasil tabungan orang tuanya plus masih harus nyicil sisanya.
Kisah lainnya tentang safety belt atau sabuk pengaman. Karena merasa sudah terbiasa tak menggunakan dan juga malas memakainya, maka Pak Fulan sang boss sebagai pemilik mobil mewah harus memiklul derita yang menyedihkan, yaitu tatkala ada mobil orang lain yang hilang kendali sehingga menabrak mobilnya tanpa bisa dihindarkan. Akibatnya, selain harus berbaring di rumah sakit berbulan-bulan karena geger otak dan patah tulang tangan serta kakinya yang tentu mengeluarkan biaya mahal, juga tak dapat bekerja dengan baik yang menghilangkan kesempatan bisnisnya, serta silahkan hitung jenis kerugian lainnya. Hal yang berbeda tidak dialami sang supir yang walaupun pendidikannya hanya Sekolah Dasar tapi selalu berusaha tertib, disiplin, dan tidak mengenal malas untuk menyempurnakan kewajibannya. Sang supir selamat karena menggunakan sabuk pengaman dengan baik dan juga tidak pernah malas untuk berdo’a meminta perlindungan kepada Allah yang menguasai segala kejadian. Tak pernah malas untuk berdzikir sepanjang jalan, juga tak pernah malas untuk bersedekah, bukankah sedekah adalah penolak bala.

Silahkan renungkan sendiri perkara kemalasan lainnya. Misalnya malas mandi, maka bersiaplah untuk berpanu ria. Malas mengerjakan tugas dan belajar maka bersiaplah untuk tidak naik kelas/tingkat. Malas ngantor maka bersiaplah untuk dirumahkan, malas beribadah maka bersiaplah untuk mendapatkan penderitaan dunia akhirat (naudzubillaah), bukankah tugas kita ini untuk beribadah?! Percayalah tidak ada jalan kesuksesan bagi pemalas yang malang. Maka, marilah kita lawan dengan segenap tenaga, dobrak, bagai buldozer menggempur penghalang. Yakinlah bahwa kita sangat sanggup melawan kemalasan yang merugikan dan menghinakan itu dengan mudah asalkan mau memulainya dengan DO IT NOW. Lakukan sekarang juga apa yang harus kau lakukan. Selamat menikmati hasilnya.

6. KURANG KENDALI

Ada sebuah rumus sederhana untuk sebuah kebangkrutan, pada umumnya jatuhnya sebuah usaha itu tidak langsung sekaligus melainkan pelan menjalar dan akhirnya menjadi parah tak tertahankan, dan penyebab semua ini adalah lemahnya system pengontrolan dari usaha tersebut.

Ya bagi siapapun yang mau pergi menggunakan kendaraan dan tidak melakukan pengontrolan terhadap jumlah bahan bakar yang ada maka bersiaplah stress sepanjang jalan dan siap pula untuk berkuah peluh mendorongnya, apalagi perjalanan keluar kota dan tidak punya sistem pengontrolan terhadap air radiator, oli, ban cadangan dan peralatannya, kotak P3K, atau hal lainnya maka bersiaplah untuk memikul biaya besar akibat kelalaian pengontrolan ini.Orang tua yang tidak punya sistem kontrol yang baik terhadap perilaku dan pergaulan anak-anaknya, tampaknya terlalu banyak contoh di sekitar kita tentang aib dan bencana yang harus dipikul kedua orang tuanya.

Begitu pun organisasi yang lemah sistem kontrolnya baik ke atas maupun ke bawah niscaya organisasi ini akan menjadi organisasi babrok, tak bermutu, tak akan berprestasi dengan benar dan baik, dan suatu saat pasti ambruk karena memang demikianlah sunnatullah-nya. Termasuk sakitnya bangsa ini jelas sekali menjadi pelajaran bagi kita semua, korupsi dimana-mana merajalela disegala lapisan, sungguh menyedihkan memang bangsa kita punya moral yang sangat buruk begini, pelajaran yang dapat diambil memang sistem pengontrolan dari rakyat ke penguasa hampir tiada, aparat yang harus juga ternyata tak jujur maka ya jadilah semrawut begini.

Oleh karena itu marilah kita mulai dari diri kita, keluarga kita untuk berbudaya membangun system pengontrolan yang baik, benar dan tepat, awali pengetahuan tentang resiko yang harus dipikul yang dapat dicegah dengan cek dan ricek yang baik, lalu biasakan membuat check list, atau daftar pengecekan yang jelas dan detail, dan mulailah membiasakan untuk tidak melakukan apapun sebelum mengadakan check dan ricek tadi, Insya Allah semoga Dia mencegah segala kemudharatan dengan sikap kita yang penuh kehati-hatian ini, sehingga kita lebih dapat menikmati hidup ini dengan lebih baik.

7. SEGALANYA MUDAH

Salah satu ciri dari zaman modern ini adalah segala sesuatunya dibuat menjadi sangat mudah, lihat saja TV, kalau dulu selain ukurannya besar memindahkan chanelnya juga butuh tenaga, bandingkan dengan TV saat ini, sudah menggunakan remote yang hanya disentuh saja termasuk menggerakkan TV-nya sekalipun, juga AC, lampu, bahkan suara kita pun sudah bisa jadi sensor penggerak peralatan, luar biasa.

Tapi ada dampak negatifnya segala kemudahan yang tak didukung dengan pengetahuan yang memadai serta sikap mental yang bermutu, karena ternyata biang pemborosan pun bisa lahir dari kemudahan ini.Ada seorang suami yang tercengang melihat rekening tagihan bulanannya yang membengkak luar biasa sesudah beliau dan istrinya masing-masing memiliki kartu kredit dan menggunakan handphone, karena demikian mudahnya menggunakannya tinggal menggesek dan memijit saja sampai-sampai waktu untuk mengadakan perhitungan pun terlewati, tentu sangat berlainan halnya dengan orang yang menyimpan uang di tabungan yang harus berproses untuk mengambilnya, proses ini akan cukup menghambat keinginannya untuk mudah mengeluarkan uang, harap dimaklumi sesungguhnya tidak berarti kartu kredit dan handphone itu buruk melainkan para pemiliknya harus memiliki mental dan keilmuan yang lebih tangguh agar apa yang dimilikinya tidak jadi bumerang, yang akan menjebak dan menyengsarakannya.

Sistem belanja dengan mencicil juga harus dicermati dengan seksama, kemudahan yang diberikan dengan kiriman langsung ke rumah dan dicicil bulanan, tentu saja ada mamfaatnya tapi tidak jarang menjadi ajang pemborosan karena digunakan untuk memiliki sesuatu yang sebetulnya tidak/belum begitu diperlukan, sedangkan cicilan-cicilan yang beraneka ragam akan sangat terasa ketika sudah mulai mencicilnya dan lebih terasa lagi jikalau cicilannya jangka panjang sedang sang barang tak begitu tinggi nilai mamfaatnya atau bahkan sudah rusak.

Termasuk berbelanja di superstore, yang sangat serba ada, daya rangsang untuk membeli akan timbul dengan kemudahan melihat barang-barang tersebut, yang sebetulnya jikalau mau jujur tanpa barang tersebut pun tak akan berpengaruh bagi keadaan rumah tangga, sungguh harus sangat berhati-hati selain harus direncanakan dengan baik apa yang akan dibeli juga harus dibatasi membawa uangnya agar tak kebobolan, berbelanja hanya karena tergiur dengan kemudahan melihat dan mendapatkannya.




Jumat, Agustus 26, 2011 | 0 komentar | Read More

Bila Seseorang Selalu Mengingat Mati

Oleh : Santri Salaf

Sehalus-halus kehinaan di sisi ALLOH adalah tercerabutnya kedekatan kita dari sisi-Nya. Hal ini biasanya ditandai dengan kualitas ibadah yang jauh dari meningkat, atau bahkan malah menurun. Tidak bertambah bagus ibadahnya, tidak bertambah pula ilmu yang dapat membuatnya takut kepada ALLOH, bahkan justru maksiat pun sudah mulai dilakukan, dan anehnya yang bersangkutan tidak merasa rugi. Inilah tanda-tanda akan tercerabutnya nikmat berdekatan bersama ALLOH Azza wa Jalla.
Pantaslah bila Imam Ibnu Athoillah pernah berujar, "Rontoknya iman ini akan terjadi pelan-pelan, terkikis-kikis sedikit demi sedikit sampai akhirnya tanpa terasa habis tandas tidak tersisa". Demikianlah yang terjadi bagi orang yang tidak berusaha memelihara iman di dalam kalbunya. Karenanya jangan pernah permainkan nikmat iman di hati ini.

Ada sebuah kejadian yang semoga dengan diungkapkannya di forum ini ada hikmah yang bisa diambil. Kisahnya dari seorang teman yang waktu itu nampak begitu rajin beribadah, saat shalat tak lepas dari linang air mata, shalat tahajud pun tak pernah putus, bahkan anak dan istrinya diajak pula untuk berjamaah ke mesjid. Selidik punya selidik, ternyata saat itu dia sedang menanggung utang. Karenanya diantara ibadah-ibadahnya itu dia selipkan pula doa agar utangnya segera terlunasi. Selang beberapa lama, ALLOH Azza wa Jalla, Zat yang Mahakaya dan Maha Mengabulkan setiap doa hamba-Nya pun berkenan melunasi utang rekan tersebut.

Sayangnya begitu utang terlunasi doanya mulai jarang, hilang pula motivasinya untuk beribadah. Biasanya kehilangan shalat tahajud menangis tersedu-sedu, "Mengapa Engkau tidak membangunkan aku, ya ALLOH?!", ujarnya seakan menyesali diri. Tapi lama-kelamaan tahajud tertinggal justru menjadi senang karena jadual tidur menjadi cukup. Bahkan sebelum azan biasanya sudah menuju mesjid, tapi akhir-akhir ini datang ke mesjid justru ketika azan. Hari berikutnya ketika azan tuntas baru selesai wudhu. Lain lagi pada besok harinya, ketika azan selesai justru masih di rumah, hingga akhirnya ia pun memutuskan untuk shalat di rumah saja.

Begitupun untuk shalat sunat, biasanya ketika masuk mesjid shalat sunat tahiyatul mesjid terlebih dulu dan salat fardhu pun selalu dibarengi shalat rawatib. Tapi sekarang saat datang lebih awal pun malah pura-pura berdiri menunggu iqamat, selalu ada saja alasannya. Sesudah iqamat biasanya memburu shaf paling awal, kini yang diburu justru shaf paling tengah, hari berikutnya ia memilih shaf sebelah pojok, bahkan lama-lama mencari shaf di dekat pintu, dengan alasan supaya tidak terlambat dua kali. "Kalau datang terlambat, maka ketika pulang aku tidak boleh terlambat lagi, pokoknya harus duluan!" Pikirnya.

Saat akan shalat sunat rawatib, ia malah menundanya dengan alasan nanti akan di rumah saja, padahal ketika sampai di rumah pun tidak dikerjakan. Entah disadari atau tidak oleh dirinya, ternyata pelan-pelan banyak ibadah yang ditinggalkan. Bahkan pergi ke majlis ta'lim yang biasanya rutin dilakukan, majlis ilmu di mana saja dikejar, sayangnya akhir-akhir ini kebiasaan itu malah hilang.

Ketika zikir pun biasanya selalu dihayati, sekarang justru antara apa yang diucapkan di mulut dengan suasana hati, sama sekali bak gayung tak bersambut. Mulut mengucap, tapi hati malah keliling dunia, masyaallah. Sudah dilakukan tanpa kesadaran, seringkali pula selalu ada alasan untuk tidak melakukannya. Saat-saat berdoa pun menjadi kering, tidak lagi memancarkan keuatan ruhiah, tidak ada sentuhan, inilah tanda-tanda hati mulai mengeras.

Kalau kebiasaan ibadah sudah mulai tercerabut satu persatu, maka inilah tanda-tanda sudah tercerabutnya taupiq dari-Nya. Akibat selanjutnya pun mudah ditebak, ketahanan penjagaan diri menjadi blong, kata-katanya menjadi kasar, mata jelalatan tidak terkendali, dan emosinya pun mudah membara. Apalagi ketika ibadah shalat yang merupakan benteng dari perbuatan keji dan munkar mulai lambat dilakukan, kadang-kadang pula mulai ditinggalkan. Ibadah yang lain nasibnya tak jauh beda, hingga akhirnya meningallah ia dalam keadaan hilang keyakinannya kepada ALLOH. Inilah yang disebut suul khatimah (jelek di akhir), naudzhubillah. Apalah artinya hidup kalau akhirnya seperti ini.

Ada lagi sebuah kisah pilu ketika suatu waktu bersilaturahmi ke Batam. Kisahnya ada seorang wanita muda yang tidak bisa menjaga diri dalam pergaulan dengan lawan jenisnya sehingga dia hamil, sedangkan laki-lakinya tidak tahu entah kemana (tidak bertanggung jawab). Hampir putus asa ketika si wanita ini minta tolong kepada seorang pemuda mesjid. Ditolonglah ia untuk bisa melakukan persalinan di suatu klinik bersalin, hingga ia bisa melahirkan dengan lancar. Walau tidak jelas siapa ayahnya, akhirnya si wanita ini pun menjadi ibu dari seorang bayi mungil.

Sayangnya, sesudah beberapa lama ditolong, sifat-sifat jahiliyahnya kambuh lagi. Mungkin karena iman dan ilmunya masih kurang, bahkan ketika dinasihati pun tidak mempan lagi hingga akhirnya dia terjerumus lagi. Demikianlah kisah si wanita ini, ia kembali hamil di luar nikah tanpa ada pria yang mau bertanggung jawab.

Lalu ditolonglah ia oleh seseorang yang ternyata aqidahnya beda. Si orang yang akan membantu pun menawarkan bantuan keuangan dengan catatan harus pindah agama terlebih dulu. Si wanita pun menyetujuinya, dalam hatinya "Toh hanya untuk persalinan saja, setelah melahirkan aku akan masuk Islam lagi". Tapi ternyata ALLOH menentukan lain, saat persalinan itu justru malaikat Izrail datang menjemput, meninggalah si wanita dalam keadaan murtad, naudzhubillah.
***

Cerita ini nampaknya bersesuaian pula dengan sebuah kisah klasik dari Imam Al Ghazali.

Suatu ketika ada seseorang yang sudah bertahun-tahun menjadi muazin di sebuah menara tinggi di samping mesjid. Kebetulan di samping mesjid itu adapula sebuah rumah yang ternyata dihuni oleh keluarga non-muslim, diantara anak-anak keluarga itu ada seorang anak perempuan berparas cantik yang sedang berangkat ramaja.
Tiap naik menara untuk azan, secara tidak disengaja tatapan mata sang muazin selalu tertumbuk pada si anak gadis ini, begitu pula ketika turun dari menara. Seperti pepatah mengatakan "dari mata rurun ke hati", begitulah saking seringnya memandang, hati sang muazin pun mulai terpaut akan paras cantik anak gadis ini. Bahkan saat azan yang diucapkan di mulut Allahuakbar-Allahuakbar, tapi hatinya malah khusyu memikirkan anak gadis itu.

Karena sudah tidak tahan lagi, maka sang muazin ini pun nekad mendatangi rumah si anak gadis tersebut dengan tujuan untuk melamarnya. Hanya sayang, orang tua si anak gadis menolak dengan mentah-mentah, apalagi jika anaknya harus pindah keyakinan karena mengikuti agama calon suaminya, sang muazin yang beragama Islam itu. "Selama engkau masih memeluk Islam sebagai agamamu, tidak akan pernah aku ijinkan anakku menjadi istrimu" ujar si Bapak, seolah-olah memberi syarat agar sang muazin ini mau masuk agama keluarganya terlebih dulu.

Berpikir keraslah sang muazin ini, hanya sayang, saking ngebetnya pada gadis ini, pikirannya seakan sudah tidak mampu lagi berpikir jernih. Hingga akhirnya di hatinya terbersit suatu niat, "Ya ALLOH saya ini telah bertahun-tahun azan untuk mengingatkan dan mengajak manusia menyembah-Mu. Aku yakin Engkau telah menyaksikan itu dan telah pula memberikan balasan pahala yang setimpal. Tetapi saat ini aku mohon beberapa saat saja ya ALLOH, aku akan berpura-pura masuk agama keluarga si anak gadis ini, setelah menikahinya aku berjanji akan kembali masuk Islam". Baru saja dalam hatinya terbersit niat seperti itu, dia terpeleset jatuh dari tangga menara mesjid yang cukup tinggi itu. Akhirnya sang muazin pun meninggal dalam keadaan murtad dan suul khatimah.
***

Kalau kita simak dengan seksama uraian-uraian kisah di atas, nampaklah bahwa salah satu hikmah yang dapat kita ambil darinya adalah jikalau kita sedang berbuat kurang bermanfaat bahkan zhalim, maka salah satu teknik mengeremnya adalah dengan 'mengingat mati'. Bagaimana kalau kita tiba-tiba meninggal, padahal kita sedang berbuat maksiat, zhalim, atau aniaya? Tidak takutkah kita mati suul khatimah? Naudzhubillah. Ternyata ingat mati menjadi bagian yang sangat penting setelah doa dan ikhtiar kita dalam memelihara iman di relung kalbu ini. Artinya kalau ingin meninggal dalam keadaan khusnul khatimah, maka selalulah ingat mati.

Dalam hal ini Rasulullah SAW telah mengingatkan para sahabatnya untuk selalu mengingat kematian. Dikisahkan pada suatu hari Rasulullah keluar menuju mesjid. Tiba-tiba beliau mendapati suatu kaum yangsedang mengobrol dan tertawa. Maka beliau bersabda, "Ingatlah kematian. Demi Zat yang nyawaku berada dalam kekuasaan-Nya, kalau kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis."

Dan ternyata ingat mati itu efektif membuat kita seakan punya rem yang kokoh dari berbuat dosa dan aniaya. Akibatnya dimana saja dan kapan saja kita akan senantiasa terarahkan untuk melakukan segala sesuatu hanya yang bermanfaat. Begitupun ketika misalnya, mendengarkan musik ataupun nyanyian, yang didengarkan pasti hanya yang bermanfaat saja, seperti nasyid-nasyid Islami atau bahkan bacaan Al Quran yang mengingatkan kita kepada ALLOH Azza wa Jalla. Sehingga kalaupun malaikat Izrail datang menjemput saat itu, alhamdulillah kita sedang dalam kondisi ingat kepada ALLOH. Inilah khusnul khatimah.

Bahkan kalau kita lihat para arifin dan salafus shalih senantiasa mengingat kematian, seumpama seorang pemuda yang menunggu kekasihnya. Dan seorang kekasih tidak pernah melupakan janji kekasihnya. Diriwayatkan dari sahabat Hudzaifah r.a. bahwa ketika kematian menjemputnya, ia berkata, "Kekasih datang dalam keadaan miskin. Tiadalah beruntung siapa yang menyesali kedatangannya. Ya ALLOH, jika Engkau tahu bahwa kefakiran lebih aku sukai daripada kaya, sakit lebih aku sukai daripada sehat, dan kematian lebih aku sukai daripada kehidupan, maka mudahkanlah bagiku kematian sehingga aku menemui-Mu."

Akhirnya, semoga kita digolongkan ALLOH SWT menjadi orang yang beroleh karunia khusnul khatimah. Amin!
Jumat, Agustus 26, 2011 | 0 komentar | Read More

Pakaian Ketat Baik Bagi Laki-Laki Atau Perempuan Serta Solusinya

Oleh : Santri Salaf

Memakai pakaian ketat hukumnya dilarang alias haram dalam Islam bahkan termasuk dosa besar, baik laki-laki maupun bagi wanita. Wanita yang mengenakannya terancam tidak akan mencium bau Surga. Dalam hadits shahih Rasulullah saw :
bersabda:

“Ada dua golongan penghuni Neraka yang belum pernah kulihat sebelumnya, sekelompok lelaki dengan cemeti laksana ekor sapi, mereka mencambuk orang-orang dengannya; dan wanita- wanita yang berpakaian namun telanjang, mereka lenggak-lenggok ketika berjalan. Di kepala mereka ada sesuatu mirip punuk unta. Mereka tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya, sedangkan baunya tercium dari jarak yang jauh”.
Para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud berpakaian tapi telanjang diantaranya ialah mengenakan pakaian tipis yang menampakkan warna kulit. Berangkat dari sini, pakaian ketat yang menampakkan lekuk tubuh dan bagian-bagian menggoda dari tubuh wanita hukumnya juga haram, sebab keduanya sama-sama menimbulkan fitnah. Dalam riwayat lain Rasulullah bahkan memerintahkan kita untuk melaknat wanita-wanita seperti itu karena mereka memang terlaknat .

Kesimpulannya, memakai pakaian ketat sangat diharamkan dalam syari’at, dan hal ini menunjukkan bahwa syari’at Islam benar-benar sempurna untuk diterapkan kapan saja dan di mana saja. Tak ada satu pun dari aturannya melainkan demi kemaslahatan manusia, diantaranya ialah perintah untuk berjilbab sesuai syari yang konsekuensinya harus longgar, menutup aurat, dan seterusnya.
Kedokteran modern membuktikan bahwa pakaian ketat menyebabkan berbagai penyakit, dan ini salah satu hikmah mengapa Allah melarangnya. Berikut ini adalah penjelasan tentang penyakit-penyakit yang ditimbulkan akibat menggunakan pakaian ketat. 

 MENGGANGGU KESUBURAN PRIA

Pakaian ketat tidak cuma haram bagi wanita, namun haram pula bagi laki-laki. Dengan berpakaian ketat, aurat yang mestinya tertutup rapi tanpa bekas justru menonjol. Selain itu, hasil riset mutakhir membuktikan bahwa kebiasaan kaum lelaki memakai celana jeans ketat dapat mengganggu kesuburan mereka.
Riset tersebut melibatkan 1000 orang pria di India, dengan tema µbahaya pola hidup moderen terhadap kesuburan pria. Hasil dari riset tersebut mengatakan bahwa produksi sel sperma laki- laki menurun akibat pola hidup moderen tersebut. Riset tersebut mengaitkan antara ketegangan syaraf dengan testis yang terkena panas. Demikian pula kaitannya antara penggunaan pakaian ketat dan obesitas (gemuk) yang berlebihan, dengan menurunnya produksi spermatozoa

 PARASTHESIA

Dr. Malvinder Parmar dari Timmins dan District Hospital Ontario, Kanada, menyatakan bahwa celana ketat sepinggul berpeluang menimbulkan penyakit Parasthesia. Istilah Parasthesia sendiri, menurut kamus kedokteran Dorland berarti perasaan sakit atau abnormal seperti kesemutan, rasa panas seperti terbakar, dan sejenisnya. Dalam tulisannya di Canadian Medical Associational Journal, Parmar mengaku setahun terakhir ini kedatangan cukup banyak pasien yang bisa dikategorikan sebagai korban Parasthesia. Dia sudah mengobati sedikitnya tiga wanita berusia 22-35 tahun yang mengeluhkan rasa panas di sekitar paha. Gangguan syaraf ringan itu terjadi lantaran mereka suka sekali memakai celana ketat sebatas pinggul, setidaknya dalam 6 bulan terakhir. ³Mereka mengalami gejala yang sama, gatal dan panas serta kulit di sekitar paha menjadi lunak,´ kata Parmar. Parasthesia gampang dikenali. Gejalanya adalah kesemutan dan lama- kelamaan berubah menjadi mati rasa. Kesemutan terjadi lantaran terganggunya saraf tepi. Umumnya karena tertekan, infeksi maupun gangguan metabolisme. Walaupun kerusakan saraf tidak termasuk kategori serius, hal itu cukup mengganggu aktivitas 

korbannya. Hasil penelitian Parmar menunjukkan, kelainan itu menjadi permanen selama celana ketat sepinggul melilit di tubuh. Itu sebabnya Parmar menyarankan menjauhi segala macam pakaian ketat selama terapi. Resep puasa seksi itu manjur. Setelah 6 pekan mengubah gaya pakaian, pasien-pasien mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Namun dia tidak bisa menjamin mereka ini tak akan mengalami gangguan serupa jika tergoda ber-hip style. 

Apa Saran Saya?
Saya sarankan, sebaiknya tinggalkan pakaian sepinggul. Pakailah yang longgar atau baju terusan saja.

 ANCAMAN JAMUR

Selain Parasthesia, penggemar pakaian ketat juga harus mempertimbangkan faktor kesehatan kulit. Pasalnya, gangguan saraf masih bisa sembuh tanpa bekas, tapi iritasi dan eksim?
Percuma body seksi kalau belang-belang. Sejumlah ahli spesialis kulit menyatakan pada dasarnya semua jenis pakaian ketat berpotensi menimbulkan 3 macam gangguan kulit. Apakah itu sebatas pinggul maupun di atas pinggul! Masalah kelembapan memungkinkan jamur subur dan berkembang biak. Belakangan ini pasien
korban jamur yang berobat ke Klinik Kulit dan Kelamin RS Cipto Mangunkusumo meningkat di bandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2002, sekitar 35% pasien terbukti terkena serangan jamur. Usia mereka berkisar 15-45 tahun. 

Idealnya di negara tropis seperti di Indonesia, pakaian ketat memang kudu, wajib dan harus dihindari. Kulit jadi kurang ruang untuk bernafas sementara cairan yang keluar dari tubuh lumayan banyak. Akibatnya, permukaan kulit menjadi lembab. Kalau tak diimbangi busana yang tepat, jamur akan mudah beranak pinak. Yang banyak ditemui adalah jamur panu (bercak putih, coklat atau kemerahan), jamur kurap dengan bintik menonjol gatal, serta jamur kandida yang basah dan gatal.

Setelah kelembapan, kontak langsung antara kulit dengan benda asing juga memungkinkan terjadinya iritasi. Salah satu penyakit kulit yang masuk golongan ini adalah dermatitis kontak. Sesuai namanya, gejala gatal dan beruntusan sang dermatitis hanya muncul jika terjadi gesekan antara kulit dengan benda di luar tubuh. Benda asing yang berpotensi gesek cukup tinggi tak cuma benda keras semisal perhiasan, jam tangan atau ikat pinggang. Busana sehari-hari jika terlalu ketat terutama berpengaruh pada kondisi kulit di sela-sela paha. Awalnya mungkin cuma radang ringan. Tapi, kalau prosesnya berlangsung lama, bisa menimbulkan bercak hitam di pangkal paha. Jika si pemilik tubuh insaf dan menjauhkan diri dari busana ketat, warna hitam tadi mungkin saja berkurang atau hilang
sama sekali. 

Namun, proses menghilangkan noda hitam itu tak bisa dilakukan secepat membalikkan telapak tangan, walaupun sudah dibantu dengan krim pemutih sekalipun. Soalnya, produk pemutih yang kini beredar di pasar lebih berfungsi sebagai pencegah terbentuknya pigmen atau zat pewarna kulit yang baru. Jadi, sama sekali bukan penghilang noda. Bila pigmen masih berada di lapisan tanduk atau lapisan kulit paling luar, noda hitam dapat lebih cepat hilang. Lain halnya kalau sudah menembus lapisan kulit lebih dalam, raibnya bisa dalam hitungan tahun. Jenis penyakit kulit lain yang biasa menghinggapi pemakai celana ketat adalah biduran. Bentuknya bentol-bentol mirip bekas gigitan ulat. Tingkat keparahannya mulai bentol sebesar biji jagung hingga bibir bengkak. Masalahnya, banyak pasien yang tidak menyadari bahwa biduran dapat juga disebabkan oleh tekanan serta ketatnya pakaian. Untuk mengusir iritasi dan biduran, sebagian orang menyiasatinya dengan memakai bedak. Hanya saja, fungsi bedak sekedar mengeringkan. Jika ternyata bedak tadi tidak cukup bagus untuk menyerap keringat. Kulit menjadi lebih lembab, dan akhirnya malah dihampiri jamur.

 SOLUSINYA :


Jalan keluar satu-satunya untuk menghindari berbagai macam penyakit di atas adalah memakai busana yang longgar, yang tidak ngepas di badan seperti firman Alloh dalam surat Annuur ayat 30 (baca dan Telaah dengan baik). Nah, terbuktilah sekarang bahwa syariat Allah adalah yang terbaik untuk hamba-Nya....Iyakan Coooy....he4 (Sebagian Artikel ini saya dinukil dari www.dakwah-fk.com)
YAKINLAH DALAM HATIMU BAHWA SETIAP LARANGAN ALLOH ITU DEMI KEMASLAHATAN MANUSIA.....




وَمَاتَوْفِيْقِي إِلاَّبِاللهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ انِيْب


Sekian dari
al-fagir ilaLlah al-ghani 
Allama Alauddin As-Shiddiq Bin Surur Asy-syafi'ie Al qodiry Wan Naqsabandy
Pondok Pesantren "Hidayatul Mubtadi'ien"
Kaliwungu, Jombang, Jawa Timur ,Indonesia.

Jumat, Agustus 26, 2011 | 0 komentar | Read More

KESALAH PAHAMAN SEORANG MUSLIMAH DALAM MEMAKAI KERUDUNG

(Cara Memakai Jilbab yang Benar, Sedang Sebelah Kiri adalah pemakaian Jilbab yang kurang benar )

Bismillah Wal hamdulillah, wa Al sholatu Wa Al salamu Ala Rosulillah, muhammadibni Abdillah, Amma ba'du .

Pada masa sekarang ini, dapat kita perhatikan begitu banyak muslimah yang mulai sadar akan kewajiban mengenakan kerudung. Kita dapat melihat bagaimana seorang muslimah sebelumnya tidak berkerudung, kemudian mula mengenakan kerudung. Alhamdulillah,semoga allah menyayangi mereka dan memberikan petunjuk ke jalan yang lurus pada mereka. Walaupun demikian, sayangnya kebanyakan dari mereka masih belum mengenakan kerudung yang benar-benar sesuai dengan tuntunan syariat tapi lebih cenderung kepada tuntunan “mode”. Kebanyakan dari mereka memakai kerudung mengikuti trend atau hanya ingin dilihat lebih islamy. Mereka lebih mementingkan keanggunan, kecantikan tanpa memperdulikan apakah kerudung yang mereka pakai itu sudah betul atau belum. 

Kebanyakan kerudung yang dijual hari ini tidak cukup untuk menutup aurat secara sempurna melainkan meninggalkan celah-celah yang memperlihatkan aurat. Menurut jumhur ulama, aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Sebagaimana ulama ahli tafsir Imam Al-Qurthubi berkata, pengecualian itu adalah pada wajah dan telapak tangan. Yang menunjukkan hal itu adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah: 

Asma binti Abu Bakar menemui Rasulullah sedangkan ia memakai pakaian tipis. Maka Rasulullah berpaling darinya dan berkata kepadanya : “Wahai Asma ! Sesungguhnya jika seorang wanita itu telah mencapai masa haid, tidak baik jika ada bagian tubuhnya yang terlihat, kecuali ini.” Kemudian beliau menunjuk wajah dan telapak tangannya. Allah Pemberi Taufik dan tidak ada Tuhan selain-Nya”. Maka, selain muka dan telapak tangan, tidak boleh terlihat walaupun sedikit.

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam melarang para wanita muslimah berpakaian ketat apalagi jeans dan t-shirt. Dan batasan ketat adalah tergambarnya/terlihatnya bentuk salah satu anggota tubuh yang termasuk aurat. Usamah bin Zaid pernah berkata :

Rasulullah pernah memberiku baju Quthbiyah yang tebal yang merupakan baju yang dihadiahkan oleh Dihyah Al-Kalbi kepada beliau. Baju itu pun aku pakaikan pada isteriku. Nabi bertanya kepadaku : “Mengapa kamu tidak mengenakan baju Quthbiyah ?” Aku menjawab : Aku pakaikan baju itu pada istriku. Nabi lalu bersabda : “Perintahkan ia agar mengenakan baju dalam di balik Quthbiyah itu, karena saya khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tulangnya.” (Ad-Dhiya Al-Maqdisi dalam Al-Hadits Al-Mukhtarah I/441; Ahmad dan Al-Baihaqi dengan sanad Hasan).

Sungguh mengherankan sebagian muslimah yang sudah menyadari akan kewajiban menutup aurat, namun di dalam hatinya masih ada keinginan untuk menonjolkan bagian-bagian tubuhnya agar terlihat indah di mata laki-laki, Waliyyadzubillah. Sehingga mereka pun memakai kerudung secara ala-kadar saja. kesalahan muslimah dalam memakai kerudung dalam hal ini dapat dibagikan menjadi dua bagian :




1.Antara kerudung yang populer dipakai masa kini adalah kerudung lilit atau kerudung pendek. Hampir kebanyakan muslimah menggayakan kerudung jenis di mana banyak dipengaruhi oleh pemakaian artis-artis setempat . Rata-rata dari mereka akan mengatakan kerudung jenis ini ringkas, tidak rimas dan enak dipakai. Namun tidak ada keraguan lagi bahwa pemakaian kerudung jenis ini menampakan bentuk bagian dada. Padahal telah jelas sekali bahwa hal ini sangat dilarang allah SWT :

“Dan hendaklah mereka menutupkan kerudung ke dada mereka…” (QS. An Nur : 31)
2. Diantara kebiasaan yang sering dilakukan oleh seorang muslimah pada zaman sekarang ini adalah :




memasukkan kerudung ke dalam baju atau memakai jaket diluarnya (seperti yang dilakukan kebanyakan seorang muslimah disekeliling kita). Ini menyebabkan hilangnya fungsi kerudung yaitu untuk menutupi bentuk tubuh bagian atas. Memang terdapat berbagai alasan dan argumentasi dari seseorang untuk mengenakan kerudung jenis ini.

Pertama adalah untuk keperluan keselamatan, misalnya ingin memasuki makmal, kerudung perlu dimasuki ke dalam jaket bagi mengelak dari disambar api, bahan kimia dan sebagainya. Penyelesaian untuk permasalahan ini, pakailah jaket yang besar dan longgar sehingga tidak menampakkan langsung bentuk tubuh bagian atas. Namun, kalau kita lihat situasi sekarang ini, sukar untuk melihat mereka yang memakai jaket yang disebutkan itu.

Kedua pula, adalah keperluan akademik. Mereka menggayakan kerudung jenis ini dengan alasan kewajiban akademik seperti yang dapat kita lihat pada akper,baju dinas pegawai negeri, baju team pengibar sangsaka merah putih dan sebagainya.Sangat sukar sekali untuk berkompromi dengan alasan semacam ini karena ketidak bolehan memanjangkan kerudung sampai ke dada ? Mengapa mereka tidak mencotohi Pasukan Puteri Islam (malaysia) yang tampak bersahaja dan berwibawa dengan kerudung tidak dimasukkan ke dalam baju tetapi masih berfungsi sebagai satu pasukan? Ini adalah persoalan yang perlu dikaji kembali.

Kesimpulannya dapat dinyatakan disini, jumhur ulama berpendapat bahwa panjang minimal bagi suatu kerudung adalah sampai menutupi dada dengan sempurna. Namun ini bukan berarti sekadar menutupi bagian dada namun alangkah lebih baiknya bila melebihinya. Karena seringkali diterpa angin, maka bagian dada akan terbuka. Maka, tidak ada pilihan lain bagi muslimah kecuali mengenakan kerudung yang lebih panjang dari itu. Bahkan sangat baik bila kerudung menjulur panjang sampai ke punggung. Dan inilah pendapat sebagian ulama dengan mengambil zahir dari perintah Allah pada surat Al-Ahzab ayat 59 (yang artinya):

“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mumin : “Hendaklah mereka mengulurkann jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” (QS. Al Ahzab : 59)
Walau demikian kami bersyukur kepada Allah, bahwa sekarang mulai terlihat kesadaran dikalangan muslimah di negara kita untuk mulai mengenakan kerudung. Walaupun sebagian besar masih belum memenuhi kriteria syar’i, namun kami berharap saudari-saudari kita muslimah sentiasa berproses dan memperbaiki diri dalam pemakain kerudung hingga sesuai dengan apa yang ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya. Kita berharap semoga kaum muslimah kita yang dimuliakan oleh Allah, sentiasa memperbaiki diri dan menjaga kehormatan dirinya dengan taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya. Beragama dengan kaedah yang benar sesuai Al Qur’an dan As Sunnah, bukan hanya mengikuti perasaan, atau mengikuti apa yang dianggap baik oleh kebanyakan orang. Baik menurut alloh terkadang belum tentu baik menurut manusia , Wallahu ta’ala a’lam.
Jumat, Agustus 26, 2011 | 0 komentar | Read More

Alasan Seorang muslimah Membuka Aurat Dan Tidak Mau Berkerudung

Oleh : Santri Salaf

Akhir akhir ini, saya seringkali mendapat pertanyaan yang sama mengenai isu-isu aurat. Bagaimana hendak menjawab alasan mereka yang tak menutup aurat? Bagaimana hendak menarik mereka memakai kerudung? Bagaimana memberi kefahaman kepada mereka tentang aurat? Dan lain-lain lagi. Di sini saya berusaha mengumpul alasan-alasan dan hujah-hujah balas buat si pelaku pembuka aurat. Terima kasih kepada sumber-sumber terkait, TERUTAMA IBU-IBU PENGAJIAN KULTUM BA’DA SUBUH yang telah meginspirasikan buat saya untuk menulis tulisan yang sangat sederhana namun bermakna menurut saya pribadi Dan artikel ini bukan saja tertumpu pada isu memakai kerudung, namun juga juga membahas tentang muslimah yang berkerudung pendek, memakai sendat serta kaum muslimin sendiri yang membuka aurat. Insyaallah semoga bermanfaat buat mereka-meraka yang ingin mencari Jawaban pada mengenai isu ini.
---------------------------------------------

1. Walaupun membuka aurat, tapi masih menjaga harga diri dan tidak melakukan perkara tak senonoh?
”Janganlah nilai orang dari luarannya. Don’t judge a book by its cover!”
"Walaupun tidak pakai kerudung, saya tetap masih menjaga solat dan menjaga tingkah laku"

Jawaban:

Adakah anda mendakwa diri anda mempunyai hati yang suci, iman yang tinggi dan kononnya ia sudah cukup menjamin harga diri tanpa perlu menutup aurat? Tetapi adakah anda berani menjamin bahwa semua lelaki ajnabi yang melihat aurat anda mempunyai hati sesuci dan iman setinggi anda juga? Langsungkah mereka tidak memberi kesan dan tidak membangkitkan nafsu birahi mereka yang berada di hadapan anda? Jadi, perlu diberi kefahaman bahwa kewajiban wanita menutup aurat bukanlah semata-mata untuk menjaga maslahat dan harga diri pihak wanita itu sendiri, tetapi maslahah yang lebih besar ialah menjaga masyarakat yang berada di sekelilingnya agar tidak terfitnah disebabkan budaya mendedahkambuka aurat tersebut. Betapa banyak pemerkosaan dan pencabulan bermuara daripada wanita sendiri yang mempamerkan tubuh badannya yang terbuka di hadapan mata laki-laki lelaki. Maka tutuplah aurat bukan sekadar untuk anda, tetapi juga demi kemaslahatan orang lain di sekeliling. [1]

2. Perempuan yang berkerudung lebih baik akhlaknya daripada tak berkerudung?
"Alah… perempuan pakai kerudung pun belum tentu berkelakuan baik!"
“Ada juga teman saya yang betul-betul menutup aurat tetapi perilaku dan kelakuan mereka lebih buruk dari perempuan yang tidak memakai kerudung!”
“Ada seorang kakak tu pakai kerudung, tapi perilakunya buruk, mengumpat sana mengumpat sini”
“kata Siapa orang tak pakai kerudung semua jahat?”

Jawaban:

Ungkapan anda ini seolah-olah sedang memperlemah keimanan orang yang sedang berusaha mentaati perintah Allah (dalam bab tutup Aurat). Apakah anda mengira bahwa anda sudah lebih baik berbanding orang yang menutup aurat tersebut apabila anda berani melafazkan ungkapan seperti itu, sedangkan anda sendiri membiarkan aurat anda terbuka? Sangat tidak benar sekali dalam maslah agama, untuk kita membandingkan diri kita dengan mereka yang lebih buruk agama dan akhlak. Ini adalah teknik Syaitan untuk menghentikan seseorang dari melakukan usaha memperbaiki diri kepada yang lebih baik.
Nabi bersabda: Dua perkara yang sesiapa dapat perolehinya akan ditulis dirinya sebagai hamba yang bersyukur dan sabar dan siapa yang gagal dalamnya, tidak akan ditulis sebagai orang bersyukur dan sabar. Yaitu sesiapa yang melihat tentang agamanya kepada mereka yang jauh lebih baik darinya, lalu ia berusaha mengikutinya, dan dalam hal keduniaan mereka melihat kepada orang-orang yang kurang darinya sehingga ia memuji Allah atas nikmat yang diperolehinya. (HR At-Tirmidzi) [2]

3. Tidak mau terpaksa dalam berkerudung?
"Berkerudung itu perlu keikhlasan…"
“Saya mau berubah karena saya sendiri yang ingin berubah. Saya mau melakukannya dengan ikhlas, bukan karena disuruh.”
“Buat apa pakai kerudung kalau hati tak betul”

Jawaban:

Allah swt dan RasulNya telah mengarahkan seluruh wanita muslimah WAJIB untuk menutup aurat tidak memandang entah seseorang itu ikhlas atau tidak, suka atau tidak, disuruh oleh orang lain atau terbit dari hatinya sendiri. Sama seperti mendirikan solat, membayar zakat, puasa Ramadhan dan semua petunjuk serta larangan Islam yang lain, sama ada seseorang itu ikhlas atau tidak, terpaksa atau tidak. Sekiranya ikhlas dijadikan alasan maka, ramai diluar sana tidak perlu solat 5 waktu karena sukar mencapai tahap keikhlasan yang ingin dicapai.
Perlu diingatkan, jika seseorang menutup aurat secara ikhlas atau separuh ikhlas, maka dia akan beroleh ganjaran sekadar keikhlasannya. Namun tanggungjawab fisik yang diwajibkan oleh agama dikira sudah terlaksana secara zahirnya. ATAU kata lainnya, tatkala itu dia hanya BERDOSA SEKALI yaitu karena tidak melaksanakannya secara ikhlas, tetapi dia terhindar dari dosa tidak mengerjakan yang wajib ke atasnya secara zahir. Namun jika dia degil dan tidak menutup aurat, atas alasan TIDAK IKHLAS, TIDAK MAU HIPOKRIT dan sebagainya, tindakannya itu menjadikannya BERDOSA di sisi Allah secara fizikal dan juga spiritual, atau dalam kata lainnya, dia berdosa DUA KALI. Dosa di level pertama dan kedua sekaligus, malah lebih musnah apabila dosa level pertama itu sangat mudah bercambah apabila ia berjangkit kepada orang lain, seperti apabila saja ada mata lelaki bukan mahram yang melihat, ketika itu dosa bukan hanya dua kali tetapi sebanyak mata lelaki yang melihat. Adapun bagi mereka yang tidak ikhlas tadi, at least dia sudah terselamat dari cambahan dosa dari mata lelaki. [3]

4. Menunggu diperintahkan untuk berkerudung?
“Biarlah ianya datang daripada saya sendiri, bukan dipaksa sesiapa. Bila tiba masa, Insyaallah saya berkerudung”
“Saya tahu hari itu akan tiba tetapi bukan sekarang”
“Insyaallah, apabila sudah berkahwin barulah saya bersedia”

Jawaban:
Jika bukan sekarang, maka adakah apabila sudah terlantar di rumah mayat baru ingin berubah? Sedarilah wahai diri, bahwa kematian akan datang secara tiba-tiba dan tiada sebarang jaminan umur masih panjang beberapa minggu lagi. [3]

Sumber:
[1] http://abuumair1.wordpress.com/2010/02/26/buat-apa-pakai-kerudung-kalau-hati-tak-betul/
[2] http://latahzan00.blogspot.com/2010/07/alah-perempuan-pakai-kerudung-pun.html
[3] http://www.zaharuddin.net/index.php?option=com_content&task=view&id=898&Itemid=72
Jumat, Agustus 26, 2011 | 0 komentar | Read More

Tabarruj (Bersolek/Berhias) Di Facebook



Facebook merupakan laman sosial kegilaan ramai buat masa kini. Cukup aneh untuk berjumpa dengan seseorang yang tidak mempunyai sekurang-kurangnya sebuah akaun facebook. Namun di sebalik penggunaan facebook ini, tanpa kita sedari berbagai dosa berlaku di kalangan pengguna. Ustadz Zaharudin (Malaysia) pada sebuah situs di internet pernah mengulas mengenai dosa-dosa & facebook, bagaimanapun saya ingin menfokuskan pada salah satu point yang diberi beliau ialah 'terlebih gambar'. Sikap suka menunjuk-nunjuk gambar boleh dikaitkan dengan tabarruj, ialah suatu dosa yang dianggap remeh oleh masyarakat kita. Apakah itu tabarruj? Suatu persoalan yang perlu dihurai lanjut.

TABARRUJ ialah mendedahkan kecantikan rupa paras sama ada kecantikan itu di bahagian muka atau di anggota-anggota badan yang lain. Al-Bukhari rahmatullah 'alaihi ada berkata:
“tabarruj, ialah seorang wanita yang memperlihatkan kecantikan rupa parasnya”.

Untuk menjaga masyarakat daripada bahaya menampakkan ‘aurat dan disamping menjaga kehormatan wanita dari semua pencerobohan, maka dengan yang demikian Allah melarang setiap wanita yang berakal lagi telah baligh dari bertabarruj. Allah s.w.t telah berfirman dalam surah an-Nur ayat 31 yang artinya :

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang bisa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain tudung ke dadanya, dan jangan menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, putera-putera lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan lelaki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang ‘aurat wanita. Dan jangalah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka.Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”

Dengan ini jelas bahwa semua corak perhiasan di anggota badan atau di pakaian, adalah boleh membawa fitnah. Dengan inilah Allah melarang bermake-up. Larangan seperti ini hanya sanggup ditaati oleh wanita-wanita yang beriman saja karena takut kepada kemurkaan Allah dan siksaan dari-NYA. Berikut pula mari kita renungi firman Allah khasnya yang ditujukan kepada isteri-isteri Rasulullah s.a.w yang bermaksud:

“Hai isteri-isteri Nabi(a.s), kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kau bertaqwa. Karena itu janganlah kamu terlalu lunak dalam bicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada perasaan serong di dalam hatinya, tetapi ucaplah perkataan yang baik.” (Al-ahzab: 32)

Pada ayat ini dapatlah difahamkan bahwa suara lemah lembut adalah sebahagian daripada ‘aurat wanita juga.Kembali lagi kita kepada jenis alat-alat make-up. Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud:

“Andainya wanita keluar dari rumah serta memakai bau-bauan, maka dia sudah dianggap melakukan perzinaan”

Penggunaan wangi-wangian sembur atau jenis jenis bauan bagi kaum wanita diwaktu keluar dari rumah adalah dilarang, karena syari’at Islam, apabila melarang perzinaan, maka segala sumber-sumber dan ciri-ciri yang membawa kepada perbuatan keji tadi semuanya juga dilarang.

Ummu salamah ada menceritakan, artinya sebagai berikut:

“ Asma’ binti Abu Bakar telah menziarahi Rasulullah s.a.w pada suatu hari dengan pakaian yang nipis. Lantas Rasulullah.s.a.w menasihatinya dengan bersabda yang maksudnya :“ Wahai Asma’, sesungguhnya seseorang gadis yang telah berhaidh (baligh), tidak harus baginya menzahirkan anggota badan, kecuali ini dan ini.” Ketika itu, Rasulullah s.a.w mengisyaratkan kepada muka dan kedua tapak tangan.


Sekarang kita khususkan konsep tabarruj ke dalam penggunaan facebook. Lihat-lah sebentar ke laman facebook dan lihatlah bertapa ramai muslimah tanpa segan meletakkan gambar-gambar memperlihatkan kecantikan masing-masing dengan berbagai aksi. Macam-macam gaya ditunjukkan, ada yang menunjukkan peace, ada yang melototkan mata, memuncungkan mulut dan sebagainya. Apabila bila ditanya apakah motif memperlihatkan gambar sedemikian rupa? Rata-rata akan menjawab sekadar berbagi kegembiraan, pengalaman dan sebagainya. Namun tidakkah dapat kita berfikir sejenak, memperlihatkan gambar tersebut boleh mendatangkan berbagai respon dan persepsi ramai. Terutamanya kepada kaum berlawanan, gambar tersebut dapat mendatangkan keghairahan. Jikalah kaum hawa mengetahui apakah kaum adam berkata sesama sendiri mengenai gambar tersebut, niscaya mereka tidak akan meletak gambar sedemikian rupa lagi!


Islam merupakan agama yang menghendaki kita bersederhana. Janganlah berlebih-lebihan meletak gambar, seolah-olah saling berlawan siapakah memiliki paling banyak gambar. Jika tersangat beringinan untuk menunjukkan wajah diri sebagai pengenalan diri, cukuplah sekadar meletak satu gambar dengan syarat gambar tersebut tanpa aksi-aksi tertentu yang mampu menarik perhatian orang luar. Mudah-mudahan kita mampu melawat sifat ingin menunjuk-nunjuk ini. Nah... mulalah berubah. Anda mampu untuk mengatasi penyakit ini!

Semoga kita di jaga Alloh dari semua hal yang dimurkai-NYA,Amin..


Wallohu 'alam Wa ilahil Musta'an.....
Jumat, Agustus 26, 2011 | 0 komentar | Read More